SuaraBanyuurip.com — Arifin Jauhari
Bojonegoro — Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, Nurul Azizah didaulat memberi pembekalan kepada mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Bojonegoro (Unigoro), di Hall Suyitno, kampus setempat, Sabtu (24/03/2024).
Perempuan asli Desa Sumbertlaseh Kecamatan Dander tersebut hadir sebagai narasumber dalam Studium General KKN Tematik Kolaboratif Unigoro 2024 yang digelar oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Unigoro.
Selain itu, LPPM Unigoro juga menghadirkan External Officer Manager ExxonMobil Cepu Limited (EMCL), Beta Wicaksono, serta Communication Relations and CID Pertamina Eksplorasi dan Produksi Cepu (PEPC) Zona 12, Bayu Tangguh Familu.
Nurul Azizah memberikan paparan kepada 790 mahasiswa tentang sinergi penanganan kemiskinan di Kabupaten Bojonegoro. Menurut dia, Pemkab Bojonegoro telah menginventarisir data kemiskinan melalui data mandiri masyarakat miskin daerah (Damisda).
Dalam Damisda tercatat ada lima kecamatan dengan kantong kemiskinan tertinggi pada 2023. Yakni Ngasem, Kepohbaru, Kedungadem, Ngraho, dan Tambakrejo. Secara umum, capaian prosentase kemiskinan di Kota Ledre (sebutan lain Bojonegoro) lebih rendah dibandingkan dengan kabupaten sekitarnya seperti Lamongan dan Tuban.
Ada tiga strategi utama dalam rangka pengentasan kemiskinan yang telah dilakukan tahun 2023. Mulai dari beban pengeluaran seperti program sepuluh sarjana per desa, domba kesejahteraan, bantuan sosial untuk keluarga miskin ekstrem dan sebagainya.
“Lalu ada pula peningkatan pendapatan dengan BKD (bantuan keuangan desa) untuk BUMDes dan kartu pedagang produktif. Serta pengurangan kesenjangan wilayah dalam bentuk pembangunan infrastruktur,” paparnya.
Tak hanya pemerintah, perusahaan yang ada di Kabupaten Bojonegoro juga ikut andil untuk mengentaskan kemiskinan. Ini sebagaimana disampaikan oleh Beta Wicaksono. EMCL memiliki tiga program pengembangan masyarakat. Antara lain bidang pendidikan, ekonomi, dan kesehatan.
Pelaksanaan program pengembangan masyarakat oleh EMCL mengusung prinsip pemberdayaan masyarakat, partisipasi masyarakat, serta keberhasilan dan keberlanjutan.
“Seperti di program Prima (Perempuan Indonesia Merajut), kami tidak hanya melatih ibu-ibu bisa merajut. Tapi kami buat komitmen pasar. Produk rajutannya diekspor agar pelatihannya tidak sia-sia,” tuturnya.
Senada juga disampaikan oleh Bayu Tangguh. Menurut dia, perusahaan memiliki tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL) di lokasi yang ditempati. Program TJSL yang diinisiasi oleh Pertamina EP Cepu berfokus di pilar pendidikan, kesehatan, infrastruktur dan pemberdayaan masyarakat, serta lingkungan hidup.
Pelaksanaan TJSL dilakukan dengan cara kolaborasi pentahelix bersama akademisi, masyarakat desa, pemerintah, komunitas dan LSM. Mahasiswa juga bisa menjadi bagian dari kolaborasi.
“Karena bidang-bidang TJSL kami tidak bisa berdiri sendiri. Semua saling berkaitan dan mempengaruhi,” ungkap Bayu.
Ketiga narasumber, baik Sekda Bojonegoro, EMCL, dan Pertamina EP Cepu mengapresiasi misi yang diusung dalam KKN Tematik Kolaboratif Unigoro 2024. KKN Unigoro tahun ini mengangkat tema Sinergitas Desa dan Perguruan Tinggi dalam Upaya Mencapai Zero Poverty untuk Mewujudkan Pembangunan Berkelanjutan. (fin)