SuaraBanyuurip.com — Arifin Jauhari
Bojonegoro — Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke PT Sata Tec di Desa Sukowati, Kecamatan Kapas. Kehadiran wakil rakyat ini guna menindaklanjuti adanya keluhan masyarakat. Sehingga dapat ditemukan jalan keluar.
Hadir dalam kunjungan tanpa pemberitahuan ke pabrik pengolahan daun tembakau ini Wakil Ketua III DPRD Bojonegoro, Hj. Mitroatin bersama sejumlah anggota Komisi A, Rabu (15/01/2025).
“Kami datang ke sini (pabrik Sata Tec) menindaklanjuti aduan dari warga masyarakat dan Desa Sukowati terkait adanya dampak pabrik, diantaranya ada warga yang dilarikan ke rumah sakit, siswa sekolah yang diliburkan, jadi kami sebagai wakil rakyat harus menindaklanjuti,” kata Hj. Mitroatin kepada Suarabanyuurip.com dalam wawancara cegat usai sidak.
Politikus perempuan dari Partai Golongan Karya (Golkar) ini mengaku, menemukan selain bau, ada pula perijinan yang belum diselesaikan. Meski begitu, pihaknya selaku DPRD bukan berarti mengharuskan agar pabrik tersebut ditutup. Melainkan melihat ada hal-hal yang penting untuk dipertimbangkan.
“Kita (kami) juga apresiasi dengan investor yang datang ke Bojonegoro, tetapi yang terpenting adalah bagaimana perusahaan ini dalam menjalankan operasinya harus sesuai SOP (Standart Operational Procedure) jadi tidak ada permasalahan di luar,” ujar Hj. Mitroatin.
“Jadi harus digarisbawahi bahwa kita butuh investor karena untuk mengurangi pengangguran, tetapi bagaimanapun juga, SOP ini harus ditegakkan, karena menyangkut nyawa (kehidupan) manusia,” lanjutnya.

Harapannya, pasca sidak DPRD akan berdiskusi duduk bersama dengan warga masyarakat dan pihak perusahaan mencari jalan keluar untuk kedua belah pihak. Sebab ia sempat bertanya bahwa karyawan yang bekerja adalah warga Desa Sukowati. Dari tiga orang yang sempat ditanya diketahui merupakan warga Desa Sukowati. Sedangkan satu orang Satpam dari luar Bojonegoro.
“Pasti, kami mencari solusi, karena di sini bermanfaat untuk masyarakat, tetapi harus memperhatikan dampak yang di luar sana, (sisi) kesehatannya baik masyarakat, anak sekolah apalagi ini tembakau ya,” tegasnya.
Di tempat yang sama, Perwakilan Manajemen Sata Tec, Nur Hidayat mengaku, pihaknya adalah perusahaan baru. Terhadap kunjungan DPRD ia menyatakan ada beberapa hal yang memang harus disempurnakan. Untuk menuju kesempurnaan itu dibutuhkan waktu, dan butuh komitmen dari kedua belah pihak.
“Ini sudah pelan-pelan yang menjadi keluhan di sini (berusaha) kami tutup, oh bau, dan untuk bau ini kami sudah lakukan baku mutu, bermanfaat atau berbahaya ini yang menentukan hasil laboratorium dari dinas terkait,” beber pria asal Surabaya ini.
Selain itu, tambah Nur Hidayat, pihaknya juga sudah melakukan uji emisi, uji limbah padat maupun limbah cair, sebagai bahan UKL-UPL (Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan).
“Soal bau limbah ini karena cerobong kami terlalu pendek, standarnya minimal 20 meter ini kami naikkan, lalu dari dalam dan luar nanti ada exhause (penghisap/penarik), kami juga lagi (sedang) tambah kapasitas, sekitar 2 minggu selesai, dan air akan menjadi jernih,” tambahnya.
Kemudian ihwal tenaga kerja, Nur Hidayat menyebutkan, bahwa sejak awal perusahaan sudah berkomitmen dengan pihak Pemdes Sukowati untuk memaksimalkan tenaga lokal. Sekitar 90 persen dari jumlah tenaga kerja yang terserap merupakan warga Desa Sukowati.
“Semuanya akan kami maksimalkan, kami komitmen, kalau misalnya bisa satu hari selesai kami akan selesaikan satu hari, tetapi ini butuh waktu,” tandasnya.(fin)