SuaraBanyuurip.com — Arifin Jauhari
Bojonegoro — Mantan petahana Anna Mu’awanah tak pernah menang ketika head to head melawan Setyo Wahono-Nurul Azizah dalam simulasi pemilihan kepala daerah (pilkada) Kabupaten Bojonegoro 2024 yang dibuat oleh lembaga survei DKSI.
Temuan Duta Konsultan dan Survei Indonesia (DKSI) periode 08 Juli – 14 Juli 2024 ini menyebutkan, hasil survei head to head jika Anna Mu’awanah berpasangan baik dengan Mitro’atin maupun dengan Donny Bayu Setiawan sebagai wakilnya. Hasilnya Anna Mu’awanah selalu kalah dengan pasangan Setyo Wahono-Nurul Azizah.
Pasangan Setyo Wahono dan Nurul Azizah mendapatkan simpati di masyarakat pada periode Juli 2024 ini. Dalam simulasi DKSI, Pasangan Setyo Wahono dan Nurul Azizah dengan keterpilihan mendapatkan 49.2 persen di elektabilitas sebagai Calon Bupati dan Wakil Bupati Bojonegoro. Hal ini lebih tinggi dari Anna Mu’awanah ketika berpasangan dengan Mitroatin mendapatkan keterpilihan 38,6 persen di Pilkada 2024.
Direktur Eksekutif DKSI, M. Firdaus menyatakan, bahwa hasil survei menunjukkan pada skenario dua pasangan calon mengikuti kontestan kepala daera. Survei ini dilakukan secara wawancara dan menunjukan gambar pasangan calon, serta nama masing masing.
Kemudian pada Survei dan simulasi elektabilitas ke dua, Setyo Wahono – Nurul Azizah mendapatkan suara 53.3 persen dan pasangan Anna Mu’awanah ketika berpasangan dengan Doni Bayu Setiawan mendapatkan dukungan 35.2 persen.
“Dalam survei ini juga ada yang tidak menjawab sebanyak 11,5 persen,” kata Firdaus kepada Suarabanyuurip.com, Selasa (23/07/2024).
Kemudian DKSI juga melakukan survei jika pasangan Setyo Wahono – Nurul Azizah bersaing dengan Anna Muawanah – Teguh Hariyono, dari hasil survei yang juga menunjukkan gambar dan nama pasangan calon, Setyo Wahono mendapatkan keterpilihan 52,4 persen.
Sedangkan Anna Mu’awanah jika berpasangan dengan Teguh Haryono mendapatkan keterpilihan sebanyak 36,8 persen.
“Survei ini kami lakukan langsung dimasyarakat dengan memintai pendapat untuk permasalahan pilkada di wilayah Kabupaten Bojonegoro, diantaranya Kepala Rumah Tangga, tokoh masyarakat, kepala dusun, RT, ulama, ketua ormas, mahasiswa, dan pengurus partai politik,” terangnya.
Untuk tren popularitas dan liketabilitas, sebelumnya DKSI menyampaikan bahwa Setyo Wahono terus mengalami kenaikan, meski sebelumnya elektabilitas Setyo Wahono sempat rendah karena pria asal Desa Dolokgede, Kecamatan Tambakrejo itu sempat menyatakan tidak maju dalam pilkada Bojonegoro.
Namun setelah Setyo Wahono menyatakan pencalonan diri di Pilkada 2024, dan sudah mendapatkan rekomendasi dari beberapa Partai Politik akhirnya tren dan keterkenalan serta suka terhadap Calon Bupati Bojonegoro, terhitung bulan Mei – Juli 2024, kenaikan Setyo Wahono mencapai 12.6 persen serta di sukai masyarakat mencapai 9.8 persen.
“Begitu juga dengan Nurul Azizah juga mengalami kenaikan 7.5 persen untuk keterkenalan, dan 13.8 disukai,” papar Direktur DKSI.
Survei yang dilakukan DKSI ini untuk mengukur trend Preferensi pemilih terhadap politik elektoral menjelang Pilkada serentak pada bulan November 2024, serta memberi gambaran popularitas, liketabilitas, dan elektabilitas dari figur yang berpeluang menjadi Bupati Bojonegoro.
“Ini juga untuk mengukur tingkat kepastian pemilih terhadap siapa yang dipilih, kemudian juga untuk mengukur keterpilihan dengan simulasi, serta mengukur tren prilaku pemilih dalam sumber pengetahuan politik diantaranya tokoh yang berpengaruh dalam permasalahan pilkada,” bebernya.
Adapun metodologi yang digunakan DKSI meliputi jenis penelitian, kriteria Responden, metode sampling, jumlah responden Marhin Of Eror, Kendali Muti Survei, waktu survei, dan Qualitu Control
“Adapun waktu survei kami lakukan mulai tanggal 08 – 14 Juli 2024, dengan jumlah responden mencapai 1.720 responden, serta kriteria responden mulai usia 17 tahun ke atas,” tandasnya.(fin)