527 Sumur Migas Tak Aktif Akan Dibor Lagi, Berpotensi Tambah Produksi 7.398,6 BOPD

Sumur-sumur migas di lapangan eksisting di Blok Rokan akan dibor lagi untuk mendongkrak produksi.

Suarabanyuurip.com – d suko nugroho

Bali – Sebanyak 527 sumur di Lapangan eksisting akan dioptimalkan melalui reaktivasi idle well untuk mencapai target produksi minyak 1 juta BOPD dan gas 12 BSCFD pada tahun 2030. Dari pengeboran kembali ratusan sumur tidak aktif itu berpotensi menambah produksi migas sebesar 7.398,6 BOPD.

Kepastian pengeboran kembali sumur produksi yang lama tidak aktif itu telah tertuang dalam penandatanganan Head of Agreement (HoA) batch 1 Kerja Sama Aliansi Strategis Reaktivasi Idle Well Pertamina Regional 1 dengan 6 Provider Teknologi dalam The 3rd International Convention on Indonesian Upstream Oil and Gas (IOG) di Nusa Dua Bali.

Menyaksikan penandatanganan adalah Direktur Pembinaan Usaha Hulu Migas Direktorat Jendral (Ditjen) Migas Kementerian ESDM Noor Arifin Muhammad dan Deputi Operasi SKK Migas Julius Wiratno.

Noor Arifin Muhammad menyampaikan, Ditjen Migas Kementerian ESDM bersama SKK Migas dan Pertamina Hulu Rokan Regional 1 berkolaborasi dan bersinergi secara intensif menyusun Program Kerja Sama Reaktivasi Idle Well di luar program WP&B, dengan jumlah idle well di Zona 1 dan 4 Wilayah Kerja (WK) PEP sebanyak 507 sumur serta Zona 2 & 3 WK Rokan sebanyak 20 sumur, dengan potensi initial gain produksi dari seluruh sumur sebesar 7.398,6 BOPD.

“Pemerintah mendorong setiap upaya untuk menaikkan produksi migas. Sesuatu yang baru seperti teknologi atau lainnya, kita invite sebanyak mungkin dengan garis batas kita adalah tidak melanggar peraturan,” jelas Noor Arifin.

Dia melanjutkan, sumur yang direaktivasi ini merupakan sumur produksi atau sumur injeksi yang telah tidak aktif dalam jangka waktu minimum 6 bulan berturut-turut dan tidak termasuk forecasted production sebagai sumur produksi.

“Ini merupakan kerja sama b to b antara KKKS dengan provider teknologi,” tambahnya dikutip dari laman Ditjen Migas.

Untuk melancarkan pelaksanaan program ini, pemerintah tengah menyusun peraturan pendukungnya.

“Aturannya masih dibahas. Kerja sama ini masih HoA, sehingga untuk detilnya masih dalam pembahasan,” kata Noor Arifin.

Sebagai informasi, dari total 41.514 sumur yang ada di Indonesia, terdapat 10.398 sumur yang masuk pada kriteria idle well. Namun demikian, tidak semua memiliki potensi untuk direaktivikasi karena sesuatu dan lain hal, seperti tidak adanya potensi subsurface, keekonomian yang tidak terpenuhi karena high cost rectivation dan harga minyak mentah dunia pada saat itu, serta faktor HSE dan non teknikal seperti masalah masyarakat.

Pada WP&B Tahun 2023 ditargetkan kegiatan reaktivasi idle well sebanyak 1.000 sumur. Di luar program reaktivasi sumur yang sudah menjadi rencana kerja dalam WP&B, terdapat pula kegiatan atau program reaktivasi idle well non-WP&B yang berperan sebagai filling the gap untuk mencapai target nasional.

“Pemerintah mendorong KKKS mencari potensi reaktivasi idle well untuk dapat dilakukan reaktivasi di luar rencana kerja WP&B,” tegas Noor Arifin.

Salah satunya adalah dengan mencari mitra kerja dengan mekanisme yang dapat diterapkan dalam kerja sama, antara lain No Cure No Pay, No Cure Less Pay, Performance Based, Risk & Reward dan sebagainya.

Deputi Operasi SKK Migas Julius Wiratno mengapresiasi penandatangan HoA ini. Menurutnya, reaktivasi sumur idle ini akan membantu mengkompensasi penurunan-penurunan yang ada.

“Melalui upaya ini kita beraharap dapat memperbaiki produksi di tahun depan,” tegasnya.(suko)

»Follow Suarabanyuurip.com di
» Google News SUARA BANYUURIP
» dan Saluran WhatsApp Channel SuaraBanyuurip.com


Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *