SuaraBanyuurip.com – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia meminta kepala daerah membantu mempercepat perizinan ekplorasi migas di wilahahnya. Dukungan ini diperlukan untuk meningkatkan lifting migas sebagai salah satu solusi mewujudkan ketahanan energi nasional.
“Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah harus bersinergi untuk mewujudkan ketahanan energi. Ini sesuai dengan salah satu misi bapak Presiden Prabowo Subianto,” kata Bahlil.
Pemerintah daerah memiliki andil besar dalam hal peningkatan lifting migas dan mengurangi impor. Kata Bahlil, pemerintah pusat melalui Kementerian ESDM telah memangkas regulasi agar eksplorasi migas bisa berjalan lebih cepat dan bisa meningkatkan lifting migas. Namun, Ia menyebut
“Saya minta tolong untuk kalau ada izin daerah yang dibutuhkan dalam rangka percepatan proses lelang, untuk segera dilakukan, agar mereka (perusahaan) bisa melakukan eksplorasi, tolong dibantu. Karena kalau tidak, maka kita semua adalah bagian yang ingin untuk tetap impor (migas) terus,” ungkap Bahlil saat menjadi narasumber pada acara ‘Magelang Retreat: Pembekalan Kepala Daerah 2025-2030’ di Akademi Militer Magelang, Jawa Tengah, beberapa waktu lalu.
Kementerian ESDM, lanjut Bahlil, telah menyusun strategi untuk mendongkrak produksi migas nasional, yaitu pertama melalui intervensi sumur-sumur migas dengan teknologi, seperti yang telah dilakukan di beberapa sumur.
“Seperti di Blok Cepu itu yang didapatkan sebelumnya kurang lebih sekitar 100 ribu barrel oil per day (bopd). Tapi oleh ExxonMobil diintervensi dengan teknologi sehingga sekarang dia bisa mencapai 163 ribu bopd. Sementara di Rokan, ini salah satu kontribusi juga terbesar. 160-200 ribu bopd. Maka langkah yang harus dilakukan adalah seluruh sumur-sumur yang dikuasai oleh KKKS harus mampu melakukan inovasi dengan mengintervensi teknologi, salah satu diantaranya adalah EOR,” paparnya.
Teknologi EOR atau Enhanced Oil Recovery merupakan salah satu metode pengurasan minyak tingkat lanjut untuk mengoptimalkan produksi migas. Teknologi ini memberikan solusi untuk mempertahankan produktivitas sumur yang sudah mulai menurun.
Selain itu, Kementerian ESDM berupaya mengaktifkan kembali ribuan sumur idle yang masih memiliki potensi produksi. Dari 16.990 sumur idle yang terdata, sekitar 4.495 sumur dapat dioperasikan kembali. Bahlil menegaskan bahwa sumur-sumur ini adalah aset negara yang seharusnya dimanfaatkan secara optimal, bukan dibiarkan terbengkalai oleh kontraktor.
Eksplorasi di wilayah Indonesia Timur juga menjadi fokus utama, mengingat potensi cadangan migas yang masih besar di kawasan tersebut. Untuk mempercepat pengembangannya, Pemerintah akan menawarkan skema kerja sama yang lebih fleksibel serta insentif menarik bagi para investor.
Sebagai bagian dari upaya ini, Kementerian ESDM juga akan melelang 60 Wilayah Kerja (WK) migas baru guna menarik investasi dan mempercepat eksplorasi serta produksi migas nasional.
Kepala SKK Migas Djoko Siswanto menyampaikan target lifting migas yang ditetapkan di APBN 2025 sebesar 1.610 ribu barel setara minyak per hari (BOEPD). Rinciannya, produksi minyak sebesar 605 ribu bopd serta gas bumi sebesar 1.005 ribu boepd.
“Untuk tahun 2024 kemarin, lifting minyak kita di bawah terget APBN. Dari target 635 bopd terealisasi 580 bopd,” ujarnya.
Menurut Djoko, ada sejumlah faktor yang menyebabkan target lifting minyak 2024 tak tercapai. Di antaranya kondisi sumur dan fasilitas upstream yang sudah tua, proses perizinan yang memakan waktu lama, gangguan masyarakat saat kegiatan eksplorasi dan produksi.
“Sedangkan insentif fiskal bagi badan usaha terus kita upayakan untuk meningkatkan produksi migas,” pungkasnya saat rapat dengar pendapat dengan Komisi XII DPR-RI.(red)