SuaraBanyuuurip.com — Arifin Jauhari
Bojonegoro — Tembok pelindung tebing sungai di Kali Lebak Bojonegoro ambles sepanjang ratusan meter. Pembangunan proyek berlokasi turut Desa Lebaksari dan Desa Tanggungan, Kecamatan Baureno, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur itu menelan biaya Rp40 miliar.
Saksi mata di Desa Lebaksari, inisial NA menyebutkan, tembok pelindung tebing sungai itu ambles diduga akibat fluktuasi debit air sungai. Ini terjadi pada akhir Desember 2024 atau sekitar dua bulan lalu. Satuan kerja proyek ini ialah Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air (PUSDA) Kabupaten Bojonegoro.
“Sebagian sawah warga juga ikut terbawa ambles,” ungkapnya.
Tak hanya di Lebaksari, warga di Desa Tanggungan, inisial FR menyebutkan, amblesnya tembok penahan tebing terjadi pula di Desa Tanggungan. Bahkan di desanya ini kondisinya lebih parah jika dibandingkan dengan kondisi di Desa Lebaksari.
“Mulai ambles sepanjang 200 meter di Desa Tanggungan, sedangkan di Desa Lebaksari sepanjang 70 meter,” bebernya.
Tampak di lokasi, amblesnya tebing sungai di dua desa ini berakibat pada tiang yang ditanamkan ke dalam tanah sebagai penopang beban bangunan mengalami patah. Selain itu terdapat juga tiang yang terangkat. Hal ini membuat tebing menjadi ambruk.
Mengacu data Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE), proyek pembangunan pelindung tebing sungai di Desa Lebaksari dan Desa Tanggungan ini memiliki panjang 980 meter. Nilai pagunya sebesar Rp40 miliar. Lelangnya dimenangkan oleh Indopenta Bumi Permai beralamat di Surabaya Kota dengan nilai harga perkiraan sendiri (HPS) sebesar Rp39,6 miliar.
Dikonfirmasi secara terpisah, Kepala Dinas PUSDA Kabupaten Bojonegoro, Heri Widodo, membenarkan kejadian ini. Ia mengaku, akan segera melakukan cross-check di lapangan, dalam hal ini oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dan rekanan yang terkait.
“Terima kasih infonya. Segera kita cross-check dilapangan (PPK dan rekanan yang terkait), kalau yang dimaksud pada lokasi yang sama kegiatan, pada induk 2024, insyaAllah (betul) dan mestinya masih menjadi tanggungan dari pihak rekanan, masa pemeliharaan ingat saya satu tahun,” katanya kepada Suarabanyuurip.com, Sabtu (08/02/2025).
Sementara itu, anggota Komisi D Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Bojonegoro, Sukur Priyanto mengaku, belum mengetahui secara terperinci ihwal ambruknya bangunan pelindung tebing sungai di Lebaksari. Tetapi ia berjanji akan lakukan pengecekan atas kejadian ini.
“Saya belum tahu detilnya ya, karena baru terima informasi dari kawan-kawan di lapangan. Nanti kita akan cek bersama sama dengan OPD (organisasi perangkat daerah) dan kontraktor pelaksana. Kita tinjau sebab musababnya apa, apakah karena kesalahan teknis, atau human error, ataukah keadaan force majeure,” ujar Politikus Partai Demokrat ini.(fin)