SuaraBanyuurip.com — Arifin Jauhari
Bojonegoro — Ratusan pohon peneduh jenis tabebuya di sepanjang trotoar Jalan Basuki Rahmat, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, tak dapat tumbuh alias mati. Pohon-pohon itu mengering mulai dari titik simpang tiga Jambean hingga ruas simpang empat paling utara.
Salah satu warga pemilik warung sekitar turut Desa Sukorejo, Yanto menyaksikan pepohonan setinggi itu tak terlihat punya tunas daun sudah berbulan-bulan lamanya. Meski begitu ia tak ingat berapa lama persisnya sejak pohon tersebut ditanam.
“Seingat saya pohon peneduh itu tanamnya musim kemarau, cuaca panas terik pokoknya, tapi saya lupa bulan apa,” ujarnya.
Dari penelusuran Suarabanyuurip.com, Jumat (26/04/2024) diketahui sebanyak sekira 160 pohon mengering tanpa daun maupun tunas. Baik di sisi trotoar sebelah barat maupun timur. Kendati terlihat pohon terkesan mati paling banyak di sisi timur.
Dikonfirmasi ihwal matinya pohon peneduh, Dinas Pekerjaan Umum Perumahan, Kawasan Permukiman (DPU PKP) dan Cipta Karya Kabupaten Bojonegoro melalui Kepala Bidang Sarana Prasarana dan Utilitas Umum, Iwan Maulana membenarkan kondisi tersebut.
Namun menurut dia jumlah pohon yang mati hanya sebanyak 47 batang dari jenis tabebuya. Dia mengaku sudah menghubungi rekanan untuk memerintahkan segera penggantian pohon yang mati karena masih masa pemeliharaan.
“Untuk pohon Basuki Rahmat masih masa pemeliharaan dan masih tanggungan penyedia, untuk penggantian rencana mulai hari Sabtu kalau nggak Minggu, Mas,” kata Iwan.
Untuk diketahui, Jalan Basuki Rahmat adalah salah satu dari lima ruas trotoar yang ditanami pohon tabebuya dan pule pada medio 2023. Total ada sejumlah 587 pohon. Rinciannya, 432 pohon tabebuya dan 155 pohon pule. Kelima ruas trotoar tersebut yakni Jalan Basuki Rahmat, Teuku Umar, Dr. Cipto, Pahlawan, dan Jalan Hasyim Ashari.(fin)