Suarabanyuurip.com – Arifin Jauhari
Bojonegoro – Pemerintah Desa (Pemdes) Pacing, menggelar acara tasyakuran HUT (Hari Ulang Tahun) ke 117 Desa Pacing, Kecamatan Sukosewu, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, Rabu (28/09/2022).
Hadir dalam kegiatan, Wakil Bupati (Wabup) Bojonegoro, Budi Irawanto, Camat dan Forkopimca Sukosewu, Kepala Desa Pacing, Badan Permusyawaratan Desa (BPD), Karang Taruna, tokoh masyarakat, dan warga masyarakat Desa Pacing.
Dalam sambutannya, Kepala Desa (Kades) Pacing, Didik Purwahyudi, mengucapkan terima atas kehadiran Wabup Bojonegoro. Acara tasyakuran ini digelar dengan tujuan bisa menjadi sarana jalinan silaturahmi guna mempererat kerukunan warga.
“Kami tetap berusaha dan mengayomi segala lapisan masyarakat. Apapun kegiatan masyarakat. Kalau dulu ada sedekah bumi, kali ini dikemas oleh Pemdes berupa tasyakuran HUT ke 117 Desa Pacing,” katanya.
Dijelaskan bahwa di Desa Pacing terdapat tiga organisasi massa (Ormas) keagamaan, yaitu LDII, Muhammadiyah, dan NU. Dalam mengemban amanat jabatan, dia mengaku tidak tebang pilih, tidak membeda bedakan antar Ormas, semua diayomi.
“Masyarakat tidak perlu khawatir, semua dijamin kegiatannya. Baik kegiatan bersifat budaya maupun keagamaan. Tidak ada yang kami beda bedakan,” tegas Didik.
Sementara itu, Wabup Budi Irawanto, mengatakan, tradisi tasyakuran dalam berbagai bentuk, baik manganan, sedekah bumi, nyadran, dan sebagainya masih tetap dilestarikan oleh seluruh warga. Baik di pedesaan maupun perkotaan.
Hal ini merupakan tanda bahwa masyarakat masih menghormati tradisi leluhur, adat istiadat yang baik yang diwariskan secara turun temurun. Begitu pula, dengan begitu seni budaya turut pula terpelihara.
Karena adat berbeda beda, ada desa yang melengkapi kegiatan tasyakuran dengan hiburan seni wayang, ada pula yang seni tayub, atau campursari, misalnya. Maka hidup dan berkembang juga kegiatan seni dan budaya tradisional.
“Mayoritas desa melakukan tradisi baik ini. Untuk bersyukur atas kesehatan, kelimpahan rejeki, dan keselamatan. Yang penting warga desa bisa hidup harmonis. Saling menghormati tiap perbedaan,” tandas politisi dari PDI Perjuangan ini.
Di tempat yang sama, Camat Sukosewu, Djamari, memberikan apresiasi atas kegiatan yang melambangkan penghargaan kepada para leluhur yang telah “babad alas” pertamakalinya.
Sebagai wujud syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena pada waktu setahun yang telah dilewati, masyarakat Desa Pacing dalam keadaan sehat wal Afiat, panen berhasil, dan selalu dalam keluasan rejeki.
“Semoga tahun tahun kedepan, Desa Pacing dijauhkan dari bala, selalu diberi kemudahan dalam hal apa saja,” pungkasnya.
Tasyakuran ditandai dengan doa bersama dan dilanjutkan dengan sajian olah seni budaya karawitan Langen Tayub “Margo Laras” dari lamongan, dan dimeriahkan oleh para waranggana, yakni Nyi Mira, Nyi Yasmi, dan Nyi Wariati.(fin)