SuaraBanyuurip.com — Arifin Jauhari
Bojonegoro — Peringkat penanganan stunting Kabupaten Bojonegoro melejit drastis. Hasil Tim Penilaian Kinerja Pelaksanaan Aksi Konvergensi Pencegahan dan Percepatan Penurunan Stunting (PPPS) Provinsi Jawa Timur (Jatim) Tahun 2025 menempatkan Bojonegoro di peringat ke sembilan dari 38 kabupaten/kota di Jatim.
Kepala Bagian Protokol dan Pimpinan Komunikasi Pimpinan Daerah (Kabag Prokopim) Bojonegoro, Teguh Aris Setyobudi mengatakan, bahwa berdasar hasil penilaian kinerja percepatan penurunan stunting tahun 2025, Bojonegoro berada di ranking 9 dari 38 kabupaten/kota se Jatim.
“Tahun kemarin ranking 27 dari 38 kabupaten/kota se Jatim, skor Bojonegoro tahun ini naik 20 poin dari 109 menjadi 129 sebagaimana surat terlampir,” kata Teguh Aris Setyobudi kepada Suarabanyuurip.com, Selasa (24/6/2025).
Sesuai tersurat dalam berita acara, penilaian dimaksud didasarkan pada perencanaan Intervensi terintegrasi dalam mendukung Pencegahan dan Percepatan Penurunan Stunting sehingga terjadi proses perbaikan pada perencanaan, penganggaran, implementasi, pemantauan dan evaluasi program/kegiatan intervensi gizi (spesifik dan sensitif).
Kemudian, penilaian berdasarkan kinerja Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten/Kota dan inovasi Kabupaten/Kota dalam Pencegahan dan Percepatan Penurunan Stunting.
“Pelaksanaan Penilaian Kinerja ini dilaksanakan berdasarkan prinsip Integritas, Akuntabilitas, Transparansi, Obyektif, dan Terukur,” ujar Teguh Aris.
Penilaian dilakukan melalui dua tahapan yakni, pertama adalah penilaian berdasarkan reviu dokumen data pendukung yang diunggah dalam web monitoring Aksi Bangda Dirjen Pembangunan Daerah Kementerian Dalam Negeri yang meliputi: Aksi 1 (Analisa Situasi), Aksi 2 (Rencana Kegiatan), Aksi 3 (Rembuk Stunting), Aksi 4 (Peraturan Bupati/Walikota Percepatan Penurunan Stunting), Aksi 5 (Pembinaan Pelaku dan Pemerintah Desa/Kelurahan), Aksi 6 (Sistem Manajemen Data Stunting), Aksi 7 (Pengukuran dan Publikasi Stunting), dan Aksi 8 (Reviu Kinerja Tahunan).

Sedangkan penilaian kedua dilaksanakan berdasarkan paparan seluruh indikator tersebut yang dipresentasikan oleh 38 Kabupaten/Kota dan dilakukan pendalaman oleh Tim Panelis.
“Capaian peringkat ke 9 ini adalah bentuk keseriusan Pemkab Bojonegoro dalam penanganan stunting,” ungkap Teguh Aris.
Terpisah, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Bojonegoro, Ahmad Gunawan menyatakan, bahwa penanganan stunting merupakan program prioritas bupati dan wakil bupati. Program ini didukung oleh lintas organisasi perangkat daerah (OPD).
“Kerja percepatan penurunan stunting di Bojonegoro ini berhasil karena juga disengkuyung (ditopang/dibantu) oleh lintas organisasi OPD untuk mewujudkan target-target capaiannya,” beber Ahmad Gunawan.(fin)
Berikut Peringkat 10 Besar Kabupaten/Kota di Jatim Hasil Penilaian Kinerja Penanganan Stunting :
1. Kota Mojokerto, Skor 132
2. Kota Surabaya, Skor 132
3. Kabuoaten Kediri, Skor 131
4. Kabupaten Situbondo, Skor 132
5. Kabupaten Jombang, Skor 130
6. Kabupaten Mojokerto, Skor 130
7. Kota Kediri, Skor 129
8. Kabupaten Gresik, Skor 129
9. Kabupaten Bojonegoro, Skor 129
10. Kabupaten Lumajang, Skor 129