Suarabanyuurip.com – Arifin Jauhari
Bojonegoro – Seluruh pemuka agama di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, meneken atau menandatangani prasasti “Guyub Rukun Damai” di kantor Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB), Jalan Trunojoyo Bojonegoro, Senin (19/12/2022).
Prasasti itu merupakan ujung kegiatan yang dikemas dalam tajuk “Seruan Moral Bojonegoro Guyub, Rukun, dan Damai”. Ini dimaksudkan guna terwujudnya kehidupan yang harmonis dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), khususnya hubungan sosial kemasyarakatan di Bojonegoro.
Hadir dalam agenda ini antara lain, Wakil Bupati (Wabup) Bojonegoro, Budi Irawanto, jajaran Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Bojonegoro, para Pemuka Agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Khonghucu, Forum Lintas Agama, dan para tokoh masyarakat.
Ketua FKUB, KH. Alamul Huda Mashur, mengajak seluruh hadirin agar tidak memberikan kesempatan kepada kelompok radikal yang ingin merusak persatuan dan kesatuan Bangsa Indonesia.
Tanda-tanda keompok radikal yang berbahaya, kata Kyai yang akrab disapa Gus Huda ini, pertama, suka dan merasa paling benar sendiri. Kedua, selalu menganggap yang lain salah. Ketiga selalu menghalalkan segala cara untuk mendapat keinginannya. Tanda keempat ialah tidak mau NKRI.
“Jangan sampai paham radikalisme ini terjadi di Bojonegoro, karena radikalisme ini tidak hanya menyebabkan kerusakan fisik, tetapi juga kerusakan mental,” katannya dalam wawancara doorstop kepada SuaraBanyuurip.com.
Selain itu, Gus Huda berharap, dari seruan moral para pemuka lintas agama di Bojonegoro, perayaan hari raya Natal dan tahun baru (Nataru) 2023 dapat berjalan lancar, aman, dan kondusif tanpa gangguan apapun.
“Sekaligus bisa mengeliminir segala bentuk dan paham radikalisme yang merusak keharmonisan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara,” ujarnya.
Sementara itu, Wabup Bojonegoro Budi Irawanto, mengimbau masyarakat Bojonegoro untuk sama sama menjaga dan mengamankan situasi dan kondisi, agar saat perayaan Natal dapat berlangsung hikmat. Serta ketika menyambut datangnya Tahun Baru Masehi 2023 tidak merayakan secara berlebihan.
“Mari bersama kita jaga, jangan terlalu larut dalam euforia perayaan tahun baru. Kami mohon sewajarnya saja,” tuturnya.
Terpisah, Ketua Badan Musyawarah Antar Gereja (Bamag) Bojonegoro, Pendeta Iwan Supono, sangat mengapresiasi atas seruan moral untuk guyub, rukun, dan damai yang diinisiasi oleh FKUB dan Polres Bojonegoro menjelang datangnya perayaan Natal 25 Desember 2022. Supaya peringatan Natal berjalan secara tenang.
Menurutnya, ini karena situasi damai terkadang terusik oleh beberapa sebab. Misalnya, akibat bencana alam, Pandemi Covid-19, dan sekelompok orang yang bertindak radikal. Namun sejauh ini, secara umum situasi dan kondisi di Bojonegoro dia nilai cukup kondusif.
“Selama ini peringatan Natal secara khusus itu pasti dilaksanakan dalam dua bentuk kegiatan. Yakni pertama aksi sosial, misal bagi sembako, dan ada juga gereja yang lakukan donor darah. Serta puncaknya pada tanggal 24 dan 25 Desember kami laksanakan ibadah secara sederhana,” pungkasnya.
Penandatangaan prasasti sebagai penanda seruan moral ditandangani oleh Wabup Bojonegoro, Budi Irawanto, Ketua FKUB, K.H. Alamul Huda, Perwakilan Umat Kristen, Pendeta Emeritus Stefanus, Perwakilan Umat Islam, K.H. Hanif Abdurrahman.
Kemudian, Perwakilan Umat Katolik, Romo Sapto Widodo, Perwakilan Umat Hindu, I Ketut Sulasta, Perwakilan Khoghucu, Go Kian San (Santoso), serta para pejabat Forkopimda Bojonegoro.(fin)