Suarabanyuurip.com – Joko Kuncoro
Bojonegoro – Tradisi nyekar atau ziarah ke makam menjelang Ramadan menjadi berkah bagi penjual bunga tabur. Penjual bunga tersebut banyak ditemui di sepanjang jalan di wilayah kota, diantaranya di Jalan Imam Bonjol, Bojonegoro.
Salah satu penjual bunga Ria mengatakan, sudah membuka lapak untuk jualan bunga semenjak Kamis (16/3/2023) lalu.
“Seminggu lalu saya sudah mendirikan lapak untuk jualan bunga tabur jelang Ramadan ini,” katanya, Rabu (22/3/2023).
Dia mengatakan, hanya berjualan bunga tabur untuk nyekar ke makam saat menjelang Ramadan saja. Namun, ia mengaku harus kucing-kucingan dengan Satpol PP karena tidak boleh berjualan di area trotoar.
Sehingga, lanjutnya, saat ada petugas Satpol PP harus segera pindah ke tempat lain. Sebab, para penjual bunga sudah sering diperingatkan dan takut ketika dagangannya diangkut.
“Sehari ini sudah tiga kali didatangi oleh petugas Satpol PP,” kata perempuan asal Desa Ngablak, Kecamatan Dander, Kabupaten Bojonegoro itu.
Dia mengatakan, sangat khawatir kalau ada Satpol PP, padahal penjual bunga hanya berjualan menjelang Ramadan saja. Setelah itu sudah tidak berjualan lagi.
Ria mengaku, penjualan bunga tabur semakin sepi dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Yang biasanya per hari menghasilkan Rp 200 ribu per hari kini hanya setengahnya.
“Satu bungkus bunga saya jual Rp 5 ribu yang isinya bunga kantil, mawar, dan daun pandan juga lainnya,” katanya.(jk)