21 Penerima Beasiswa Banyu Urip Kunjungi Ladang Migas Blok Cepu

BERKUNJUNG : Para mahasiswa penerima beasiswa Banyu Urip foto bersama di sekitar area pemrosesan Migas, Blok Cepu, di Kecamatan Gayam, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur.

Suarabanyuurip.com – Arifin Jauhari

Bojonegoro – Sebanyak 21 mahasiswa penerima beasiswa Banyu Urip telah berkunjung ke tempat produksi atau eksploitasi minyak dan gas (migas) yang dikelola ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) berpusat di Kecamatan Gayam, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur.

Kunjungan itu terlaksana dalam kegiatan studi independen didampingi oleh pengelola program beasiswa Banyu Urip dari Forum Taman Baca Masyarakat (FTBM) Kabupaten Bojonegoro.

Agenda itu disebut bertujuan untuk menyaksikan langsung kegiatan eksploitasi minyak dan gas yang dilakukan oleh EMCL. Dilanjutkan mengunjungi berbagai PPM (Program Pengembangan Masyarakat) sekitarnya.

Setibanya dilokasi pertama, yaitu Lapangan Eksplorasi dan Eksploitasi Migas Banyu Urip, mahasiswa disambut oleh Slamet Rijadi dan Marshya C. Ariej. Keduanya adalah PIC Program Beasiswa Banyu Urip EMCL.

Mahasiswa penerima beasiswa Banyu Urip  © 2023 suarabanyuurip.com

Para mahasiswa penerima beasiswa Banyu Uip, bersama PIC program, Marsya C. Ariej di area ladang minyak Blok Cepu, yang di operatori EMCL.
© 2023 suarabanyuurip.com/Arifin Jauhari

“Pada tahun 2022 EMCL sudah mampu memproduksi minyak sebanyak 540 juta barel untuk memberikan energi kepada manusia,” kata External Affairs Manager EMCL, Beta Wicaksono dalam arahan kepada para mahasiswa, saat mereka memasuki pusat perusahaan.

Dia melanjutkan, EMCL hingga kini telah berhasil mengelola minyak dan gas melebihi target yang ditentukan. Sehingga masyarakat sekitar juga ikut merasakan dampak positifnya.

Baca Juga :   Warga Ring 1 Blok Cepu Kembali Mendapat Pengobatan Gratis

“Keberhasilan inipun beriringan dengan keberkahan yang dimanfaatkan salah satunya program-program kemasyarakatan, bahkan mampu mengantarkan EMCL mendapatkan 4 Penghargaan dari Kementerian Desa,” lanjut Beta.

Bergeser dari Lapangan Banyu Urip, mahasiswa melanjutkan kunjungan ke Pusat Informasi Kesehatan (PIK) di Desa Mojodelik. Manajer program, Damar beserta petugas lainnya menyambut dan memberikan pengetahuan kepada merela tentang program kesehatan yang telah dilakukan oleh petugas PIK.

Kunjungan berikutnya, ialah “Rumah Rajut Gayam”. Lokasinya ada di Desa Bonorejo, Kecamatan Gayam. Ketua Perempuan Indonesia Merajut (PRIMA) Kaktus, Siti Nurul Hidayati menjelaskan, proses perjuangan merintis rumah rajut hingga memiliki 25 anggota. Serta bagaimana program PRIMA Kaktus mendapatkan penghargaan dari Kementerian Desa.

Para mahasiswa penerima beasiswa Banyu Urip juga mendapatkan pelatihan merajut yang dibimbing langsung oleh ketua Prima Kaktus. Momen itupun disambut antusias oleh para mahasiswa.

Perajut Bonorejo © 2023 suarabanyuurip.com

Ketua PRIMA, Siti Nurul Hidayati saat mengajari merajut para mahasiswa penerima beasiswa Banyu Urip di Desa Bonorejo, Kecamatan Gayam.
© 2023 suarabanyuurip.com/Arifin Jauhari

Salah satu mahasiswa penerima beasiswa Banyu Urip, Indah Permata mengaku, sangat beruntung mendapat kesempatan ini. Menurut mahasiswi Program Studi (Prodi) Proteksi Tanaman di Universitas Gadjah Mada tersebut, dia mendapatkan banyak ilmu dan pengetahuan mengenai EMCL.

Baca Juga :   EMCL - LIMA 2B Lakukan Monev Patra Daya Bersama Forkompimcam Gayam

Disebutkan, misalnya tentang profil perusahaan, mitra, pengelolaan minyak hingga limbah serta hubungan perusahaan dengan masyarakat. Salah satu bentuk kepeduliaan EMCL dengan masyarakat sekitar berhasil menarik perhatiannya, yaitu adanya PIK.

PIK bertujuan membina masyarakat mengenai pertolongan pertama kebocoran gas. Hal ke dua yang juga memikat perhatiannya yakni saat mengunjungi UMKM rajut. Dimana semua anggotanya adalah perempuan di desa tersebut. Sebagian besar dari kalangan ibu – ibu.

“Kami mendapatkan ilmu mengenai bagaimana merajut bagi pemula sampai motivasi untuk terus gigih dalam usaha. Kegiatannya dikemas dengan seru dan komunikatif,” ujar Indah.

Sementara itu, Ketua FTBM Kabupaten Bojonegoro, Bangun Setiyawan Nugroho membenarkan, seluruh mahasiswa merasa beruntung bisa mendapatkan kesempatan langka ini. Sehingga memberikan pengalaman dan pengetahuan lebih dalam tentang produksi migas di lapangan minyak Banyu Urip dan berbagai program pengembangan masyarakat yang telah dilaksanakan EMCL.

“Nanti masing-masing mahasiswa penerima beasiswa Banyu Urip akan menuliskan pengalaman kegiatan studi independen, Selasa, 27 Juni 2023 kemarin itu dalam sebuah karya bersama berupa buku yang akan didampingi oleh Forum TBM Kabupaten Bojonegoro selaku pengelola program beasiswa Banyu Urip,” beber Bangun.(fin)

»Follow Suarabanyuurip.com di
» Google News SUARA BANYUURIP
» dan Saluran WhatsApp Channel SuaraBanyuurip.com


Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *