4 Jajanan Tradisional yang Mulai Langka, Generasi Milenial Pasti Enggak Tahu

Kuliner Jawa yang mulai langka dan jarang dikenal oleh generasi milenial.

Suarabanyuurip.com – Kajar Djati

Masyarakat jawa memiliki kekayaan kuliner yang cukup banyak. Jika sekarang generasi milenial lebih kenal dengan jajanan burger, kebab, seblak, dan lain-lainnya, maka pada masa lampau, jajanan tradisional cukup beragam.

Sayangnya, saat ini jajanan tradisional tersebut sudah banyak ditinggalkan. Jajanan itu, bahkan sebagian generasi milenial sudah tidak mengetahuinya. Apalagi pernah mencicipinya. Oleh karena itu, kini, kami sajikan 4 jajanan tradisional.

1. Madumongso

madumongso
© 2023 suarabanyuurip.com/sumber: diskominfo.kaltimprov.go.id

Madumongso adalah jajanan tradisional yang berbahan dasar ketan. Kini madumongso yang dibungkus dengan kertas warna-warni itu memang cukup menarik. Rasanya yang manis banyak disukai orang. Tapi, sayang kini jajanan tradisional ini sudah sulit ditemukan

Konon, madumongso berasal dari kata “madu” dan “mongso”. Madu tentu sudah familiar, yakni cairan manis dari tumbuhan atau lebah. Sedang “mongso” berarti makanan atau juga disebut rumongso, yang berarti dikira. . Sehingga, maksudnya madumongso adalah jajanan yang manisnya bak madu. Bisa disimpulkan bahwa madumongso adalah makanan semanis madu yang siap makan.

Madumongso diperkirakan sudah ada sejak zaman kerajaan Mataram Kuno. Madumongso dan jenang adalah makanan istimewa yang hanya dinikmati para raja zaman dahulu karena pada saat itu ketan masih mahal dan sulit didapat. Madumongso memang biasanya hadir saat acara-acara perayaan, seperti hari raya Idul Fitri, perayaan pernikahan, dan acara-acara ritual lain.

Bahan:
500 gr beras ketan hitam
1 keping ragi tape
600 ml santan kental
350 gr gula pasir
Sejumput garam
2 lbr daun pandan, simpulkan

Cara membuat:
Rendam beras ketan semalaman, keesokannya cuci bersih, tiriskan.
Kukus ketan sampai matang, angkat, tiriskan. Biarkan dingin.
Jemur keping ragi di terik matahari, lalu haluskan bersama 1 sdm gula pasir.
Taburkan di atas ketan yang sudah dingin, aduk rata.
Simpan ketan dalam wadah yang dialasi daun pisang dan tutup kembali dengan daun pisang, tutup rapat wadahnya.
Biarkan beberapa hari sampai menjadi tape sekitar 3 hari.
Campur santan, gula pasir, garam, dan daun pandan, didihkan sambil diaduk perlahan, masukkan tape ketan hitam.
Aduk sampai asat dan berminyak, sehingga menjadi adonan yang dapat dipulung. Matikan api, angkat, dinginkan.
Ambil adonan, pulungi sesuai selera, bulat atau lonjong.
Bungkus dengan rapi

2. Wajik

Wajik
© 2023 suarabanyuurip.com/sumber: wikipedia

Mengutip wikipedia, wajik adalah jajanan tradisional khas pernikahan adat Jawa. Wajik berbahan dasar beras ketan, santan kelapa, dan gula merah. Kudapan yang sudah ada sejak jaman Majapahit ini, masuk dalam jajanan klasik khas Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Jajanan wajik ini dulu selalu ada saat acara pernikahan atau lamaran. Wajik tempo doeloe lebih keras dan bahkan kadang dijemur terlebih dulu. Alat cetaknya cukup khas, sehingga kuliner ini memang memiliki corak seni tinggi.

Bahan :
500 g ketan putih
1 lembar daun pandan, potong-potong
600 ml santan sedang
250 g gula aren, sisir
3 sdm gula pasir
½ sdt garam

Cara Membuat :
– Cuci beras ketan lalu tiriskan.
– Rendam air dingin selama 2 jam jam lalu tiriskan
– Kukus hingga setengah matang (sekitar 30 menit).
– Masak santan bersama daun pandan, gula merah, gula pasir, dan garam hingga mendidih. Lalu saring.
– Aduk hingga santan habis terhisap oleh ketan. Biarkan beberapa saat.
– Kukus kembali hingga lunak, lalu angkat.
– Siapkan loyang segi empat datar (18 cm), olesi sedikit minyak sayur atau alasi daun pisang atau plastik. (dulu bisa langsung pakai alat cetakan)
– Tuang ketan panas ke dalam loyang.
– Tekan-tekan hingga padat dan rata lalu diamkan hingga dingin.

3. Kembang Gulo Klopo

Kembang Gulo.
© 2023 suarabanyuurip.com/Sumber: Youtube

Kembang gulo klopo merupakan jajanan tradisional yang disukai anak-anak. Warnanya yang biasanya merah putih membuat gulo klopo cukup menarik. Apalagi rasanya yang manis makin menambah nikmat jajanan ini.

Kembang gulo klopo, konon sudah ada sejak masa kerajaan Majapahit. Sajian-sajian gulo klopo biasanya disandingkan dengan wedang jahe atau wedang sere.

Bahan :

1 butir kelapa muda
350 gram gula pasir
2 bungkus fanili
Pewarna merah rose dan pasta pandan

Cara memasak
– Kelapa diparut dengan tekstur panjang-panjang
– Parutan kelapa dicampur dengan gula pasir, lalu dimasak dengan teflon
– Tunggu sampai agak kering
– Kasih pewarna biar tampak indah
– Lalu cetak sesuai selera
– Ulangi mulai langkah pertama, lalu kasih pewarna lain dan campurkan pada cetakan sebelumnya.

4. Grontol

grontol.
© 2023 suarabanyuurip.com/sumber: wikipedia

Grontol jagung merupakan makanan tradisional yang banyak dijual di daerah Yogyakarta dan Jawa Tengah. Panganan ini terbuat dari jagung yang dikukus dengan kelapa parut dan diberi garam, gula secukupnya.

Bahan :
300 gram jagung kering siap pakai
1 sdm air kapur
100 gram kelapa parut setengah tua
1 liter air
1/2 sdt garam halus 50 gram gula pasir

Cara membuat grontol jagung :
– Siapkan wadah bersih, campurkan air kapur sirih dengan air biasa secukupnya.
– Rendam jagung selama tiga jam, cuci bersih dan tiriskan.
– Masukkan setengah bagian air ke dalam panci presto dengan setengah sendok makan garam halus. Tutup dan kunci.
– Masak selama 30 menit kemudian biarkan panci berdesis, angkat.
– Kunci panci sedikit demi sedikit, biarkan uap habis. Buka tutup. Angkat dan tiriskan.
– Hidangkan grontol dengan taburan kelapa parut. Taburkan juga sedikit garam dan gula pasir.

»Follow Suarabanyuurip.com di
» Google News SUARA BANYUURIP
» dan Saluran WhatsApp Channel SuaraBanyuurip.com


Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *