SuaraBanyuurip.com – d suko nugroho
Bojonegoro – Pengurus Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) Abdul Wahid Azar menyebut masyarakat Bojonegoro akan lebih banyak diuntungkan dengan bupati dan wakil bupati dari jalur independen atau perseorangan. Kepala daerah dari jalur independen akan lebih mengedepankan kepentingan masyarakat daripada partai politik (Parpol).
Menurut Cak Wahid, panggilan akrab Abdul Wahid Azar, bupati dan wakil bupati dari jalur independen tidak terikat oleh kepentingan parpol pendukung. Artinya kebijakan atau keputusan yang diambil tidak terpengaruh dinamika partai. Sehingga mereka bisa lebih fokus pada kebutuhan masyarakat untuk peningkatan kesejahteraan.
“Beda lagi jika kepala daerah dari parpol. Tentu kebijakan atau keputusan yang diambil akan lebih mengutamakan kepentingan parpol pendukung daripada masyarakat,” kata pria yang juga menjadi pengurus pusat ikatan persaudaran haji Indonesia (IPHI).
Selain itu, Cak Wahid melanjutkan, bupati dan wakil bupati dari jalur independen adalah representasi masyarakat luas. Sehingga dapat mengakomodir kepentingan dan aspirasi dari beragam elemen masyarakat tanpa terikat oleh kepentingan parpol.
“Kepala daerah dari jalur independen memiliki fleksibilitas untuk merancang dan mengimplementasikan inovasi program pembangunan. Mereka dapat mengambil langkah-langkah kreatif dan solutif tanpa harus terikat pada kebijakan partai yang kurang sesuai dengan kebutuhan lokal,” tutur Ketua Tim STUNTING IPHI & BKKBN ini.
Dalam konteks Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Bojonegoro, Cak Wahid mengapresiasi munculnya pasangan bakal calon bupati dan wakil bupati dari jalur independen, Nurul Azizah – Nafik Sahal. Menurutnya, bakal calon kepala daerah perseorangan ini akan memberikan warna baru bagi demokrasi di kabupaten penghasil migas.
“Calon idependen ini akan memberikan pilihan kepada masyarakat Bojonegoro untuk menentukan nasib mereka lima tahun kedepan,” tegas penulis Buku “Bondo Nekat” ini.
Kakak kandung Nurul Azizah, Hamida Hayati menyampaikan alasan Nurul memutuskan maju melalui jalur independen dalam kontestasi Pilkada Bojonegoro 2024. Salah satunya menentang calon tunggal agar demokrasi di Bojonegoro tetap berjalan dan masyarakat memiliki pilihan.
“Berdasarkan info valid yang kami terima, incumbent mau memborong partai dan menghendaki calon tunggal. Sementara rakyat menghendaki calon alternatif. Inilah yang menjadi alasan Bu Nurul dan Gus Nafik memutuskan maju lewat jalur independen,” tegas Hamida.
Sementara itu, Pengamat politik Bojonegoro, Ahmad Taufiq menilai, cabup-cawabup independen akan sulit dalam memobilisasi massa karena tidak memiki pendukung yang terstruktur. Kondisi ini berbeda dengan calon dari parpol akan relatif lebih mudah mengkases dukungan massa, karena parpol jelas memiliki basis massa yang dibangun lama dan sudah punya jaringan yang kuat untuk menggalang suara.
“Calon independen juga memiliki peluang menang asalkan berhasil meningkatkan popularitas dan mendapat banyak simpati dari masyarakat. Walau tak banyak, pasangan cabup-cawabup independen yang menang pilkada itu ada,” tandas Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Bojonegoro (Unigoro) ini.(suko)
Tetap Lanjut Dua Periode bersama Bu Anna Bupati Kita