SuaraBanyuurip.com – Joko Kuncoro
Bojonegoro – Memasuki musim kemarau Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro, Jawa Timur menyiapkan air bersih 400 tangki. Hal itu, dilakukan untuk desa yang menjadi langganan kekeringan. Sebanyak 19 desa di 8 kecamatan yang rawan kekeringan dan krisis air bersih.
“Kami masih melaksanakan pemetaan dengan mengacu data kekeringan tahun lalu. Karena tahun ini belum ada permintaan dari warga untuk dropping air yang masuk ke BPBD,†kata Sekretaris BPBD Bojonegoro, Zaenul Ma’arif.
Dia mengatakan, sesuai data BPBD Bojonegoro, tahun lalu setidaknya sebanyak 2.088 kepala keluarga (KK) atau 5.833 jiwa yang terdampak kekeringan. Mereka tersebar di 28 dusun dari 19 desa di 8 kecamatan di Bojonegoro.
Diantaranya, desa-desa itu meliputi Desa Pelem dan Desa Tlatah, di Kecamatan Purwosari, Desa Jatimulyo, Gamongan, Malingmati, Sukorejo, Ngrancang dan Desa Bakalan, yang berada di Kecamatan Tambakrejo. Sementara, terdapat empat desa yang juga rawan kekeringan di Kecamatan Temayang, yakni Desa Brabuhan, Bakulan, Pandantoyo dan Desa Kedungsari.
Kemudian, terdapat satu desa di masing-masing kecamatan yang juga terancam kekeringan, yakni Desa Margoagung di Kecamatan Sumberrejo, Desa Jelu di Kecamatan Ngasem dan Desa Sumodikaran yang berada di Kecamatan Dander. Selain itu, terdapat dua desa di Kecamatan Kedungadem dan Kecamatan Sekar, yakni Desa Kesongo dan Kepohkidul.
“Sementara di Kecamatan Sekar, yakni Desa Klino dan Bareng,†kata Arif, Jumat (5/8/2022).
Menurut dia, dengan mengacu pada data tahun 2021, BPBD Bojonegoro akan mengalokasikan sebanyak 400 tangki untuk warga yang dilanda kekeringan.
“Untuk tiap tangki berisi 6000 liter air bersih yang nantinya akan disalurkan ke desa rawan kekeringan,” katanya.(jk)