SuaraBanyuurip.com — Arifin Jauhari
Bojonegoro — Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro, Jawa Timur, melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) mengimbau kepada para pengelola obyek wisata setempat untuk lebih meningkatkan keamanan bagi para pengunjung.
Pasalnya, kondisi pada liburan Natal dan tahun baru (Nataru) yang lazim berada pada musim hujan, kali ini berada dalam cuaca ekstrem yang memiliki curah hujan lebih tinggi daripada biasa.
Kepala Disbudpar Kabupaten Bojonegoro, Budiyanto mengatakan, bahwa pihaknya telah memberikan imbauan kepada para pengelola obyek wisata di Bojonegoro agar meningkatkan keamanan bagi pengunjung saat Nataru.
Ihwal imbauan yang dimaksud itu, Disbudpar sudah mengirimkan surat imbauan nomor 556/4715/412.219/2024, kepada pengelola obyek wisata di Bojonegoro sebagai upaya persiapan menjelang libur akhir tahun. Tujuannya agar pengelola melakukan upaya peningkatan keamanan dan keselamatan sektor wisata.
“(upayanya) Dengan pemantauan dan pengawasan yang ketat di lokasi wisata,” kata Budiyanto kepada Suarabanyuurip.com, Kamis (26/12/2024).
Dalam melakukan pantauan dan pengawasan ketat, pengelola dihimbau pula untuk mengaktifkan Closed Circuit Television (CCTV), memasang rambu atau tanda petunjuk rawan bahaya, titik kumpul di lokasi dan menyiagakan penjaga air yang terlatih atau “life guard” yang bersertifikat.
Pun kepada para pengelola obyek wisata, diminta secara rutin memberikan informasi kepada masyarakat, pengunjung dan pelaku jasa wisata terkait aktivitas maupun barang bawaan yang dibawa wisatawan. Sekaligus mengajak mereka untuk ikut menjaga kawasan dari hal-hal yang tidak diinginkan.
Tak berhenti di situ saja, pengelola wisata juga diharuskan melakukan antisipasi lonjakan pengunjung saat libur sekolah dan Nataru dengan melakukan pembatasan jumlah maupun pengaturan kendaraan wisatawan.
Kemudian, mengingat saat ini curah hujan tinggi, lanjut Budi, lokasi obyek wisata yang berpotensi terdampak bencana diminta melakukan koordinasi lintas sektor untuk mengantisipasi peristiwa yang tidak diinginkan.
Pengelola obyek wisata diharapkan selalu waspada bencana dengan memantau informasi terkini dari BMKG, serta bersinergi dan koordinasi dengan berbagai pihak.
“Termasuk bersinergi dengan TNI-Polri, dan BPBD dalam pengamanan dan mitigasi bencana,” tandasnya.(fin)