SuaraBanyuurip.com — Arifin Jauhari
Bojonegoro — Calon Wakil Bupati (Cawabup) dari Pasangan Calon (Paslon) Nomor Urut 1, Farida Hidayati dan Cawabup Nomor Urut 2, Nurul Azizah terlibat adu konsep perihal dialog publik dalam acara debat publik yang dihelat oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, Minggu (17/11/2024) malam.
Cawabup Farida Hidayati sempat terkesan menyombongi gagasan Paslon 2 tentang dialog publik yang diadakan sebulan sekali. Farida menyebut akan mengadakan dialog seminggu sekali tiap hari Jumat untuk mendengar keluh kesah dan masukan masyarakat. Namun ini dipatahkan oleh Cawabup 02 Nurul Azizah, bahwa untuk hal tersebut pihaknya bisa melakukannya kapan saja.
Hal ini terjadi dalam sesi tanya jawab yang berlangsung di Hotel Eastern, Jalan Veteran Bojonegoro, yang mana masing-masing paslon diberi kesempatan untuk melontarkan pertanyaan. Pertanyaan itu ditanggapi oleh paslon penanya, yang ditanggapi lagi oleh paslon yang ditanya.
Awalnya, Cabup Teguh Haryono mendapat waktu 3 menit bertanya. Ia mengawalinya dengan program berupa kunjungan langsung kepada rakyat secara bergiliran. Teguh menyatakan akan datang sendiri melayani pertanyaan masyarakat beserta organisasi perangkat daerah (OPD) terkait.
“Tadi disebutkan tentang Saba atau (akronim dari) Sapa Bupati, siapakah ini yang akan menyapa? apakah hanya mengandalkan telepon?, ataukah Pak Bupati dan Ibu (Wakil) Bupati akan mengunjungi setiap desa atau kecamatan? Mohon konsep mengenai Sapa Bupati diperjelas,” tanya Teguh Haryono.
Pertanyaan ini dijawab oleh Setyo Wahono. Menurut putra terbaik Bojonegoro asal Desa Dolokgede, Kecamatan Tambakrejo ini, dalam rangka melakukan tata kelola pemerintahan yang baik ke depan, pihaknya akan mengadakan program Sapa Bupati.
“Prinsip Sapa Bupati ialah kita berdialog dan berkunjung ke setiap daerah di wilayah Bojonegoro, kita sekarang ada teknologi, bisa lewat WA atau langsung tatap muka,” jawab Wahono, sapaan akrabnya.
Sehingga dari Sapa Bupati itu, akan bisa diketahui betul apa problem yang ada di masyarakat, terutama berkaitan dengan kemiskinan, pertanian, ataupun dengan hal-hal yang berkaitan hajat hidup orang banyak. Sedangkan bicara pertanian, itu menjadi salah satu kunci untuk kemakmuran dan kebanggaan bagi Bojonegoro.
“Maka dari itu dialog publik menjadi bagian yang penting bagi pemerintahan kami ke depan, Sapa Bupati itu penting untuk mendekatkan pemimpin dengan rakyatnya dan memberikan solusi bagi rakyatnya atas kegelisahan dan keresahan mereka terhadap pemerintah dan regulasinya,” terangnya.
Nurul Azizah kemudian melanjutkan, bahwa ada tiga hal dalam program berkomunikasi langsung dengan rakyat, pertama pemimpin hadir langsung di 419 desa dan 11 kelurahan. Lalu ke dua, ada satu ruang di mana masyarakat hadir ke pendapa, sehingga akan ada dialog setiap bulan untuk menanggapi uneg-uneg langsung dari masyarakat. Ke tiga mempergunakan aplikasi sistem lapor.
“Sehingga lengkap, pemimpin hadir di lokasi, masyarakat hadir di pendapa, dan lewat WA pun masyarakat bisa menggunakan aplikasi, jadi tidak ada sumbatan-sumbatan,” lanjut Nurul Azizah.
“Kalau Paslon 2 menyampaikan 1 bulan sekali, kalau kami (Paslon 1) 1 minggu 1 kali setiap hari Jumat, karena kami terbuka pingin lebih dekat lagi dengan masyarakat Bojonegoro,” ujar Farida Hidayati menanggapi dengan mimik muka sedemikian rupa.
“Sapa Bupati, sekali lagi ini adalah inovasi Paslon 02, bagaimana berkelanjutan?, bahwa dialog interaktif datang ke pendopo ini adalah pada era siapa?, sepanjang semua pemimpin punya kebaikan, pemimpin era siapapun akan dilanjutkan Paslon 02,” tegas Nurul Azizah menanggapi.
Berkenaan dengan itu, Nurul menjelaskan, dengan mengulangi lagi bahwa setiap bulan yang dimaksud ialah Bupati hadir di setiap desa, kemudian dialog yang sebelumnya ada namun ditiadakan selama lima tahun oleh rezim sebelumnya (Anna Mu’awanah), akan diadakan kembali. Lalu didukung oleh aplikasi, dengan begitu komunikasi bisa menjadi lebih mudah.
“Aplikasi ini mudah, begitu lewat WA, apapun keluhan (masyarakat) setiap saat, bisa tengah malam, bisa pagi hari, tidak harus hadir maka ini menjadikan masyarakat punya wadah. Oleh karena itu kami ingin masyarakat Bojonegoro paham Sapa Bupati tiga hal yang lebih lengkap tadi,” tandas perempuan santun yang pernah mendapat penghargaan sebagai camat teladan se Jawa Timur ini.(fin)