PGN dan Universitas Udayana Jaring Terobosan dan Solusi Energi Hijau

Direktur Utama PGN, Arief Setiawan Handoko.
Direktur Utama PGN, Arief Setiawan Handoko, saat membuka Final Day Pertamina Goes to Campus 2024 (PTGC 2024) di Auditorium Widya Sabha Universitas Udayana.(ist/pgn)

SuaraBanyuurip.com — Arifin Jauhari

Bali – Subholding Gas Pertamina, PT Perusahaan Gas Negara (PGN) Tbk dan Universitas Udayana berkolaborasi dalam rangka mengembangkan kapabilitas pengelolaan energi untuk mencari solusi sekaligus menjaring terobosan energi. Kolaborasi PGN dengan civitas akademika ini dibalut dalam rangkatan kegiatan Pertamina Goes To Campus 2024 (PGTC 2024).

Direktur Program Pembinaan Ditjen Migas Kementerian ESDM, Mirza Mahendra, menerangkan, bahwa tantangan penggunaan EBT di masa depan adalah keekonomian dan mensinergikan pengaturan hulu dan hilir.

“Kami mendapat tugas dari Presiden untuk melaksanakan swasembada energi. Karena energi impor akan menggerus ekonomi indonesia dan tugas kita bersama untuk menjaga pengelolaan energi melalui program diversifikasi energi,” katanya dalam keterangan tertulis kepada Suarabanyuurip.com, Jumat (01/11/2024).

Dia melanjutkan, untuk menuju Net Zero Emission (NZE) 2060, point paling penting adalah transisi energi. Pointnya adalah gas bumi sebagai energi fosil paling ramah lingkungan. Ini merupakan alasan PGN mengirimkan energi yang lebih baik dari sisi lingkungan.

Kemudian dari sisi cadangan, saat ini dan beberapa waktu ke depan, cadangan gas mencukupi.  Namun memiliki tantangan yaitu infrastruktur untuk menyalurkan gas sampai ke masyarakat menuju NZE 2060.

Sementara Direktur Utama PGN, Arief Setiawan Handoko menyatakan, pengelolaan energi di masa depan bagi PGN perlu kolaborasi dengan civitas akademika untuk mengembangkan riset yang inovatif. Kolaborasi PGN dengan Universitas Udayana juga untuk menyiapkan SDM yang unggul untuk pengelolaan energi ke depan.

“Maka pada kesempatan ini juga dapat meningkatkan kerjasama korporasi dengan calon-calon masa depan pengelola energi nasional,” ujarnya.

Arief berharap, PGN dan Unversitas Udayana dapat membuahkan kerja sama yang konstruktif untuk mendukung upaya PGN dalam pengembangan pemanfaatan gas bumi. Selain itu, dapat menjadi untuk memperluas sosialisasi pemanfaatan gas bumi di kalangan anak-anak muda khususnya mahasiswa Universitas Udayana. Khusus di Bali, PGN melakukan introduksi produk gas bumi beyond pipeline yaitu CNG dan LNG. Mengingat, belum adanya infrastruktur pipa dan sumber gas di Pulau Bali.

“Dalam rangka menyiapkan solusi energi menuju Energi Baru Terbarukan (EBT), salah satu peluang untuk dikolaborasikan adalah energi hydrogen. PGN juga akan mengarah ke sana sebagai bagian dari strategi step out atau inisiatif untuk low carbon business untuk mendukung Net Zero Emission 2060,” terang Arief.

Sedangkan menurut Rektor Universitas Udayana, Profesor I Ketut Sudarsana, kerjasama di berbagai aspek, secara khusus dibidang riset energi baru terbarukan menjadi komitmen bersama dalam mengurangi jejak karbon dan bumi yang lebih baik. Universitas Udayana sebagai bagian dari masyarakat akademik dalam lembaga pendidikan, bersama dengan PGN, bersinergi, saling melengkapi.

“Atau satu sama lain agar edukasi, kesadaran dan peningkatan wacana concern transisi energi yang tengah kita hadapi saat ini dapat bergulir dengan lancar,” tuturnya.

PGN dan Universitas Udayana sepakat bahwa gas bumi sebagai energi transisi yang dapat membawa perubahan nyata, menyongsong energi baru terbarukan di masa depan. Kerja sama ini juga diharapkan dapat membawa generasi ke depan untuk concern terhadap isu energi dan siap memasuki dunia kerja di tengah arus digitalisasi.

“Semoga kerja sama dapat menjadi awal energi baik bagi kita semua,” harap Profesor I Ketut Sudarsana.(fin/Adv)

»Follow Suarabanyuurip.com di
» Google News SUARA BANYUURIP
» dan Saluran WhatsApp Channel SuaraBanyuurip.com


Pos terkait