SuaraBanyuurip.com – d suko nugroho
Blora – Kegiatan perminyakan di Indonesia tidak lepas dari nama Cepu, sebuah kecamatan di Kabupaten Blora, Jawa Tengah. Sejumlah bukti berupa fasilitas produksi dan penambangan minyak tradisional pada zaman kolonial Belanda berada di wilayah ini. Sudah selayaknya jika Cepu dibangun sebuah museum migas untuk mengingat sejarah tersebut.
Dalam catatan sejarah perminyakan nasional, Kilang minyak Cepu yang berada di Pusat Pengembangan Sumber Daya Mineral (PPSDM) Migas dibangun oleh De Dordtsche Petroleum Maatschappij pada zaman Belanda. Kilang Cepu didirikan pada tahun 1889 dan merupakan kilang tertua ke-tiga di Indonesia, setelah kilang Pangkalan Berandan Sumatera yang dibangun De Koninklijke pada tahun 1891 dan kilang Wonokromo, Surabaya, yang juga dibangun oleh De Dordtsche Petroleum Maatschappij pada tahun 1889.
Adrian Stoop merupakan pemilik perusahaan ini dengan melakukan usaha pencarian minyak di Indonesia salah satunya berada di Kabupaten Blora. Kilang Cepu sendiri di topang oleh enam lapangan minyak diantaranya Lapangan Kawengan, Nglobo, Ledok, Semanggi, Tapen dan Tambakrejo.
Selain itu, di Kecamatan Cepu yang memiliki luas Wilayah 4.897,425 ha dapat dijumpai beberapa bangunan peninggalan Belanda yang masih awet hingga masa kini. Salah satu bangunan yang unik adalah loji klunthung. Peninggalan lain yaitu Gedung Pertemuan SOS Sasono Suko dan Kuburan Belanda (Kuburan Londo) yang terletak di Desa Wonorejo Kelurahan Cepu.
Untuk mendukung transportasi masa itu, dibangun pula jalur kereta api yang menghubungkan Jawa Timur dan Jawa Tengah lewat Cepu. Di Ngloram, juga bisa ditemui bekas landasan pesawat terbang peninggalan Belanda.
Industri migas yang berlangsung kala itu telah membuat denyut perekonomian di wilayah Cepu menggeliat. Cepu menjadi wilayah penting kolonial belanda karena kandungan emas hitamnya. Bahkan hingga sekarang ini Cepu menjadi penopang utama pendapatan Kabupaten Blora.
Mengingat penting Cepu dalam sejarah perminyakan di Indonesia, membuat Dirjen Migas Kementerian ESDM Tutuka Ariadji menggagas pendirian museum migas digital di Cepu.
Untuk mematangkan rencana tersebut, Tutuka bersama Bupati Blora Arief Rohman berserta pejabat terkait menggelar rapat di ruang Rektorat Politeknik Energi dan Mineral (PEM) Akamigas Cepu pada Jumat, 10 Nopember 2023 lalu.
Pendirian Museum Migas Digital ini sekaligus juga untuk membranding kawasan Cepu Raya berupa sumur minyak tua dan harus ada konsep Tourism (pariwisata). Sehingga dalam museum digital itu nantinya harus terpapar seperti apa industri migas masa lalu, masa kini dan kedepannya.
‘’Saya kira untuk gedung bisa memanfaatkan gedung di lingkungan PPSDM Migas Cepu yang tidak terpakai, tinggal ditata sedikit-sedikit. Yang perlu konsep museum itu kaya apa perlu segera dimantapkan,’’ tandas Tutuka.
Menurut mantan Kepala PPSDM Migas ini, pendirian museum Migas di Cepu dinilai sangat pas, mengingat sejarah perminyakan yang ada di Cepu.
Bupati Blora, Arief Rohman menyambut baik gagasan pendirian Museum Migas Digital di Cepu, dan berharap segera direalisasi.
“Ini gagasan menarik dan perlu segera dibentuk kepala proyek pendirian museum untuk merealisasikannya,’’ tandasnya.
Digitalisasi museum adalah proses mengubah benda-benda fisik atau artefak di dalam museum menjadi format digital. Dalam sebuah ruangan gedung akan ditempatkan layar-layar besar, dimana pengunjung bisa mengakses apa yang ada dalam museum itu.
Proses digitalisasi museum melibatkan pengambilan gambar atau pemindaian objek di dalam museum, pengolahan data digital, dan idealnya juga dibuat platform atau situs web untuk menampilkan koleksi tersebut.
Selain itu, teknologi seperti Augmented Reality (AR) dan Virtual Reality (VR) juga dapat digunakan untuk memberikan pengalaman yang lebih interaktif kepada pengunjung.
Kawasan Cepu Raya
Kawasan Cepu Raya merupakan sebuah gagasan dari Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno. Gagasan ini telah disampaikan kepada Bupati Blora Arief Rohman yang berkunjung ke Kantor Mensesneg di Jakarta pada 30 Desember 2012 lalu.
Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno sebelumnya menyampaikan, perlu adanya percepatan pembangunan kawasan perbatasan Jawa Tengah – Jawa Timur. Hal itu bisa dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Blora dengan membangun Kawasan Cepu Raya.
“Itu bisa bersinergi dengan Dolokgede, Kecamatan Tambakrejo, Kabupaten Bojonegoro,” kata Pratikno saat menerima kunjungan Bupati Blora, Arif Rohman.
Bupati Arief kepada jajaran BPSDM ESDM menyampaikan, konsep Cepu Raya sebagai pusat ekonomi Jawa Tengah bagian Timur. Pembangunan kawasan Cepu Raya ini telah didukung sejumlah fasilitas. Mulai dari keberadaan Bandara Ngloram, stasiun Cepu hingga lembaga pendidikan dan pelatihan seperti PPSDM, PEM Akamigas.
“Konsep Cepu Raya ini terus dibangun. Cepu akan menjadi pusat ekonomi Jawa Tengah bagian Timur. Sehingga nanti perlu penataan dari sektor migas, budaya, kerajinan dan sebagiannya yang dipusatkan di Cepu,” tegasnya.
Kementerian PUPR Bangun Pusat Olahraga Dolokgede
Pemerintah pusat melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) akan membangun kawasan olahraga di Desa Dolokgede, Kecamatan Tambakrejo, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur. Sport center atau pusat olahraga yang dibangun di kampung ini menelan biaya Rp Rp 18,5 miliar yang bersumber dari APBN tahun 2023.
Pembangunan sport center Dolokgede berada di lahan seluas 1,96 hektar (Ha). Sejumlah fasilitas yang akan dibangun di tempat ini meliputi kantor pengelola, area parkir, lapangan voli, jogging track, pintu gerbang, lapangan sepak bola beserta tribun, ruang tiket, kolam renang anak dan dewasa, ruang bilas, dan foodcourt.
Pekerjaan penataan kawasan olahraga Dolokgede telah mulai dikerjakan 31 Mei 2023 dan ditargetkan selesai sesuai kontrak 31 Desember 2023. Pekerjaan saat ini telah mencapai 47,54 persen.
Berdasarkan data di lpse.pu.go.id, proyek penataan kawasan olahraga Dolokgede, Kabupaten Bojonegoro atau sport center ini sesuai arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam upaya percepatan pembangunan prasarana dan sarana infrastruktur ruang terbuka hijau (RTH). Pekerjaan ini dilakukan oleh Kementerian PUPR melalui koordinasi intensif dengan kementerian sektorterkait serta Pemerintah Kabupaten Bojonegoro.
Penataan kawasan olahraga Dolokgede ini berdasarkan pengajuan surat Bupati Bojonegoro No.050/1653/412.302/2022 kepada Menteri PUPR perihal Proposal Penataan Kawasan Olahraga Dolokgede.
“Latar belakang pembangunan ini dikarenakan keterbatasan fasilitas RTH di Kawasan Barat Kabupaten Bojonegoro dan Kawasan Timur Kab Blora, Jawa Tengah,” bunyi dokumen dalam lpse.pu.go.id yang diakses suarabanyuurip.com, Sabtu (11/11/2023).
Selain itu, dalam dokumen tersebut disebutkan telah terdapat RTH seluas 14.681, yang mencakup lapangan sepakbola dan gedung olahraga yang dibangun tahun 2021. RTH dangedung olahraga tersebut menjadi ruang terbuka andalan masyarakat, tetapi kondisinya masih memprihatinkan dan mendesak untuk diperbaiki.
Adapun pekerjaan fisik Penataan Kawasan Olahraga Dolokgede Kabupaten Bojonegoro dengan lingkup pekerjaan, Kolam Renang beserta area parkir dan taman yang terdiri dari pekerjaan persiapan, struktur, arsitektur dan lansekap.
Fasilitas Lapangan Sepakbola beserta area parkir dan taman yang terdiri dari pekerjaan persiapan, struktur, arsitektur, MEP dan lansekap. Paket pekerjaan tersebut nantinya akan dihibahkan kepada pemerintah kabupaten.(suko)