Konsisten Berkarya, Mamik Slamet Berharap Pemkab Bojonegoro Bangun Gedung Kesenian

24112

SuaraBanyuurip.com -  Joko Kuncoro

Bojonegoro – Mamik Slamet tak pernah berhenti berkarya di dunia kesenian yakni seni lukis dan patung. Ia bergelut di kesenian semenjak 1983 lalu, dan konsisten hingga sekarang. Sebab, bagi Mamik berkesenian telah menjadi bagian hidupnya.

“Ya, sampai sekarang masih eksis dan tak pernah berhenti. Karena dunia seni, sudah menjadi tempat mencari kebutuhan hidup,” jelasnya mengawali cerita.

Mamik mengaku, waktu kecil sebetulnya tak memiliki bakat melukis. Akan tetapi, karena mempunyai kemauan kuat ia kemudian belajar melukis dari kakak iparnya yang kebetulan memiliki jiwa seni.

Waktu itu, ia mengawali melukis dari menggambar reklame-reklame di pinggir jalan untuk berbagai event. Ia juga pernah membuat gambar untuk bioskop, serta gambar untuk event-event perusahaan rokok. Namun, pengerjaannya secara manual karena pada tahun 80 an belum ada alat cetak banner seperti sekarang.

“Saat itulah, saya mulai menekuni dunia seni. Meski tak memiliki bakat, tapi jika ada kemauan belajar pasti bisa. Kemarin, sembilan karya lukisan saya diborong orang, padahal tidak pernah menawarkan karya karena penjualan di rumah,” jelasnya sebagaimana dikutip dari Channel YouTube dariNOL.

Baca Juga :   Dewan Riset Daerah Apresiasi Geliat Seni Rupa di Bojonegoro

Sebenarnya, Mamik bukan hanya berbakat melukis saja akan tetapi ia juga bisa membuat patung. Misalnya, ia pernah membuat patung Burung Mliwis Putih dengan tinggi lima meter yang bertempat di Taman Rajekwesi Bojonegoro.

Patung Mliwis Putih itu, ia kerjakan dalam waktu 20 hari pada 2016 lalu. Kerangkanya, terbuat dari besi dan kemudian dilapisi semen agar terbentuk burung Mliwis. Dalam membuat patung ini, kata di, kualitas kekuatan harus dijaga dan kontruksi harus benar-benar diperhatikan.

“Itu agar bisa bertahan lama. Pengerjaan patung Mliwis Putih saya dibantu dua orang tukang. Karena waktu itu kali pertama saya membuat patung,” jelas pria asal Kelurahan Ngrowo, Kecamatan/Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur itu.

Menurut dia, patung Mliwis Putih terbesar yang pernah ia buat. Setelah itu, membuat patung Dewa Amor sebanyak dua buah dan tari bali dengan tinggi dua meter.

“Rata-rata untuk pembuatan patung permintaan dari dalam kota semua,” kata Mamik.

Dia menambahkan, untuk menciptakan regenerasi pelukis maupun patung harus ada peran dari lembaga. Misalnya dari sekolah menengah atas (SMA) perannyaa sangat penting termasuk kegiatan melukis dalam sekolah.

Baca Juga :   Kolaborasi Lintas Seniman dan Budayawan di Festival Bengawan

“Harapannya Pemkab Bojonegoro atau Bupati Anna Mu’awanah membuat gedung kesenian agar para seniman tidak menyewa saat mengadakan pameran,” tambahnya.(jk)

» Klik berita lainnya di Google News SUARA BANYUURIP

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *