Reses Masa Sidang II, Natasha Kritisi Realisasi Beasiswa Kecil

RESES : Anggota Komisi C DPRD Bojonegoro, Natasha Devianti, ketika reses masa sidang II tahun 2023 di Jalan Monginsidi 144 Bojonegoro, Jawa Timur.

Suarabanyuurip.com – Arifin Jauhari

Bojonegoro – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) dari Fraksi PDI Perjuangan asal daerah pemilihan (dapil) Bojonegoro I, Natasha Devianti mengkritisi realisasi beasiswa pendidikan yang dinilai kecil. Ini mengemuka saat dia menggelar reses masa sidang II tahun 2023 di Baresta Cafe, Jalan Monginsidi 144 Bojonegoro, Senin (12/06/2023).

Agenda reses mengambil tema “Peran Kita dalam Bernegara”. Hadir dalam acara, Wakil Bupati Bojonegoro, Budi Irawanto, seluruh pengurus PDI Perjuangan dari berbagai tingkatan se Bojonegoro, serta diikuti perwakilan pemilih dan pendukung berasal dari beragam elemen masyarakat.

“Tema ini saya bawa untuk lebih bertanya kepada kita sendiri, kita ini akan berbuat apa untuk negara, dan akan jadi apa kemudian hari,” kata Natasha Devianti kepada SuaraBanyuurip.com saat wawancara doorstop.

Perempuan yang akrab disapa Sasha ini menganggap jadwal reses itu penting secara formal. Karena merupakan kegiatan yang dimiliki anggota DPRD, di luar masa sidang untuk menyapa, serta menyerap aspirasi masyarakat agar nantinya dapat diakomodir dan dibahas, untuk direalisasikan.

“Maka akan jadi bahan saya dan para wakil rakyat lainnya bertemu. Bukan lagi menafsirkan namun merealisasikan hal realistis yang jadi kebutuhan secara umum,” ujar dia.

Perempuan off roader ini juga mengaku, peduli terhadap warga dalam memperoleh beasiswa yang disalurkan melalui Dinas Pendidikan. Dimana menurutnya banyak peraturan yang bukannya mempermudah beasiswa diperoleh, namun malah membuat masyarakat sulit mendapatkannya.

“Banyak yang sambat ke saya karena bingung, apa persyaratan yang sebetulnya dibutuhkan untuk dinas sebagai persyaratan beasiswa? kok sampai tidak dicairkan,” ungkap Sasha.

Padahal, menurut dia, realisasi beasiswa pendidikan dari berbagai program masih terbilang kecil. Karena dari jenis beasiswa 1 desa 2 sarjana, scientist, dan tugas akhir, sejak tahun 2020 sampai dengan 2022 total baru terealisasi sebesar sekira Rp8,1 miliar. Sementara penerimanya baru mencapai 2.226 orang.

“Maka, sebaiknya bukan hanya alokasi untuk beasiswa pendidikan yang diperbesar. Tetapi realisasinya pun diperbesar. Sebagai investasi agar kehidupan masyarakat Bojonegoro makin cerdas kedepannya,” tandasnya.(fin)

»Follow Suarabanyuurip.com di
» Saluran WhatsApp Channel SuaraBanyuurip.com


Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *