SuaraBanyuurip.com – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro, Jawa Timur terus membuka ruang-ruang diskusi publik untuk membangun komunikasi dan menjaring aspirasi, serta hadir memberikan solusi kepada masyarakat. Selain membuka kembali dialog publik di Pendapa Malwapati pemkab, terobosan baru dilakukan melalui Bupati Medhayoh.
Medhayoh dalam bahasa Jawa memiliki arti bertamu. Melalui Bupati Medhayoh ini Pemkab Bojonegoro ingin menegaskan komitmennya untuk hadir, mendengar, dan bertindak nyata. Semangat kolaborasi antara pemerintah dan rakyat menjadi fondasi kuat dalam mendorong kemajuan yang merata dan berkeadilan di setiap sudut Bojonegoro.
Selain menjaring aspirasi langsung dari masyarakat tingkat bawah, Pemkab Bojonegoro juga menghadirkan berbagai pelayanan publik dalam Bupati Medhayoh. Tujuannya untuk mendekatkan dan mempermudah masyarakat memperoleh pelayanan.
Sejumlah pelayanan publik yang dihadirkan di antaranya layanan pembayaran Pajak Bumi Bangunan (PBB) dari Badan Pendapatan Daerah (Bapenda), dan Samsat Keliling. Layanan perizinan berusaha secara langsung, baik bagi usaha UMKM hingga koorporasi dari DPMPTSP.
Pemeriksaan kesehatan gratis bagi warga dari anak-anak hingga lansia dari Dinas Kesehatan. Konsultasi permasalahan dan solusi seputar pertanian hingga penyediaan paket beras murah dari Dinas Pertanian.
Medhayoh Bupati dikemas ala jagongan masyarakat pedesaan seperti ketika bertamu di rumah seseorang. Melalui cara ini, Bupati bersama jajarannya bisa bersilaturahmi dan berdialog santai bersama warganya dalam suasana yang hangat, gembira dan penuh canda tawa.
Sehingga dapat lebih mempererat hubungan antara pemimpin dan masyarakatnya, serta saling mengenal lebih dekat. Sebab masyarakat desa dapat lebih bebas menyampaikan segala permasalahannya tanpa terbebani.
Bupati Medhayoh juga mengkampanyekan gerakan menanam. Ada pembagian bibit tanaman sebagai upaya mendorong gerakan menanam sebagai upaya merawat dan melestarikan lingkungan di Bojonegoro.
Bupati bersama jajarannya juga menikmati kuliner khas desa di Bupati Medhayoh. Aneka kuliner disajikan secara prasmanan. Kegiatan ini diharapkan dapat menumbuhkembangkan kuliner khas di masing-masing desa, sehingga dapat menggerkkan perekonomian masyarakat.
“UMKM di tingkat desa ini adalah potensi besar untuk menumbuhkan ekonomi. Kami akan terus mendorong agar bisa tumbuh dan berkembang, sehingga menjadi kekuatan ekonomi lokal di setiap desa,” tegas Bupati Bojonegoro Setyo Wahono saat menyantap lontong opor ayam di acara Bupati Medhayoh yang dilaksanakan di Desa Mojorejo, Kecamatan Ngraho, Selasa (22/4/2025).

Bupati Medhayoh di salah satu rumah warga Desa Mojorejo mendapat sambutan luar biasa dari masyarakat. Warga dari sejumlah desa di wilayah Ngraho berduyun-duyun datang untuk memanfaatkan layanan publik yang disediakan.
Mereka juga menyampaikan sejumlah persoalan yang ada di lingkungannya. Mulai dari permasalahan ketersediaan air bersih, peningkatan kesejahteraan petani, hingga isu pengentasan kemiskinan dan lainya.
“Setiap musim kemarau desa kami selalu dilanda krisis air bersih. Kami berharap Mas Bupati bisa memberikan solusi agar ini tidak selalu terjadi setiap tahun,” kata Parman, warga Desa Nganti.
Bupati Medhayoh menjadi salah satu strategi Pemerintah Kabupaten Bojonegoro dalam menjalin komunikasi dua arah yang aktif dan konstruktif dengan masyarakat.
Menjawab masalah tersebut, Bupati Setyo Wahono menegaskan, bahwa setiap wilayah memiliki tantangan yang unik, termasuk Kecamatan Ngraho yang kini tengah berjuang dalam hal ketersediaan air bersih bagi rumah tangga dan pengairan sawah.
“Maka Pemkab Bojonegoro saat ini tengah mencari sumber air di wilayah Ngraho untuk dapat didistribusikan sebagai air bersih bagi rumah tangga dan pengairan untuk persawahan,” ujar Mas Bupati, demikian Bupati Setyo Wahono karib disapa.
Bupati asli Bojonegoro dari Desa Dolokgede, Kecamatan Tambakrejo ini juga mengungkapkan, bahwa Pemkab sangat berharap percepatan pembangunan Waduk Karangnongko demi menunjang kebutuhan pertanian. Selain itu, pembangunan embung di beberapa titik strategis juga tengah direncanakan untuk mendukung ketahanan air serta mengantisipasi banjir bandang.
“Kami sudah meminta Dinas PU Sumber Daya Air untuk melakukan mapping daerah mana saja yang perlu dibangun embung,” jelasnya.

Bupati Bojonegoro yang akrab disapa Mas Wahono ini juga menyinggung isu kemiskinan yang masih menjadi pekerjaan rumah bersama. Sebagai bagian dari upaya terpadu, Pemkab menggalakkan program Gayatri (Gerakan Beternak Ayam Petelur Mandiri) yang menyasar keluarga pra sejahtera dengan menggandeng pemerintah desa untuk mendukung pendanaan dari anggaran desa.
“Nantinya yang dapat bantuan adalah keluarga pra sejahtera,” ungkapnya.
Mas Wahono mengungkapkan visinya untuk menjadikan Ngraho sebagai kota baru di Bojonegoro barat yang mampu menjadi magnet pertumbuhan, terutama dengan posisinya yang strategis di perbatasan Kabupaten Ngawi, Jawa Timur dan Blora, Jawa Tengah.
“Kami optimis dengan potensi dan upaya perbaikan pembangunan dari sektor pertanian, sektor perekonomian, pembangunan dan infrastruktur lain, dapat menjadi daya tarik masyarakat luar untuk Medhayoh ke Bojonegoro khususnya di wilayah Ngraho,” ungkapnya penuh keyakinan.
Harapan besar juga disuarakan oleh Kiswadi. Warga Dusun Karangnongko, Desa Luwihaji, ini mengungkapkan wilayahnya terisolir akibat belum adanya akses jembatan yang memadai sejak 2020.
“Semoga dengan adanya acara Bupati Medhayoh ini, mendapat kepastian agar segera dibangunkan akses jembatan di wilayah kami,” ujarnya.
Menanggapi harapan tersebut, Mas Wahono meminta organisasi perangkat daerah (OPD) terkait dan camat setempat untuk mengawal proses pengusulan pembangunan jembatan Dusun Karangnongko hingga terealisasi.
“Untuk jembatan Dusun Karangnongko segera ditindaklanjuti ya Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Penataan Ruang, nanti biar dikawal Pak Camat proposalnya sampai dibangun,” jawab Mas Wahono memberikan solusi atas permasalahan warga dengan meyakinkan.(red)