SuaraBanyuurip.com – Arifin Jauhari
Bojonegoro – Komunitas Pelukis Bojonegoro, Jawa Timur, yang tergabung dalam New Citra Rupa (NCR) mempersembahkan karya 16 pelukis beraliran realis ekspresif dalam pameran lukisan yang digelar di Gedung PCK (Polisi Chusus Kehutanan) Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Bojonegoro.
Wakil Ketua Panitia Pameran Lukisan, Kismadi mengatakan, pameran lukisan yang ditempatkan di gedung PCK diikuti oleh 16 pelukis anggota NCR. Dari total anggota sebanyak 25 anggota. Dimana masing-masing pelukis memamerkan lima karya besar lukisan. Terdiri satu lukisan master dan empat lukisan pendamping.
Lukisan besar atau master yang ditentukan panitia, berukuran 2×1 meter. Sedangkan lukisan pendamping berukuran 1×1 meter. Total sebanyak 80 karya lukis dipamerkan dari pelukis yang seluruhnya berdomisili di Bojonegoro.
“Seluruh lukisan yang dipamerkan menganut aliran realis ekspresif. Kecuali satu, yaitu karya Mas Wahyu Subakdiono yang beraliran abstrak. Sebagai bentuk penghormatan kami kepada beliau selaku pendiri Citra Rupa,” kata Kismadi kepada SuaraBanyuurip.com, Kamis (25/11/2021).
Pameran salah satu cabang dari seni rupa itu, kata Kismadi, direncanakan berlangsung mulai tanggal 25 sampai dengan 29 November 2021. Merupakan yang perdana pasca pandemi, dan sebagai pameran terbesar yang pernah digelar.
“Tujuan pameran ini untuk mengangkat seniman Bojonegoro. Karena kita belum melihat ada pelukis Bojonegoro ke kancah nasional, atau barangkali belum tampak hingga hari ini,” ujarnya.
Selain karya dari para seniman senior, terdapat karya seniman muda, yang dinilai Kismadi sangat berpotensi ke tingkat nasional. Yaitu lukisan buah karya Yanto Kesit.
Tak hanya berhenti di pameran kali ini saja, Kismadi juga berencana untuk mengadakan pasar seni. Serta perlombaan untuk mencari bibit seniman lukis baru di Bojonegoro.
“Harapan kami kedepan, kegiatan seni khususnya seni lukis bisa lebih mendapat dukungan dari Dinas Budaya dan Pariwisata (Disbudpar),” harapnya.
Sementara itu, Sekretaris Disbudpar Bojonegoro, Muhammad Chumaidi, menyambut baik dan memberi apresiasi kegiatan pameran yang diselenggarakan NCR. Bahkan Disbudpar siap mendukung kegiatan seni yang dianggap perlu ruang untuk menempatkan buah kreasi para seniman. Yang tentu menyesuaikan dengan anggaran yang tersedia.
“Saya tadi keliling, bagus. Tapi kesan yang kita tangkap itu kok mahal ya. Barangkali bisa ada lukisan yang secara ekonomis bisa lebih terjangkau,” ujarnya.
Terpisah, seniman senior, pelukis, dan sastrawan, Wahyu Subakdiono, membenarkan karya lukis beraliran abstrak yang turut dipamerkan adalah penghormatan dari panitia. Pasalnya NCR berasal dari Komunitas Citra Rupa yang pernah dia dirikan.
“Memang pameran lukisan itu mestinya realis. Namun karena menggunakan nama Citra Rupa, maka saya mendapat kehormatan, ikut dalam pameran ini. Walau saya satu-satunya yang corak/cirinya abstrak. Karena dulu saya termasuk Pendiri Citra Rupa,” terangnya.
Ditambahkan, Citra Rupa dulu didirikan oleh Seniman Lukis Bojonegoro tahun 2001. Antara lain. S.John (ikut pameran), Almarhum (Alm) Handoko, Alm Saiful, Alm Zaenal, dan termasuk dirinya (Wahyu Subakdiono).
“Dulu CITRA RUPA sangat diperhitungkan, karena merupakan kelompok seni lukis yang sudah pameran ke beberapa kota di Jawa. Diantaranya Jakarta, Surabaya, Gresik, Solo dan lain lain. Di Bojonegoro malah tidak terhitung, saking seringnya,” tandas Kang Mas Wahyu, yang juga Ketua Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) Cabang Bojonegoro.(fin)