PT ADS Ajak Media Berkolaborasi Membangun City Branding Bojonegoro

Branding Bojonegoro.
Pj Bupati Adriyanto saat menjadi narasumber talkshow bertajuk Kolaborasi Pemkab Bojonegoro dengan Media Membangung Branding" yang dilaksanakan PT ADS.

SuaraBanyuurip.com – d suko nugroho

Bojonegoro – BUMD Bojonegoro, Jawa Timur, PT Asri Dharma Sejahtera (ADS) menggelar talkshow bertajuk “Kolaborasi Pemerintah Kabupaten Bojonegoro dan Media dalam Membangun City Branding”, di salah satu hotel, Minggu (24/4/2024). Kegiatan ini bertujuan untuk melakukan kajian dan mengidentifikasi bersama peluang yang dapat ditingkatkan dalam membangun city branding Bojonegoro, sehingga berdampak pada pertumbuhan ekonomi secara berkelanjutan.

Direktur Utama PT ADS, M. Kundori menyampaikan, pelibatan media dalam kegiatan ini karena media memiliki peran penting dalam membangun city branding Kabupaten Bojonegoro kedepannya. Sehingga dengan sinergi dan kolaborasi yang dibangun ini akan memudahkan mengenalkan potensi-potensi yang dimiliki Bojonegoro kepada masyarakat luas.

“Harapannya melalui kegiatan ini ada masukan yang bisa menjadi rumusan dan rekomendasi kebijakan dalam membangung City Branding Bojonegoro kedepannya,” kata Kundori.

Talkshow City Branding Kabupaten Bojonegoro menghadirkan narasumber yang kompeten dibidangnya. Yakni Direktur Eksekutif Surabaya Tourism, Prof Mohammad Yasak Anshori MM, Arif Afandi Wakil Walikota Surabaya periode 2005 – 2010, dan Pj Bupati Bojonegoro Adriyanto.

Arif Afandi menyampaikan pengalamannya dalam membranding Surabaya. Pada saat itu, dirinya bersama Prof Yasak diantaranya sukses membangun branding Surabaya Shopping Festival, Surabaya Tourism and Promotion Board (STPB), dan City Branding Sparkling Surabaya.

Arif menjelaskan, dipilihnya baranding itu karena Surabaya tidak memiliki pemandangan alam menarik yang dapat disuguhkan atau dapat menarik wisatawan. Sehingga keberadaan swalayan besar dan kuliner menjadi potensi yang dikembangkan untuk membangun branding Surabaya.

“Dari branding yang kita lakukan bisa meningkatkan jumlah wisatawan domestik maupun mancanegara. Bahkan saat itu kita berhasil mengubah jadwal penerbangan pesawat dari luar negeri untuk transit di Bandara Juanda Surabaya,” ujar CEO Ngopibareng.id itu.

“Saat itu saya juga membuat dua konser musik besar di Surabaya. Selain mendatangkan pengunjung dari luar daerah, juga untuk mengubah image negatif tentang bonek yang melekat dengan Surabaya,” lanjut Arif.

Selain jumlah kunjungan wisatawan, Arief melanjutkan, kesuksesan branding Surabaya, dilihat dari meningkatnya pajak restoran, pajak hotel, pajak hiburan.

“Artinya, kalau kita bicara branding, maka mindset kita harus seperti marketing. Bagaimana cara kita menjual potensi itu kepada masyarakat luar Surabaya agar mereka datang ke sini dan menghabiskan uangnya di sini,” tegas Arif.

“Dan, ada berapa branding yang saya buat dulu masih tetap dilanjutkan Pemkot sampai sekarang diantaranya Surabaya Shopping Festival,” pungkasnya.

Branding Bojonegoro.
Direktur Eksekutuf Surabaya Tourism, Prof Mohammad Yasak Anshori MM saat menyampaikan strategi membangun branding.

Senada disampaikan Direktur Eksekutif Surabaya Tourism, Prof Mohammad Yasak Anshori MM. Menurutnya, jika Kabupaten Bojonegoro ingin membangun branding daerah jangan meniru Yogyakarta atau Bali karena potensi yang dimiliki sangat berbeda.

“Banyak daerah yang membranding daerahnya seperti Jogja atau Bali. Ini sangat keliru, karena potensi alam, budaya dan lainnya itu sangat berbeda sekali antara Bojonegoro dengan Jogja atau Bali. Jadi kalau mau membranding ya harus disesuaikan dengan potensi yang dimiliki daerah itu sendiri. Ini akan lebih kuat dibanding kita meniru daerah lain,” kata Prof Yasak.

Ia mencontohkan, seperti branding tentang pertanian Bojonegoro. Bagaimana caranya bisa menyuguhkan kepada masyarakat luar daerah tentang cara membajak sawah menggunakan luku atau kerbau.

“Bagi masyarakat Bojonegoro itu hal biasa. Tapi bagi warga Jakarta atau bahkan luar negeri hal seperti itu menarik karena di daerah mereka tidak ada dan mereka tidak pernah belepotan bermain di sawah. Tinggal bagaimana kita mengemas dan menjualnya,” tutur Prof Yasak.

Menurut dia, ada beberapa hal yang perlu disiapkan untuk membranding sebuah daerah. Diantaranya menginventarisir potensi-potensi yang dimiliki, menyiapkan data jumlah pengunjung. Data ini diperlukan untuk mengetahui berapa jumlah orang luar daerah dan dari mana asalnya yang datang ke Bojonegoro, karena mereka menjadi target pasar dari branding yang dibangun.

Selain itu juga moda transportasi yang digunakan pengunjung dari luar daerah perlu diketahui, dan komitmen kuat dari kepala daerah untuk membangun branding.

“Tak kalah pentingnya peran media dalam ikut memberitakan potensi yang dimiliki daerah agar dikenal masyarakat luar daerah Bojonegoro,” pungkasnya.

Sementara itu, Pj Bupati Bojonegoro Adriyanto menambahkan, banyak potensi yang bisa digali untuk membranding Kabupaten Bojonegoro. Diantaranya potensi hutan yang dimiliki karena 40 persen wilayah Bojonegoro merupakan wilayah hutan, pertanian yang menjadi sumber utama penghidupan warga, dan wisata Geo Park yang saat ini sedang menunggu sertifikat dari Unesco.

“Rencana kedepan kita akan bangun Agroindustri Pertanian, karena mayoritas masyarakat Bojonegoro adalah petani. Kalau ini digarap serius, kehutanan juga akan bisa masuk di dalamnya,” tegasnya.

Pejabat Kementerian Keuangan ini menambahkan, untuk mengenalkan potensi-potensi tersebut diperlukan membangun sebuah narasi agar menarik wisatawan atau orang luar untuk datang ke Bojonegoro.

“Ini bisa dilakukan oleh media. Karena itu perlu adanya sinergi dan kolaborasi bersama untuk membangun Bojonegoro berkelanjutan,” pungkas Adriyanto.(suko)

»Follow Suarabanyuurip.com di
» Google News SUARA BANYUURIP
» dan Saluran WhatsApp Channel SuaraBanyuurip.com


Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *