Harga Elpiji 3 Kg Naik, Pelaku Usaha Keripik Tempe Sekitar Ladang Migas Sukowati Mengeluh 

Pengusaha keripik tempe Bojonegoro.
Pelaku UMKM sekitar ladang Migas Sukowati Field di Desa Ngampel, Kecamatan Kapas, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, sedang menggoreng keripik tempe dan siap dijual.

SuaraBanyuurip.com – Joko Kuncoro

Bojonegoro – Pelaku usaha keripik tempe sekitar ladang minyak dan gas bumi (Migas) Sukowati Field di Desa Ngampel, Kecamatan Kapas, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, Puji Susanto mengeluhkan adanya kenaikan harga eceran tertinggi (HET) elpiji 3 kilogram (kg) dari sebelumnya Rp 16.000 menjadi Rp 18.000 per tabung. Sehingga membuat usahanya terdampak, salah satunya di biaya produksi.

“Kalau elpiji naik pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) sangat terdampak. Karena memproduksi keripik tempe juga menggunakan gas alam,” kata Puji Susanto, salah satu pelaku usaha keripik tempe di Desa Ngampel.

Dia mengatakan, tabung elpiji melon 3 kilogram sangat dibutuhkan untuk membuat keripik tempe. Meskipun sebagian juga menggunakan kayu bakar untuk menggoreng tempe, namun lebih efektif memakai elpiji 3 kg.

“Rata-rata sehari untuk memproduksi keripik bisa menghabiskan 3-5 tabung gas elpiji melon,” katanya kepada Suarabanyuurip.com, Minggu (19/1/2025).

Puji Susanto mengaku, meski harga elpiji melon sudah mengalami kenaikan beberapa hari lalu, namun dia belum berani menaikkan harga jual keripik tempe. Sebab khawatir berdampak pada berkurangnya pelanggan.

“Untuk kenaikan harga masih dipikirkan dulu, khawatir akan mengurangi konsumen,” katanya.

Adanya kenaikan harga elpiji ini otomatis membuat pengeluaran produksi bertambah. Dampaknya, lanjut dia, keuntungan akan berkurang dan hanya bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari.

“Saat ini belum ada pengganti elpiji yang efektif untuk produksi keripik tempe,” katanya.

Sebelumnya, Pertamina Patra Niaga Regional Jatimbalinus berdasarkan Surat Keputusan Penjabat Gubernur Jawa Timur Nomor 100.3.3.1/801/KPTS/013/2024 HET elpiji 3 kg mengalami kenaikan.

Area Manager Comm, Rel & CSR, Ahad Rahedi mengatakan, penyesuaian HET ini masyarakat tidak perlu panic buying. Pertamina Patra Niaga Regional Jatimbalinus terus melakukan upaya untuk memperluas pelayanan masyarakat melalui tambahan pangkalan.

“Salah satunya mengajak pengecer naik kelas menjadi pangkalan,” katanya.(jk)

»Follow Suarabanyuurip.com di
» Google News SUARA BANYUURIP
» dan Saluran WhatsApp Channel SuaraBanyuurip.com


Pos terkait