Kenaikan Harga Beras di Bojonegoro Dipicu Naiknya Harga Gabah

Kabid Ketahanan Pangan DKPP Bojonegoro, Mochammad Rudianto.

SuaraBanyuurip.com – Arifin Jauhari

Bojonegoro – Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur menyebutkan, naiknya harga beras saat ini sebab dipicu oleh kenaikan harga gabah.

Kepala DKPP Bojonegoro, Helmy Elisabeth, melalui Kepala Bidang Ketahanan Pangan, Mochammad Rudianto mengatakan, naiknya harga gabah saat ini merupakan pemicu pada kenaikan harga beras. Diketahui harga terkini mencapai Rp12.000 – Rp13.000 per kilogram untuk beras medium.

“Kenapa harga gabah naik, karena dipengaruhi oleh pola musim panen kita,” kata Mochammad Rudianto kepada SuaraBanyuurip.com, Kamis (31/08/2023).

Dia menjelaskan, bahwa sesuai pola panen, di Bojonegoro ini terjadi panen raya di Bulan Maret-Juni. Awalnya dimulai sejak Bulan Februari, setelah memasuki Juli jumlah panen sudah mulai sedikit, Agustus berkurang lagi, sampai puncaknya pada Bulan September. Keadaan itu akan bertahan hingga Bulan Januari.

“Polanya selalu begitu. Ini siklus tahunan. Tetapi sebetulnya, ini menguntungkan di tingkat petani. Karena gabah kering sawah saat ini harganya kan ada di Rp6.800 – Rp7.000 per Kg-nya. Ini saat bagi petani menikmati harga bagus,” ujarnya.

Harga gabah dari sawah itu, lanjut Rudi, dengan rendemen sekira 52-53% pada harga Rp7.000 jika dijadikan beras hampir bisa dipastikan bahkan berada pada harga Rp13.000.

Beras SPHP program Bulog di Kecamatan Kota Bojonegoro.

Dalam catatan Rudi, luas panen pada Bulan Agustus tahun ini sebetulnya ada sekira 5.000 hektar. Dari luas panen ini kalau disimulasikan masih sangat aman jika ditinjau dari sisi ketahanan pangan. Karena masih ada surplus beras cukup tinggi.

Produksi kotor padi di Bulan Agustus 2023 sendiri tercatat mencapai 26.000 ton. Setelah dikurangi berbagai macam kebutuhan industri makanan, pakan ternak, dan beragam kebutuhan lain saja, masih sisa 17.000 ton. Setelah dikurangi kebutuhan konsumsi penduduk rata-rata per bulan sebanyak 9.400 ton, masih ada sekira 7.000 ton lebih.

“Kalau untuk kebutuhan konsumsi Bojonegoro sendiri saya kira cukup. Ketahanan pangan kita masih aman. Bahkan untuk bulan depan yang luas panen makin menipis itupun masih ada surplus sekira 2.000 ton lebih. Sampai nanti Bulan Januari juga masih aman,” bebernya.

Sementara itu, salah satu petani asal Desa Sendangrejo, Kecamatan Dander, Supriyadi mengaku, harga gabah kering panen saat ini mencapai Rp7.200 sampai Rp7.600 per Kg.

“Harga gabah naik tajam, Mas. Harga kombi (panen menggunakan mesin pemanen atau combine harvester) sangat tinggi. Rata-rata Rp7.600 per Kg untuk harga hari ini,” ungkap dia.

Terpisah, Kepala Badan Urusan Logistik  Kantor Cabang Bojonegoro (Bulog) Kanca Bojonegoro, Sugeng Hardono menyatakan, pihaknya telah melakukan intervensi untuk menstabilkan harga beras. Yakni melalui program yang disebut Sigap SPHP (Siap Jaga Harga Pasar dengan Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan).

“Beras yang dijual dalam program Sigap SPHP ini harganya Rp9.450 per Kg atau setara dengan Harga Eceran Tertinggi (HET) beras medium,” ungkapnya.

Sugeng menambahkan, Perum Bulog hingga Agustus 2023, telah menyalurkan 3.200 ton beras di wilayah kerja Kancab Bojonegoro yang meliputi Kabupaten Bojonegoro, Tuban, dan Lamongan. Beras yang disalurkan tersebut berasal dari hasil penyerapan panen petani di tahun 2023 ini.

“Tercatat kurang ada 100 outlet dan toko sudah menjadi mitra penyaluran beras yang tersebar di seluruh wilayah kerja Kancab Bojonegoro,” tambahnya.(fin)

»Follow Suarabanyuurip.com di
» Google News SUARA BANYUURIP
» dan Saluran WhatsApp Channel SuaraBanyuurip.com


Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *