Pertamina EP Sukowati Gali Potensi Sentra Budidaya Anggur di Bojonegoro

Program budidaya anggur.
GALI POTENSI : Tenaga ahli dari Alas Institute, Yanuar Hariwibowo, sedang memberikan pelatihan budidaya anggur kepada para peserta.

SuaraBanyuurip.com — Arifin Jauhari

Bojonegoro — Operator Lapangan Minyak dan Gas Bumi (Migas) Sukowati, Blok Tuban, PT Pertamina EP Sukowati Field Zona 11 berupaya menggali potensi sentra budidaya anggur di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur. Usaha ini merupakan bagian dari program pengembangan masyarakat (PPM) tahun 2024.

Demi mewujudkan PPM Pertamina Sukowati Zona 11 tahun 2024 ini, organisasi non pemerintah Alas Institute digandeng menjadi mitra pendamping program. Sasarannya ialah desa-desa ring 1 di wilayah pengeboran migas.

Sebagai langkah awal, pendamping program, Alas Institute telah melakukan pelatihan dan penanaman pohon anggur di Desa Campurejo, Kecamatan Kota, dan Desa Sambiroto, Kecamatan Kapas.

Tenaga ahli atau pendamping program dari Alas Institute, Yanuar Hariwibowo mengatakan, budidaya buah anggur punya banyak kelebihan, sangat strategis dan bernilai ekonomis jika dikelola dengan baik. Pendampingan yang dia lakukan meliputi pemilihan bibit anggur import berkualitas, penanaman, perawatan sampai dengan pembuahan.

Pelatihan budidaya anggur.
Tenaga Ahli Alas Institute, mitra pendamping PPM Pertamina EP Sukowati, Yanuar Hariwibowo, saat memberikan materi pelatihan budidaya anggur di K-noman Cafe.

Adapun varietas yang dipilih antara lain Anggur Everest, Akademik, Gosv, Julian, Transfiguration, Taldun, Tamaki, Harold, Jupiter, dan Basanti. Meski begitu, pihaknya mendorong untuk menanam lebih banyak varietas Everest, Tamaki, dan Gosv sebab cenderung lebih mudah perawatannya.

Pemilihan tanaman buah jenis anggur bukan tanpa sebab. Setidaknya ada dua alasan, pertama karena Indonesia khususnya di Jawa sangat potensial untuk dilakukan budidaya anggur, bahkan melebihi dibanding negara asalnya.

“Kita punya tanah yang sangat subur, iklim yang bagus, sehingga anggur bisa terus berbuah tanpa diganggu musim salju, kalau di negara asalnya, anggur berbuah 1 tahun sekali,” kata Yanuar kepada Suarabanyuurip.com, Kamis (05/12/2024).

Alasan ke dua, anggur memiliki rentang harga yang bagus tergantung pada varietasnya. Tetapi harga pasar biasanya menyesuaikan dengan keadaan daya beli masyarakat. Kendati masih tergolong tinggi.

“Sebenarnya harganya mahal semua mas, karena tidak ada di market. Tetapi karena daya beli masyarakat masih rendah kami kasih harga yang terjangkau. Dan yang paling umum jenis everest, itu yang biasa dijual di toko-toko buah,” terangnya.

“Contohnya varietas jupiter, di sini harganya Rp150 ribu per kg, tapi di Jawa Tengah Rp300 ribu, dan di Jawa Barat bisa Rp500 ribu sampai Rp700 ribu per kg,” lanjutnya.

Budidaya anggur.
Tanaman anggur pada salah satu green house binaan yang telah berbuah.

Menurut Yanuar, pelatihan diberikan bertujuan pula meningkatkan minat budidaya anggur kepada warga Bojonegoro, di tengah terbatasnya budidaya anggur dan di tengah antusiasnya masyarakat terhadap wisata petik anggur.

“Potensi Bojonegoro ini luar biasa, contohnya kebun binaan kami di Tlogorejo, buah selalu habis di tempat, karena memang Bojonegoro ini kekurangan buah anggur,” tandasnya.

Salah satu penerima manfaat program, Arifin mengaku bersyukur, sebab dengan adanya program ini ia mendapatkan wawasan tentang pengelolaan anggur. Apalagi pada green house yang telah ditanami pohon anggur sejak tujuh bulan lalu sudah mulai berbuah.

“Alhamdulillah pelatihan yang kami terima di K-noman cafe kemarin sangat bermanfaat,” ucapnya.

Sementara Kepala Desa (Kades) Campurejo, Edi Sampurno pun mengucapkan terima kasih atas dukungan yang diberikan oleh Pertamina EP Sukowati dalam mengembangkan potensi yang ada di desa yang ia pimpin.

“Kami berharap melalui program ini Desa Campurejo ke depannya menjadi sentra budidaya buah anggur sehingga dapat menunjang pariwisata di Bojonegoro,” ungkapnya.

Terpisah, Manager Pertamina EP Sukowati Field, Arif Rahman Hakim menyatakan, bahwa pihaknya berupaya merealisasikan program pengembangan masyarakat berbasis potensi dan kebutuhan masyarakat dengan harapan dapat berjalan sesuai kemanfaatan dan bersifat berkelanjutan.

“Melalui program budidaya anggur ini, di Desa Campurejo telah direalisasikan pembangunan 3 green house pohon anggur yang dikelola oleh kelompok masyarakat, serta bibit anggur yang dibagikan ke masyarakat agar bisa ditanam di lahan pekarangan masing-masing,” tandasnya.(fin)

»Follow Suarabanyuurip.com di
» Google News SUARA BANYUURIP
» dan Saluran WhatsApp Channel SuaraBanyuurip.com


Pos terkait