Komisi VII Desak Freeport dan Amman Tak Lelet Garap Smelter

Komisi VII meminta kepada PT Freeport Indonesia dan Amman tidak lambat mengerjakan proyek Smelter.

Suarabanyuurip.com – d suko nugroho

Jakarta – Komisi VII DPR RI mendesak kepada PT Freeport Indonesia (PTFI) dan PT Amman Mineral untuk tidak ada lagi keterlambatan pembangunan proyek smelter. Sebab, kedua perusahaan tambang terkemuka itu telah mendapatkan kebijakan relaksasi ekspor dari pemerintah. Sehingga, perlu mendapatkan pengawasan ketat dari pemerintah untuk melanjutkan proyek smelter tersebut.

Pemerintah telah memastikan adanya pemberian izin ekspor konsentrat tembaga untuk PTFI dan Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) hingga Mei 2024. Freeport dan Amman mendapat izin ekspor meskipun larangan ekspor konsentrat tembaga mulai berlaku pada Juni 2023. Adapun larangan itu sesuai dengan Undang-Undang Nomor 3 tahun 2020 tentang Pertambangan Mineral dan Batu Bara (Minerba)

Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Eddy Soeparno mengungkapkan, dalam Undang-Undang Mineral dan Batubara (UU Minerba) Nomor 3 Tahun 2020 memang memuat ketentuan soal adanya kemungkinan evaluasi kebijakan oleh Menteri ESDM terkait kebijakan ekspor mineral.

Menurutnya, seperti yang telah disampaikan Menteri ESDM Arifin Tasrfi, evaluasi yang dilakukan salah satunya mempertimbangkan kelanjutan proyek smelter.

“Salah satu pertimbangan terpenting adalah adanya keterlambatan pembangunan smelter akibat Covid-19,” kata Eddy kepada wartawan, Senin (1/5/2023).

Diketahui, dalam Pasal 170A ayat 3 berbunyi, Ketentuan lebih lanjut mengenai penjualan produk mineral logam tertentu yang belum dimurnikan dalam jumlah tertentu ke luar negeri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dalam Peraturan Menteri.

Meskipun telah mendapatkan relaksasi ekspor, Eddy menegaskan, proyek smelter oleh kedua perusahaan harus diawasi secara ketat. Menurutnya, tidak boleh ada keterlambatan proyek ke depannya.

“Kalau masih ada keterlambatan harus ada sanksi tegas dan tidak boleh ada lagi dispensasi yang diberikan,” tegas Politisi Fraksi PAN ini.

Dari laporan Menteri ESDM kepada Komisi VII, hingga akhir Maret 2023, kumulatif kemajuan fisik smelter PT FI mencapai 61,5% (sesuai rencana) dengan percepatan progress 4% per bulan. Maka diharapkan progres proyek pembangunan smelter akan mencapai 92% pada akhir tahun ini.

“Progress terakhir Maret 61%, kemudian April diperkirakan 65-66%. Dalam proyek ini, PT FI harus berupaya keras bisa mendapatkan kecepatan 4% per bulan. Sehingga nanti dapat dilihat realisasinya akhir tahun sebesar 92%,” ujar Arifin dalam siaran persnya.

Menteri ESDM Arifin Tasrif telah meminta PT FI dan Amman untuk menggenjot proses pembangunan smelter agar selesai sesuai target yang ditetapkan.

Untuk PT FI, lanjut Arifin, telah diminta supaya bisa menyelesaikan Smelter Manyar di bulan Mei 2024.

“Jadi dari PT Freeport Indonesia Pak Tony ini menjadi tantangan untuk melakukan adjustment supaya bisa accelerate proyek hingga 2024 memenuhi target yang ada,” katanya.

Smelter Manyar sendiri merupakan fasilitas pemurnian dan pengolahan konsentrat tembaga kedua milik PT FI yang tengah dibangun di Kawasan Java Integrated Industrial Estate (JIIPE) Gresik, Jawa Timur. Dengan luas total kurang lebih 100 hektar dengan kapasitas pengolahan konsentrate sebesar 1,7 juta ton/tahun.(suko)

»Follow Suarabanyuurip.com di
» Google News SUARA BANYUURIP
» dan Saluran WhatsApp Channel SuaraBanyuurip.com


Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *