SuaraBanyuurip.com – Pemerintah pusat menargetkan pembangunan pabrik metanol senilai US$ 1 miliar-US$ 1,2 miliar atau setara dengan Rp 19,08 triliun di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur selesai pada akhir tahun 2027. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro siap menyukseskan proyek strategis nasional (PSN) tersebut.
“Kita siap mendukung rencana pemerintah pusat membangun pabrik metanol di Bojonegoro,” tegas Bupati Bojonegoro, Setyo Wahono.
Menurut Mas Bupati, sapaan akrabnya, pembangunan pabrik metanol di Kabupaten Bojonegoro harus mendapat dukungan dari semua pihak. Sebab, industri ini akan memberikan peluang kerja dan usaha bagi masyarakat Bojonegoro. Juga mengurangi impor yang bisa menghemat keuangan negara dan mewujudkan ketahanan energi bagi Indonesia.
“Pada prinsipnya, Pemkab Bojonegoro siap membantu mempercepat proses perizinan di daerah, dan menjaga iklim investasi,” tegas adik Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Pratikno ini.
Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yuliot Tanjung sebelumnya menyampaikan, pembangunan pabrik metanol di Kabupaten Bojonegoro ditargetkan rampung pada akhir 2027. Proyek ini akan dipercepat untuk mendukung implementasi program biodiesel B50 pada tahun 2026, dan mengurangi ketergantungan impor metanol yang masih tinggi.
“Implementasi B50 tahun 2026, ketersediaan metanol dalam negeri kan relatif terbatas, jadi dari kebutuhan sekitar 2,3 juta (ton) kita produksi dalam negeri baru sekitar 300 ribu (ton),” ujarnya.
Sebagai informasi metanol adalah salah satu bahan penting yang digunakan dalam proses transesterifikasi pembuatan Fatty Acids Methyl Esters (FAME) yang merupakan bahan baku biodiesel. Indonesia telah berencana menerapkan B40 serta mempercepat B50, maka persentase metanol dalam campuran FAME juga akan semakin meningkat.
“Berarti 2 juta (metanol) masih impor, kita mendorong PSN yang ada di Bojonegoro itu. Jadi meski tetap ada substitusi impor, tapi bisa mengurangi,” pungkas Yuliot.(red)