SuaraBanyuurip.com — Arifin Jauhari
Bojonegoro – Dalam rangka memajukan keunggulan infrastruktur untuk mendukung operasional dan transformasi ekonomi hijau, PT PGN Tbk (PGN) sebagai Subholding Gas Pertamina mengintegrasikan teknologi demi keberlanjutan bisnis perusahaan.
“Pendukung utama dalam mematangkan infrastruktur dan merancang program strategis PGN menuju ekonomi hijau salah satunya ditopang oleh transformasi digital,” kata Direktur Strategi dan Pengembangan Bisnis PGN, Rosa Permata Sari dalam keterangan pers diterima Suarabanyuurip.com, Rabu (23/10/2024).
Rosa mengemukakan hal itu dalam acara Road to Islamic Digital Transformation Forum 2025. Menurut dia, digitalisasi dilakukan dalam seluruh rantai proses bisnis gas mulai dari operations sampai dengan pengelolaan pelanggan dengan solusi-solusi IT yang dapat meningkatkan engagement pelanggan terhadap perusahaan yang terintegrasi antara Operation Technology (OT) dan Information Technology (IT).
Dalam melakukan perancangan proyek dan keberlanjutan bisnis perusahaan, PGN mengadopsi teknologi selain sebagai langkah adaptasi, juga dalam rangka mengembangkan inovasi. Hal ini dibuktikan melalui beberapa aplikasi.
Aplikasi itu antara lain Digio (Digital Information for Gas Infrastructure Operation) yang mendukung efektivitas dalam mengelola dan merancang infrastruktur gas bumi, SiApp Gas-In yang digunakan untuk melakukan perencanaan awal proyek dengan menyiapkan timeline maupun resource, dan SipGas (Sistem Informasi Penyaluran Gas) yang digunakan untuk memonitor pergerakan penyaluran gas bumi serta infrastruktur pendukungnya.
“Seiring dengan perubahan teknologi, maka PGN berusaha adaptasi dan inovasi secara berkelanjutan,” ujar Rosa.
Bahkan untuk meter operation, lanjut dia, PGN juga sudah mengamplikasikan teknologi di dalamnya sehingga lebih transparan bagi pelanggan, contoh lain seperti smart meter untuk pencatatan otomatis pemakaian gas bagi pelanggan sehingga lebih akurat dan mudah di monitor, automatic meter reading.
“Pun untuk akusisi dan manajemen data meteran kami juga sudah akses menggunakan teknologi melalui Giore dan SipGas,” jelas Rosa.
Selain itu, teknologi saat ini merambah pada ranah yang lebih luas hingga dapat menciptakan Artificial Intellegence (AI) selain untuk mendukung kecerdasan manusia, juga mendukung percepatan pertumbuhan sektor industri dan meningkatkan daya saing bisnis. PGN juga mulai mengaplikasikan AI dalam mengembangkan infrastruktur gas bumi, clustering dan mempercepat distribusi gas ke seluruh penjuru negeri.
“Teknologi dalam hal ini AI yang saat ini marak, membantu kami membangun infrastruktur secara cepat. Dengan pendekatan teknologi ini, PGN melihat market yang sesuai dan menggolongkan pemanfaatan gas bumi sehingga LPG impor dapat semakin diminimalisir sehingga kami dapat lebih mudah untuk mewujudkan transisi energi dan ekonomi hijau,” tambahnya.
Transformasi digital memainkan perannya secara vital dalam mendukung PGN mewujudkan visi besar Indonesia Emas 2045 melalui dua hal. Pertama, memperkuat legacy business dengan mengamankan pasokan gas nasional & mengembangkan infrastruktur gas secara menyeluruh melalui teknologi, serta mengintegrasikan Gas/LNG Portfolio termasuk Jargas menggunakan Oracle Siebel dan PGN Mobile.
Kedua, memulai bisnis Low Carbon Businesses dengan akselerasi distribusi Metanol dan Biometana melalui sinergitas dengan Pertamina Group, serta mengembangkan transmisi CCUS/CCS (CO2 pipeline) yang turut dimudahkan dengan adanya teknologi.
“Kita dapat mewujudkan ekosistem energi bertumbuh dengan kuat, dengan terus memastikan didalamnya terdapat dasar transformasi digitalisasi dan juga iklim inovasi teknologi,” ujarnya.
“Hal ini bertujuan untuk memberikan layanan yang dapat diandalkan dengan efektif, efisien, serta dapat memberikan efek secara komprehensif. Tujuan tersebut dapat tercapai dengan dua kunci, adanya kolaborasi dan orkestrasi yang tepat yang harus dimaksimalkan demi manfaat yang berkelanjutan,” tutup Rosa.(fin/adv)