SuaraBanyuurip.com – d suko nugroho
Jakarta – Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) Premier Oil, bagian dari Harbour Energy company, operator Blok Andaman II yang terletak 150 km lepas pantai Aceh menemukan cadangan minyak dan gas bumi. Berdasarkan pengujian, sumur eksplorasi Timpan-1 mengalirkan gas sebesar 27 juta kaki kubik perhari (MMSCFD) dan 1.884 barel kondensat per hari (BOPD).
Penemuan tersebut diperoleh setelah Premier Oil menyelesaikan pengeboran sumur eksplorasi Timpan-1 pada kedalaman air 4.245 kaki. Sumur di bor secara vertikal total pada kedalaman 13.818 kaki di bawah laut.
Premier Oil Andaman Ltd. akan segera melakukan studi evaluasi post drill untuk menentukan langkah eksplorasi selanjutnya dalam usaha mengkomersialisasikan penemuan tersebut di lepas pantai cekungan Sumatera Utara.
Deputi Perencanaan SKK Migas Benny Lubiantara menyampaikan apresiasi kepada jajaran SKK Migas terkait dan Premier Oil atas kerja keras dan sinergi yang dilakukan sehingga berhasil ditemukan cadangan migas di Blok Andaman II.
“Komitmen kita bersama untuk mendorong eksplorasi di tahun 2022 yang lebih masif dibandingkan tahun lalu telah membuahkan hasil yang positif. Penemuan ini tidak hanya kabar yang menggembirakan bagi Premier Oil sebagai operator, tetapi juga bagi industri hulu migas secara keseluruhan karena akan memberikan kontribusi bagi upaya pencapaian target 2030 yaitu produksi minyak 1 juta BOPD dan gas 12 milliar kaki kubik feet per hari (BSCFD),” ujar Benny dalam keterangan tertulisnya yang diterima suarabanyuurip.com.
Benny menambahkan mulai membaiknya harga minyak dunia di akhir tahun 2021 yang lalu disikapi SKK Migas dan KKKS untuk melakukan program kerja yang lebih agresif dan masif, termasuk program pengeboran sumur eksplorasi.
“Komitmen pengeboran eksplorasi yang lebih masif terlihat dari program pengeboran sumur eksplorasi di tahun 2022 yang mencapai 42 sumur atau tinggi dibandingkan realisasi pengeboran sumur eksplorasi tahun 2021 yang sebanyak 28 sumur,” jelasnya.
SKK Migas, lanjut Benny, akan mendorong Premier Oil untuk melakukan pengeboran di struktur lain di Blok Andaman yang memiliki sejumlah struktur serupa.
“Setelah penemuan dari pengeboran sumur Timpan-1 yang dilakukan pada satu struktur, saya mendapatkan laporan Premier Oil akan fokus pada struktur-struktur di area barat yang memiliki play yang sama dengan yang discovery sekarang ini. Ini adalah kabar yang menggembirakan, dan optimis kedepannya akan ditemukan lagi cadangan migas di blok ini,” imbuh Benny.
“Eksplorasi di offshore Aceh telah berakhir di tahun 2012 atau 10 tahun yang lalu, Premier Oil kembali melakukan eksplorasi setelah melihat potensi yang sangat baik di blok ini, dan kita peroleh kabar baik dengan ditemukannya migas. Seiring dengan akan dimulainya pembahasan work, program & budget (WPnB) tahun 2023, maka SKK Migas akan mendorong Premier Oil untuk kembali melakukan investasi di blok ini, agar dapat ditemukan discovery dimasa mendatangâ€, imbuh Benny.
Menurutnya, Blok Andaman dekat dengan infrastruktur migas sehingga setiap penemuan di blok ini akan lebih cepat untuk dapat dilakukan komersialisasi.
“Mudah-mudahan kedepannya dapat menghidupkan kembali infrastruktur migas di Arun Aceh,” tegasanya.
Ditambahkan, SKK Migas akan segera melakukan koordinasi dengan KKKS Premier Oil agar temuan hasil pengeboran sumur eksplorasi Timpan-1 dapat secepatnya ditindaklanjuti dalam upaya mengkomersialisasikan sehingga akan berdampak positif bagi peningkatan produksi migas nasional.
“Momentum harga minyak dunia yang tinggi dan diprediksikan akan berlangsung dalam waktu yang lama, akan membantu meningkatkan keekonomian dalam pengembangan proyek di hulu migas, sehingga kesempatan ini sudah seharusnya dapat ditindaklanjuti oleh Premier Oil dengan segera melakukan plan of development (POD) atas hasil penemuan tersebut,” pungkas Benny.
Sebagai informasi, KKKS Premier Oil merupakan anak usaha Harbour Energy, salah satu perusahaan migas dunia dari negara Inggris. Primer Oil memiliki participating interest sebesar 40% sekaligus menjadi operator, BP 30% dan Mubadala Petroleum 30%. Hal ini menunjukkan bahwa potensi hulu migas di Indonesia masih menarik bagi investor asing.(suko)