Suarabanyuurip.com – d suko nugroho
Jakarta – Laksamana TNI Yudo Margono menjadi calon tunggal Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang diusulkan Presiden Joko Widodo atau Jokowi. Jika disetujui DPR, Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) itu akan menggantikan Jenderal TNI Andika Perkasa yang memasuki masa purnabhakti pada 21 Desember 2022 tepat berusia 58 tahun.
Surat Presiden (Surpres) terkait usulan calon Panglima TNI sudah disampaikan kepada DPR untuk mendapatkan persetujuan.
“Panglima TNI kan sudah kita ajukan. Panglima TNI sudah diajukan ke DPR untuk mendapatkan persetujuan,” ujar Jokowi kepada awak media di Rumah Adat Radakng, Kota Pontianak, Kalimantan Barat, Selasa (29/11/2022) kemarin.
Mantan Walikota Solo itu mengungkapkan salah satu alasan pengajuan Laksamana TNI Yudo Margono yang saat ini menjabat sebagai Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) adalah rotasi matra.
“Satu, yang kita ajukan satu [calon], KSAL yang sekarang karena memang kita rotasi matra,” imbuhnya dikutip dari laman Setkab.
Seperti diketahui, sebelumnya jabatan Panglima TNI diisi oleh Jenderal Andika Perkasa yang berasal dari TNI Angkatan Darat dan sebelumnya lagi oleh Marsekal TNI Hadi Tjahjanto yang berasal dari TNI Angkatan Udara.
Surat Presiden (Surpres) Panglima TNI sendiri telah disampaikan kepada DPR oleh Menteri Sekretaris Negara Pratikno pada Senin (28/11/2022). Selanjutnya Laksamana TNI Yudo Margono akan segera menjalani uji kelayakan dan kepatutan di Komisi I DPR.
Sementara itu, Anggota Komisi I DPR RI Fraksi Partai NasDem Muhammad Farhan menilai penunjukan Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Yudo Margono sebagai Panglima TNI sudah tepat. Presiden Joko Widodo menunjuk Laksamana Yudo Margono sebagai suksesor Jenderal Andika Perkasa sebagai Panglima TNI.
“Indonesia adalah negara maritim yang membutuhkan seorang Panglima TNI yang memiliki penguasaan matra laut yang kuat,” ujar Farhan dalam keterangannya, Selasa (29/11/2022).
Menurut Farhan, Laksamana Yudo Margono adalah sosok pemimpin militer yang berpengalaman dan sudah malang-melintang diberbagai penugasan.
“Laksamana Yudo Margono sudah membuktikan itu lewat tugas luar biasa sebagai Pangkogabwilhan 1 (Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan) dan KSAL,” tandasnya.
Farhan menambahkan, kepemimpinan Jenderal Andika, khususnya dalam pembinaan personel harus bisa dilanjutkan Laksamana Yudo.
“Pada masa sekarang, kita memerlukan keberlanjutan program pembinaan personel TNI profesional dan netral yang telah dibentuk dasarnya oleh Jenderal Andika,” tandasnya.
Legislator Dapil Jawa Barat I (Kota Bandung dan Kota Cimahi) itu menegaskan, salah satu tantangan Panglima TNI ke depan adalah mengawal program Kementerian Pertahanan mewujudkan Minimum Essential Force (MEF) pada 2024.
“Salah satunya adalah kajian rencana pembelian fregat dari Perancis yang harganya sama dengan produksi 20 unit kapal selam kecil buatan PT PAL,” pungkasnya.(suko)