SuaraBanyuurip.com – Joko Kuncoro
Bojonegoro – Alokasi pupuk subsidi setiap tahun terus berkurang. Kondisi ini berpotensi menyebabkan petani di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur kekurangan pupuk. Sebab kuota pupuk yang nantinya disalurkan ke petani tidak sesuai kebutuhan.
Kepala Seksi Pupuk dan Alat Mesin Pertanian (Alsintan) Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Bojonegoro, Tatik Kasiati mengatakan, alokasi pupuk bersubsidi pada tahun 2025 ini berkurang sekitar 4.615 ton dibandingkan tahun lalu.
“Alokasi pupuk subsidi langsung dari pemerintah pusat, sehingga kami tidak bisa menentukan,” katanya kepada Suarabanyuurip.com, Kamis (09/01/2025).
Dia mengatakan, alokasi pupuk yang diterima Bojonegoro pada tahun ini sekitar 116.072 ton, terinci pupuk jenis Urea 55.893 ton, NPK 42.141 ton, dan organik 18.038 ton. Alokasi ini berkurang dari 2024 lalu 120.687 ton. Sehingga, alokasi pupuk subsidi Bojonegoro belum mencukupi kebutuhan petani.
Karena sesuai rencana definitif kebutuhan kelompok (RDKK) sebanyak 196.787 ton. Berkurangnya alokasi pupuk subsidi ini para petani diharapkan bisa beralih ke pupuk organik atau kompos.
“Karena pupuk organik juga bisa mempengaruhi unsur hara pada tanah, dan sangat baik untuk tanaman,” imbuhnya.
Wakil Ketua Komisi B DPRD Bojonegoro, Lasuri mengatakan, alokasi pupuk subsidi di Bojonegoro tahun ini memang berkurang. Namun, DKPP Bojonegoro bisa mengusulkan kembali pupuk subsidi kepada pemerintah pusat untuk mencukupi kebutuhan petani.
“Karena bisanya pada pertengahan tahun, ada tambahan alokasi pupuk,” katanya.
Dia mengatakan, belum tercukupinya kebutuhan pupuk petani, tentu akan berpengaruh terhadap berkurangnya produktivitas panen. Sebab para petani kekurangan pupuk.
“Sehingga Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro harus mengupayakan ada tambahan pupuk subsidi tahun ini,” tandasnya.(jk)