Suarabanyuurip.com – Teguh Budi Utomo
Tuban – Di ranah pendidikan dasar, guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) memiliki peran vital dalam menyiapkan generasi mendatang. Mereka harus menjunjung nilai kemanusiaan dengan berbagai tantangan, disaat mendampingi anak orang lain yang masih usia pra sekolah.
Sedangkan generasi emas yang berahlak dan berkarakter akan terbentuk mulai dari pendidikan sejak dini, dan ditunjang lingkungan keluarga yang baik. Apalagi di saat era milenial dengan gemerlap teknologi informasi, begitu kuat berpengaruh terhadap harmonisasi rumah tangga.
Demikian benang merah yang bisa ditarik dari Seminar Konvensi Hak Anak (KHA) Bagi Pendidik PAUD se Kecamatan Bangilan, Kabupaten Tuban, Jatim dalam rangkaian pelepasan 40 siswa KB Taman Kasih Ibu (TKIB) di Aula MA KH Abdurrahman di Jalan Raya Jatirogo Bojonegoro, di Desa Banjarworo, Bangilan, Kamis (22/06/2023).
Seminar yang diikuti sekitar 100 guru PAUD dari Kecamatan Bangilan dengan moderator Advokat dari LBH KP Ronggolawe Tuban, Bobby Rahmad Maulana SH, itu menghadirkan narasumber Ketua Fraksi PKB DPRD Jatim Fauzan Fu’adi S.I.Kom, Kabid PAUD dan PNF Dinas Pendidikan Tuban Drs Sucandi M.Pd, dan pelaksana layanan dan pekerja sosial dari Koalisi Perempuan Ronggolawe Tuban, Nunuk Fauziah.
Di sejumlah negara maju, menurut Fauzan Fu’adi, saat ini sedang mengalami krisis membangun komitmen dalam berumah tangga, sehingga untuk menciptakan generasi usia anak emas cukup mengkhawatirkan. Hal ini berbeda dengan di Indonesia, berumah tangga masih termasuk cita-cita. Kemudian memiliki anak yang dipastikan akan tumbuh dan berkembang dengan baik.
“Buktinya di agenda acara ini banyaknya anak-anak yang mengikuti proses pelepasan siswa, tampak wajah-wajah mereka penuh dengan harapan masa depan yang baik,” kata legislator dari wilayah Kabupaten Tuban dan Bojonegoro itu.
Menurut Fauzan, anak-anak tersebut yang akan melanjutkan aktifitas kita. Untuk itu peran guru PAUD cukup berat, dan tidak mudah menghadapi anak-anak didik yang memiliki karakter berbeda. Sedangkan kesejahteraan mereka belum terjamin dengan baik.
Salah satu peserta guru dari salah satu PAUD di wilayah Kecamatan Bangilan, Kabupaten Tuban menyampaikan pendapatnya terkait KHA dalam seminar tersebut. (Suarabanyuurip.com/ist)
© 2023 suarabanyuurip.com/Teguh Budi Utomo
“Untuk itu saya berpesan, mari kita berdayakan diri sendiri tanpa meninggalkan profesi guru PAUD yaitu dengan memanfaatkan teknologi,” papar Fauzan Fu’adi.
“Menjadi guru PAUD termasuk tantangan, dan tidak semua perempuan mampu menundukkan tantangan tersebut,” ujar Nunuk Fauziah saat menyampaikan materinya.
Karena jika hanya sekedar mengugurkan kewajiban, tambah Direktur LBH KP Ronggolawe tersebut, maka mereka tidak akan mampu bertahan lama. Akan tetapi jika didasari dengan panggilan, dan memiliki jiwa kemanusian yang tinggi, baru bisa menjaga anak-anak orang lain dengan memberikan pendidikan dan bermain yang ramah terhadap anak.
“Sebab lima klaster KHA termasuk kegiatan liburan, bermain, dan kebebasan berpendapat,” tegas Nunuk Fauziah.
Sucandi yang belum genap sebulan menjabat Kabid PAUD di Dinas Pendidikan Tuban menyatakan, dengan melihat dan menyimak anak-anak PAUD membaca surat pendek Alquran bisa dinilai gurunya telah berhasil mendidik anak-anak.
“Ini menjadi bukti satu keberhasilan guru-guru PAUD TKIB, dalam mendidik anak-anak karena mereka sudah diberikan bekal akhirat,” kata Sucandi.
Sedangkan Kepala PAUD TKIB Desa Banjarworo, Sri Sa’adah SPd, menyatakan, KHA dalam Pasal 42 menyebutkan bahwa “Negara-negara Peserta berupaya agar prinsip-prinsip dan ketentuan-ketentuan konvensi ini diketahui secara luas oleh orang dewasa, dan anak melalui cara-cara yang aktif.
Salah satu upaya yang dilakukan adalah desiminasi ke publik. Diantaranya dengan menghadirkan para narasumber dalam perhelatan seminar yang diikuti para guru PAUD.
“Prinsip-prinsip yang diamanatkan lima klaster KHA itu, sangat penting untuk diketahui oleh para guru PAUD,” kata Sri Sa’adah dalam sambutannya.
PAUD TKIB yang berdiri tahun 2009 telah meluluskan 640 anak. Setiap tahun meluluskan 40 anak kelahiran Desa Banjarworo. (tbu)