PEPC Sosialisasikan Bahaya Kebakaran dan Tanggap Api

JTB Site Office & PGA Manager, Edy Purnomo ketika sosialisasikan pencegahan kebakaran lahan hutan sekitar wilayah operasi.

SuaraBanyuurip.com – Arifin Jauhari

Bojonegoro – Operator proyek ladang Gas JTB, PT Pertamina EP Cepu (PEPC) Zona 12 bersama Aksi Lingkungan Alam Sosial (ALAS) Insititute menggelar sosialisasi Program Gerakan Masyarakat Tanggap Api (GEMATI) Berbasis Petani Penggarap Lahan Hutan kepada petani setempat. Untuk mencegah terjadinya kebakaran lahan pertanian dan hutan di sekitar pagar Gas Processing Facility (GPF) Jambaran-Tiung Biru (JTB), Kecamatan Ngasem, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur

Kegiatan tersebut dihadiri oleh JTB Site Office & PGA Manager Edy Purnomo, Ast Man Field Operation JTB Zulkarnain, Superintendent HSSE JTB Afif, BKPH Clangap Lugianto, BPBD Bojonegoro Eko Susanto, Kasi Trantib Kecamatan Ngasem, Dwi Utomo, Mantri Hutan wilayah, Mandor Hutan, dan 100 petani penggarap lahan hutan sekitar proyek gas JTB.

JTB Site Office & PGA Manager, Edy Purnomo mengatakan, bahwa dengan adanya Sosialisasi Program GEMATI, harapannya pembakaran lahan dapat diminimalisir. Jika ada warga yang membuka lahan dengan cara membakar harus di bawah pengawasan warga yang membakar, artinya semua pihak sama-sama saling menjaga.

“Apalagi pada musim kemarau panjang saat ini angin kering disertai cuaca panas dapat memicu api menjalar dengan cepat dan membesar ke lahan lahan lain,” katanya dalam keterangan tertulis yang diterima SuaraBanyuurip.com, Minggu (01/10/2023).

Oleh sebab itu sosialisasi Pertamina EP Cepu Zona 12 bersama ALAS Institute terlaksana sejalan dengan program GEMATI. Dengan harapan ke depannya petani setempat menjadi garda terdepan dalam melakukan pencegahan dan penanganan api di lahan mereka.

Asper BKPH Clangap, Lugianto menyatakan, dari program ini kedepannya para penggarap lahan/pesanggem yang berada di sekitar pagar GPF dapat berdiskusi dengan ALAS terkait masalah-masalah yang dihadapi seperti meningkatkan produktifitas hasil pertanian dan juga solusi ketika kesulitan mendapatkan pupuk dan obat-obatan.

“Terkait pembukaan lahan dengan cara membakar, pesanggem harus tetap mengawasi dan jangan sampai di tinggal,” pesannya.

Sementara itu, Kasi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Bojonegoro, Eko Susanto mengatakan, sepanjang musim kemarau ini rata-rata kebakaran lahan dan hutan terjadi 2 hingga 4 kali sehari.

Kondisi itu membuat pihaknya bersama Damkar harus berjibaku memadamkan kebakaran yang terjadi. Selain itu imbauan kepada masyarakat disisipkan agar tidak melakukan pembakaran sisa pertanian, rumpun maupun sampah. Mengingat keadaan terkini para petani hutan telah mengakhiri masa panen dan bersiap mengawali masa tanam.

“Sehingga sejumlah petani kerap melakukan pembakaran limbah pertanian mereka,” ungkap Eko Susanto.

Manager Program ALAS Insititute, Anggaraputra mengatakan, Program GEMATI dari PT Pertamina EP Cepu zona 12 yang dipaparkan pada Jumat (30/09/2023) kemarin itu difokuskan pada aspek pengembangan holtikultur, peningkatan produktifitas pertanian, pencegahan kebakaran hutan sekaligus upaya penerapan metode buka lahan secara efektif dan aman.

“Serta upaya mewujudkan wadah yang dapat memenuhi kebutuhan petani penggarap lahan secara berkelanjutan,” tandasnya.(fin)

»Follow Suarabanyuurip.com di
» Google News SUARA BANYUURIP
» dan Saluran WhatsApp Channel SuaraBanyuurip.com


Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *