SuaraBanyuurip.com — Arifin Jauhari
Tuban — Operator ladang minyak dan gas bumi (migas) Blok Tuban, PT Pertamina Eksplorasi dan Produksi (EP) Sukowati Field, berhasil menerapkan program budidaya buah melon sistem hidroponik di sekitar wilayah operasi. Terbukti sebanyak 2 ton melon kualitas premium sukses dipetik dalam gelaran panen perdana, Sabtu (24/02/2024).
Buah manis nan renyah yang bibitnya bisa ditanam tak kenal musim ini dikembangkan oleh Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKS) industri hulu migas di Desa Rahayu, Kecamatan Soko, Kabupaten Tuban, Jawa Timur, sebagai pengejawantahan Program Pengembangan Masyarakat (PPM).
Seremoni panen perdana buah melon ini di langsungkan secara simbolis di halaman samping Taman Lansia. Hadir dalam agenda, Perwakilan Dinas Pertanian Tuban, Camat dan Forkopimca Soko, Kepala Desa Rahayu, Imam Lughuzali, Ketua BPD Rahayu, dan Kordinator Penyuluh Pertanian setempat.
Serta para tamu dari Menko PMK, Monalisa Herawati Rumayar, SPt, MSi, dari Kementerian Desa PDTT Arta Surya Dini, dan dari Indonesian Social Sustaninability Forum (ISSF), Jauhari Umar, SE, MM.
Manager Pertamina EP Sukowati Field, Totok Parafianto mengatakan, bahwa program budidaya melon hidroponik ini sudah menunjukan hasil progres yang baik mulai dari tahap perencanaan, peningkatan kapasitas hingga saat ini sudah tahap pemasaran.
“Proses ini cukup panjang, dari awalnya kami merencanakan program, hingga kami berikan kesempatan magang selama 2 bulan di kebun hidroponik di Solo. Saat ini sudah dapat kita nikmati hasilnya,” kata manager field ramah ini.
Ia berharap program ini terus berlanjut hingga ke tahap kemandirian dengan kelompok karang taruna sebagai pengelola hidroponik yang harus tetap berkembang.
“Sehingga dapat meningkatkan pendapatan,” ujar Totok, sapaan akrabnya.
Sementara Kepala Bidang Ketahanan Pangan Dinas Pertanian Kabupaten Tuban, Suyanto mengungkapkan terima kasih kepada Pertamina EP Sukowati Field khususnya pada PPM yang berjalan sesuai harapan masyarakat.
“Melon adalah komoditas yang nilai ekonominya tinggi, maka yang terpenting bukan hanya berhasil panen tetapi juga keberlanjutannya, oleh sebab itu kami sangat mengapresiasi atas kolaborasi Pertamina EP Sukowati,” ungkapnya.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Karang Taruna Adinata Muda, Miftahul Khoiri mengaku, mendapat pelatihan dan pembinaan dari Pertamina EP Sukowati Field untuk membudidayakan tanaman melon dengan sistem hidroponik dalam green house bernama Antareja.
Sejak ditanam pada 20 Desember 2023 lalu, hampir 2.000 bibit melon jenis premium ini telah menghasilkan buah siap petik untuk dipanen dalam satuan tonase sekira lebih 2 ton atau setara lebih dari 1.600 melon dalam satuan buah.
Ada empat varietas berhasil dipanen, yaitu Elysia, Aruni, Greenie Sweet, dan Greeniegal. Aruni adalah varietas paling banyak di dalam green house. Dari ke empat varietas melon itu bisa dipanen dalam berat antara 1,3 kg sampai 1,5 kg per buahnya.
“Harga buah melon jenis premium ini hampir Rp50 ribu per kilogram kami cek kemarin,” tandasnya.
Panen perdana buah melon hasil budidaya sistem hidroponik ini ditandai awal dengan pengguntingan pita pada panel solar cell untuk sumber tenaga surya yang dimanfaatkan sebagai daya penggerak pompa air untuk Green House Antareja dan gunting pita joglo samping Taman Lansia, dan ditutup dengan petik buah bersama-sama.(fin)