Suarabanyuurip.com – Arifin Jauhari
Bojonegoro – Operator lapangan minyak Banyu Urip, Blok Cepu, ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) menyatakan, bahwa tugas utama yang dilakukan oleh Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) dan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) di wilayah kerjanya dapat berlangsung dengan baik.
Sehingga produksi minyak nasional tidak terganggu. Untuk itu dukungan masyarakat sekitar area operasi sangat diperlukan dalam mendukung kelancaran produksi minyak nasional yang dihasilkan dari lapangan minyak Banyu Urip. Karena menjadi salah satu sumber pendapatan negara.
“Kami berterima kasih atas dukungan dari masyarakat dan terkait sekitar fasilitas obyek vital nasional. Karena tanpa kontribusi dari masyarakat, tentu operasi EMCL bersama SKK Migas tidak akan berhasil,” ucap Community Relation Supervisor EMCL, Beta Wicaksono, di sela-sela kegiatan serah terima infrastruktur publik di Desa Bonorejo, Kecamatan Gayam, Selasa (15/11/2022) kemarin.
Disebutkan bahwa relatif banyak desa yang dilewati jalur pipa minyak. Yakni kurang lebih 56 desa dari Bojonegoro hingga Tuban, Jawa Timur. Oleh sebab itu, EMCL juga menjamin agar masyarakat sekitar jalur pipa minyak aman dari kegiatan operasi migas.
“Jadi tugas utama kami adalah memastikan bahwa operasi migas yang dilakukan oleh EMCL dan SKK Migas berlangsung baik. Sehingga produksi nasional tidak terganggu, dan pendapatan negara juga tidak terganggu,” ujarnya.
Jaminan agar pendapatan negara tidak terganggu, lanjut Beta, karena bagi hasil minyak dalam production sharing contract (PSC) negara memperoleh bagian 85 persen. Sementara kontraktor kontrak kerja sama hanya mendapat bagian 15 persen.
Dia menjelaskan, 15 persen dari produksi minyak Banyu Urip kemudian baru dibagi. EMCL mendapat bagian 45 persen, Pertamina EP Cepu 45 persen. Sisanya yang 10 persen dibagi ke BUMD Bojonegoro, BUMD Provinsi Jawa Timur (Jatim), BUMD Blora, dan BUMD Provinsi Jawa Tengah (Jateng).
“Jadi bisa dibayangkan, kalau misalnya satu hari saja lapangan minyak tidak berproduksi karena terganggu, sudah berapa banyak kerugian yang dialami negara,” tandasnya.
Menanggapi hal itu, Kepala Dinas Perdagangan, Koperasi dan Usaha Mikro, Sukaemi, mengajak masyarakat Bojonegoro bersama-sama menjaga objek vital nasional yang ada. Sehingga dapat berjalan lancar sesuai harapan.
“Karena dari proyek nasional di Bojonegoro ini banyak manfaat dan barokah yang sangat kita harapkan,” katanya.
Untuk diketahui, dari 10 persen PI (Participating Interest) Blok Cepu dibagi empat BUMD. Yakni BUMD Bojonegoro mendapat 4,5%, Blora 2,28 %, Provinsi Jateng 1,1% dan Provinsi Jatim 2,2%.(fin)