SuaraBanyuurip.com – Joko Kuncoro
Bojonegoro – Senior Vice President Production ExxonMobil Indonesia, Muhammad Nurdin mengatakan produksi minyak lapangan Banyu Urip, Blok Cepu pada awal tahun 2025 sudah mencapai 154 ribu barel oil per day (bopd). Produksi tersebut di atas target APBN sebesar mencapai 136 ribu bopd.
“Sementara pada 2024 lalu target lifting juga meningkat atau di atas target APBN. Yakni dari target 140 ribu barel menjadi 147 ribu BOPD, meningkat 7 ribu BOPD di atas target APBN,” katanya dikutip dari kanal youtube TVR Parlemen Kamis (27/2/2025 kemarin, saat rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi XII DPR RI.
RDP beragendakan skema rezim fiskal, production sharing cost, production sharing contract Cost Recovery dan Gros Split.
Nurdin menyampaikan, lapangan Banyu Urip sekarang ini menjadi backbone atau tulang punggung ExxonMobil di Blok Cepu. Namun lapangan ini sudah declining semenjak 2021 lalu.
“Salah satu yang kita lakukan adalah memaksimalkan produksi dan bisa menahan laju produksi yang terus declining,” kata Nurdin.

Dia menjelaskan lapangan Banyu Urip telah melewati masa peak production atau puncak produksi. Salah satu langkah yang diambil adalah dengan melakukan program drilling di Banyu Urip. Drilling campaign di Blok Cepu dilakukan oleh Exxonmobil mulai tahun 2024 hingga tahun 2026 yang terdiri dari pemboran 5 sumur infill carbonate. Pengeboran ini diharapakan bisa mencapai produksi 136 ribu bopd.
“Selain itu, untuk mengatasi declanning produksi. Kami akan melakukan pengeboran, dan kegiatan agresif untuk melakukan pemeliharaan sumur,” tandasnya.
Nurdin menambahkan untuk work program and buget (WP&B) tahun 2024 mencapai USD 270 juta.
“Untuk cost-nya 5 sampai 6 dollar per barel,” pungkasnya.
Komisi XII DPR RI memuji kecilnya biaya produksi minyak Banyu Urip yang dikeluarkan ExxonMobil. “Kecil sekali ini. Hebat banget bisa sekecil itu costnya.”(jk)