Cegah Stunting, PEPC Zona 12 dan Paratazkia Laksanakan Pos Gizi Mandiri Sekitar JTB

Sosialisasi cegah stunting.
FOTO BERSAMA : Perwakilan PEPC, Edi Arto dan Yayasan Paratazkia, Sudalhar ketika sosialisasikan Program Pos Gizi Mandiri di Balai Desa Kaliombo, Kecamatan Purwosari.

SuaraBanyuurip.com — Arifin Jauhari

Bojonegoro — Pengelola lapangan unitisasi gas Jambaran Tiung Biru (JTB), Pertamina Eksplorasi dan Produksi Cepu (PEPC) Zona 12 menunjukkan kepedulian tinggi dalam keikutsertaan mencegah stunting di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur. Wujudnya berupa pelaksanaan Program Posyandu Tangguh Mandiri untuk Peningkatan Status Gizi Masyarakat Rentan dikenal dengan akronim “Pos Gizi Mandiri”.

PEPC Zona 12 menggandeng Yayasan Paratazkia sebagai pendamping program bidang kesehatan yang menyasar desa-desa sekitar wilayah operasinya. Antara lain Desa Dolokgede, Kecamatan Tambakrejo, Desa Kaliombo, dan Desa Pelem, Kecamatan Purwosari, Desa Bandungrejo, dan Desa Mediyunan, Kecamatan Ngasem.

Program ini bertujuan untuk meningkatkan status gizi balita serta mendorong kemandirian kader Posyandu dalam memberikan pelayanan kesehatan yang berkelanjutan. Selain itu juga bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, khususnya pada kelompok rentan seperti balita, ibu hamil, serta pasangan usia subur.

Perwakilan PEPC Zona 12, Edi Arto mengatakan, program ini merupakan salah satu program pengembangan masyarakat (PPM) yang telah disetujui oleh SKK Migas sebagai bentuk kontribusi industri hulu migas dalam pembangunan masyarakat di sekitar area operasinya, terutama bidang kesehatan.

“Dengan adanya program pendampingan ini kami berharap kepada para kader kedepannya bisa menjadi kader yang aktif dalam bidang kesehatan, ekonomi produktif sehingga kedepan dapat menjadi Local Hero di wilayahnya,” ujarnya.

Sosialisasi program Pos Gizi Mandiri.
Pendamping program Yayasan Paratazkia, Sudalhar saat sosialisai program Pos Gizi Mandiri di Desa Pelem, Kecamatan Purwosari, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur.

Local Hero yang dimaksud adalah masyarakat di sekitar perusahaan yang berperan penting dalam pemberdayaan ekonomi, lingkungan, dan sosial masyarakat, bersama sama dengan perusahaan menjalankan program corporate social responsibility (CSR) yang berkelanjutan dan berdampak positif bagi masyarakat.

Oleh karena program yang sedang dilakukan pendampingan adalah mengenai pencegahan stunting, pendampingan Pasangan Usia Subur (PUS), Wanitas Usia Subur (WUS), remaja, Ibu dan balita hingga pendampingan kemandirian Unit Usaha Posyandu (UUP) maka, bagi kader yang dapat berperan aktif dalam penyampaian, memberi contoh mengenai edukasi posyandu yang aktif dan produktif atau bisa menjadi local Hero, PEPC berkomitmen akan memberikan beasiswa penuh kepada kader tersebut.

“Bantuan berupa beasiswa ini nantinya dapat diberikan kepada putra-putri kader yang aktif tersebut,” terangnya.

Sementara itu, salah satu pendamping program dari Paratazkia, Sudalhar, memberikan penjelasan mengenai berbagai point kegiatan yang akan dijalankan dalam kurun waktu kurang lebih 120 hari kedepan.

Sosialisasi program Pos Gizi Mandiri.
Pendamping program Yayasan Paratazkia, Sudahlar saat sosialisasi Program Pos Gizi Mandiri di Desa Dolokgede, Kecamatan Tambakrejo, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur.

Antara lain mengenai pengentasan stunting, yang mana program ini adalah salah satu program lanjutan yang sudah dijalankan pada tahun sebelumnya. Dalam program kegiatan pengentasan stunting ini pihaknya sebagai pendamping program akan memonitoring kegiatan setiap bulan.

“Khusus balita gizi kurang nantinya akan mendapat perhatian khusus dengan diberikan PMT (yang dalam pemberiannya tidak selalu berupa makanan matang, bisa berupa bahan makanan) dan juga vitamin yang berbasis kearifan local yaitu vitamin Sinchi Ocha,” jelas Sudalhar dalam siaran pers kepada Suarabanyuurip.com, Rabu (16/10/2024).

Untuk pendampingan terhadap unit usaha posyandu, Sudalhar memaparkan, bahwa bentuk pendampingan yang dilakukan berupa sertifikasi halal. Program ini mendapat dukungan dan berkolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk tenaga kesehatan setempat dan dukungan dari pemerintah desa dan para warga.

Yuswanto, Perangkat Desa Bandungrejo, mewakili seluruh warga mengucapkan terima kasih kepada PEPC Zona 12 dan mitranya Paratazkia yang telah melaksanakan dan melakukan Pendampingan Program Pos Gizi Mandiri.

Ia pun berpesan kepada kader-kader Posyandu agar aktif dan semangat untuk mengikuti rangkaian program sehingga nanti dapat terus berinovasi dan memberikan kontribusi nyata dalam meningkatkan status kesehatan masyarakat desa.

Sebagai desa yang menjadi sasaran program, kegiatan ini juga mendapat apresiasi dari Kepala Desa Dolokgede, Nunuk Sri Rahayu yang diwakili oleh Sekretaris Desa, Rudik Krisdiyanto.

“Jika nantinya pendampingan mengenai Balita Stunting telah selesai dilakukan kami berharap ada program lanjutan yang menyasar pada anak usia PAUD dan TK mengenai edukasi atau pendampingan tentang makanan yang bergizi yang perlu dikonsumsi untuk anak usia PAUD hingga TK,” tutur Rudik mengajukan usulan.

Begitupun harapan masyarakat Desa Pelem kepada para kader Desa Pelem yang disampaikan oleh Widuri, perangkat desa setempat bernada tak jauh berbeda. Yakni agar kader-kader Posyandu Desa Pelem dapat mengikuti rangkaian program dan mengikuti setiap kegiatan yang penyelenggara program dari Yayasan Paratazkia dengan baik.

“Sehingga nantinya para kader dapat terus berinovasi dan memberikan kontribusi nyata dalam meningkatkan status kesehatan masyarakat dan juga unit usaha posyandu yang mandiri di desa kita tercinta meskipun pendampingan telah selesai,” tandasnya.(fin)

 

 

 

 

»Follow Suarabanyuurip.com di
» Saluran WhatsApp Channel SuaraBanyuurip.com


Pos terkait