Suarabanyuurip.com – Arifin Jauhari
Bojonegoro — Sebanyak kurang lebih 200 warga dari wilayah sekitar pengeboran Lapangan Minyak dan Gas Bumi (Migas) Banyu Urip, Blok Cepu, melakukan demonstrasi di depan Fly Over (jalan layang) turut Desa Ngraho, Kecamatan Gayam, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, Kamis (21/11/2024).
Demonstran menuntut perusahaan raksasa migas asal Amerika Serikat, ExxonMobil Cepu Limited (EMCL), melibatkan tenaga kerja dan kontraktor lokal di kegiatan lapangan minyak Banyu Urip sesuai amanat Peraturan Daerah (Perda) Nomor 23 tahun 2011 tentang Percepatan Pertumbuhan Ekonomi Daerah dalam Pelaksanaan Eksplorasi dan Eksploitasi Serta Pengolahan Minyak dan Gas Bumi di Kabupaten Bojonegoro atau biasa disebut Perda Konten Lokal.
Selain itu, pendemo juga menuntut EMCL mengembalikan pelaksanaan program tangungjawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsiblity) ke desa-desa di wilayah Kecamatan Gayam, ring satu terdampak pengeboran minyak Banyu Urip, Blok Cepu.
Ratusan warga yang tergabung dalam Forum Komunikasi Masyarakat Banyu Urip dan Jambaran (Forkomas Ba-Ja) ini melakukan demo di pintu masuk lokasi pengeboran minyak Blok Cepu. Tepatnya depan gerbang fly over seberang utara. Mereka membentangkan spanduk berisi tuntutan.
Orator Aksi, Subagyo menyuarakan tuntutan tersebut, pertama keterlibatan tenaga kerja ring 1 dan pengusaha ring 1 lapangan Banyu Urip, Blok Cepu, sesuai amanat Perda Nomor 23 Tahun 2011 yang umum dikenal dengan sebutan Perda Konten Local.
Kemudian, meminta EMCL agar produsen barang dan distributor tidak bisa langsung berkontrak dengan EMCL tapi melalui vendor sekitar atau ring 1.
Selain itu, pihaknya menuntut kepada EMCL agar kontrak kerja sama/PO diberikan kepada kontraktor ring 1 dengan kajian balas jasa atau fee untuk pekerjaan yang memiliki tingkat resiko tinggi.
Kemudian, meminta kepada EMCL agar menggunakan tenaga kerja, baik skill maupun unskill worker atau kuli dari masyarakat ring 1 Lapangan Banyu Urip, Blok Cepu, sebagai bentuk pemberdayaan masyarakat.
“Kami minta juga agar EMCL menghapus pengalaman kerja pribadi atau korporasi yang berada di ring 1 untuk pemberdayaan,” tegas Subagyo.
Pria yang menjabat posisi Human Resources Development (HRD) di PT Daya Patra itu juga menuntut, agar EMCL meloloskan dan memenangkan PT Daya Patra Ngasem dalam lelang NO.069865- Pro vision of Transport and Personel Movement Services sebagai bentuk keterlibatan pengusaha ring 1.
“Dengan meloloskan dan memenangkan lelang PT Daya Patra tadi adalah sebagai bentuk keberpihakan EMCL pada aksi yang kita lakuakan hari in dan sebagai bentuk keterlibatan pengusaha ring 1. Apabila tidak terpenuhi maka kami akan melakukan aksi kembali dengan aksi masa jilid 2,3,4,5,6 dan seterusnya,” ancam Subagyo dalam orasinya.
Sementara Koordinator Aksi, Jaswadi menambahkan, para pendemo menuntut supaya sasaran Corporate Social Responsibility (CSR) EMCL dikembalikan kepada desa-desa ring 1 Kecamatan Gayam.
“Kami menghimbau kepada EMCL agar penyebaran CSR/TJSL hanya pada wilayah sekitar tambang atau ring 1, karena dampak panas dan kebisingan yang sering terjadi masyarakat sekitar yang merasakan secara langsung,” tambahnya.
Unjuk rasa terjeda setelah lima perwakilan demonstran dipersilakan masuk ke site Lapangan Banyu Urip untuk audiensi. Namun sekitar 30 menit kemudian lima perwakilan pendemo keluar untuk meneruskan unjuk rasa ke gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Bojonegoro.
Komisaris Utama (Komut) PT Daya Patra Ngasem Raya, Muhammad Fauzan mengaku audiensi dengan pihak EMCL belum menghasilkan apa-apa. Para pendemo kemudian melanjutkan unjuk rasa ke Kantor DPRD Bojonegoro di Jalan Veteran untuk menuntut pembentukan tim optimalisasi Perda Konten Lokal.
“Kami akan lanjutkan demo ke gedung DPRD Bojonegoro,” tegas mantan Anggota DPRD Bojonegoro ini.
Unjuk rasa di fly over EMCL berlangsung tertib dan kondusif dengan mendapatkan penjagaan ketat dari aparat keamanan sejak dimulai sekitar pukul 09.30 WIB sampai dengan pukul 10.30 WIB. Para pendemo membubarkan diri dengan tertib untuk meneruskan aksi ke DPRD Bojonegoro.
Sementara pihak EMCL sedang dalam upaya dikonfirmasi ketika berita ini ditayangkan.(fin)