SuaraBanyuurip.com – Arifin Jauhari
Bojonegoro – Jumlah produksi padi di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, mengalami penurunan hingga 38.831 ton. Kondisi tersebut ditengarai adanya serangan hama dan banjir yang mengakibatkan gagal panen.
Kepala Dinas Ketananan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Bojonegoro, Helmy Elisabeth mengatakan, jumlah produksi padi di Bojonegoro pada 2021 mengalami penurunan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Berdasarkan data Biro Pusat Statistik (BPS).
“Kalau produksi padi itu kan kami masih menggunakan data BPS ya. Kalau data BPS memang ada penurunan,” katanya kepada SuaraBanyuurip.com, Kamis (10/02/2022).
Sesuai data BPS Jawa Timur, kata Helmy, jumlah produksi padi pada 2021 sebanyak 690.084 ton dan pada 2020 sebanyak 728.915,12 ton. Data tersebut menunjukkan penurunan produksi padi sebesar 38.831 ton.
Dijelaskan, pada musim tanam 2021 banyak tanaman padi yang mengalami puso, baik diakibatkan serangan hama maupun terdampak banjir.
“Meski data di BPS mengalami penurunan, namun data di internal kami mengalami kenaikan,” ujarnya.
Menurut Helmy, lahan-lahan produktif yang menyumbang produksi padi sebagian besar berada di tepian sungai bengawan solo. Termasuk sepanjang Kecamatan Kanor dan Baureno. Tetapi pada akhir Januari 2022 kemarin lahan padi yang rata-rata berumur 90 hari di wilayah itu tergenang banjir akibat jebolnya tanggul kali ingas. Sehingga dipanen lebih awal.
“Namun, untuk data pasti jumlah tanaman padi yang terdampak banjir di kali ingas kami belum mengetahui,” pungkasnya.(fin)