SuaraBanyuurip.com – Pelayanan akses air bersih belum dirasakan secara merata oleh masyarakat Bojonegoro. Warga sering mengalami kesulitan mendapat akses air bersih terutama saat musim kemarau. Paslon bupati dan wakil bupati nomor 02, Setyo Wahono-Nurul Azizah menyiapkan kartu sakti untuk mengatasi persoalan tersebut.
M. Ali Mujib, warga RT013, RW003 Desa Ngraseh, Kecamatan Dander mengaku, kesulitan mendapatkan air bersih untuk kebutuhan sehari-sehari pada saat musim kemarau. Sumber air di sumur timba miliknya sering kering.
“Di sini belum ada jaringan air PAM. Di sumur ada airnya tapi kalau disanyo sebentar sudah habis,” ujarnya.
Pria 53 tahun ini terpaksa harus menghemat air. Mujib tidak jarang membeli air isi ulang untuk mandi dan memasak.
“Semoga adanya program Kartu Air dari Pak Wahono dan Bu Nurul, nantinya warga di sini tidak lagi kesulitan mendapat air bersih,” harapnya.
Senada disampaikan Sukaesih, warga Ngrejeng, Kecamatan Purwosari. Kata dia, warga Ngrejeng selalu mengalami krisis air bersih setiap musim kemarau, karena sumber-sumber mata air mengering.
“Harapan kami kedepan di sini ada semacam PDAM atau dibuatkan sumber mata air yang bisa dialirkan ke rumah warga,” ujarnya.
Politisi PKB Bojonegoro, Abdulloh Umar mengatakan, wilayah Bojonegoro dekat sungai dan terdapat pegunungan. Artinya, masalah air, sejauh ini, masih berkutat pada manajerial dan inovasi saja. Menurut dia, kedepan harus ada inovasi agar distribusi air tidak terganggu. Baik di wilayah perkotaan maupun perdesaan.
“Terkait masalah air, harus ada keberanian dan inovasi dari pemimpin Bojonegoro mendatang,” tegas Umar.
Sementara itu, Cabup Bojonegoro, Setyo Wahono menegaskan, telah menyiapkan program khusus untuk mengatasi persoalan air bersih. Selain program menjaga dan memelihara sumber air, juga menyiapkan penataan dan manajemen distribusi air. Sebab, selama ini, masalah justru kerap terjadi pada proses distribusi air bersih.
“Selain menata distribusi air, kami juga membikin program Kartu Air. Yaitu kartu sakti mendapat pelayanan masalah air bersih,” terang Wahono.
Melalui Kartu Air ini, lanjut dia, warga dapat memperoleh kemudahan saat mengalami masalah air. Utamanya gangguan pada proses distribusi air bersih. Baik di perkotaan mupun di perdesaan.
“Kami juga akan meningkatkan program penyediaan air bersih di desa-desa melalui PAM Desa,” tegas cabup asli Bojonegoro dari Desa Dolokgede, Kecamatan Tambakrejo ini.
Cabup Wahono juga akan memberikan akses air bersih secara gratis kepada masyarakat kurang mampu melalui subsidi dari pemerintah daerah.
“Kedepan kami akan membuat program akses air bersih yang langsung bisa diminum di ruang-ruang publik seperti alun-alun, terminal, sekolah-sekolah, dalan lain-lain. Tujuannya untuk mengurangi belanja beli air, mengurangi penggunan plastik, dan mengurangi pengeluaran warga,” pungkas anak mantan Kepala Desa Dolokgede ini.(red)