Bupati Bojonegoro Resmikan Listrik untuk Persawahan, Tekan Biaya Pertanian

Bupati Wahono dan manager PLN
Bupati Bojonegoro Setyo Wahono dan Manager Utama PLN UP3 menunjukkan nota kesepakatan penyediaan listrik untuk persawahan.(ist/prokopim)

Suarabanyuurip.com — Arifin Jauhari

Bojonegoro — Bupati Bojonegoro, Setyo Wahono meresmikan instalasi listrik untuk persawahan. Dengan menggunakan energi listrik untuk menggerakkan pompa air, kini biaya pertanian bisa ditekan lebih efisien ketimbang sebelumnya menggunakan mesin diesel.

Konversi dari tenaga mesin ke tenaga listrik ini menunjukkan komitmen Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro dalam mendorong inovasi sektor pertanian melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP).

Peluncuran secara resmi listrik untuk persawahan ini dilakukan langsung oleh Bupati Bojonegoro Setyo Wahono di Desa Kanten, Kecamatan Trucuk, Rabu (23/4/2025) kemarin, dan menjadi tonggak penting dalam transformasi pertanian berkelanjutan di wilayah ini.

Terobosan itu merupakan hasil kolaborasi antara Pemkab Bojonegoro dan PT PLN (Persero), yang turut berperan dalam penyediaan jaringan listrik langsung ke area persawahan. Teknologi tepat guna ini dirancang untuk memperkuat ketahanan pangan daerah, khususnya dalam meningkatkan produktivitas komoditas padi.

Hadir dalam perhelatan antara lain Manager Utama PT PLN UP3 Bojonegoro, perwakilan Bakorwil, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekda, Kepala OPD, jajaran Forkopimcam Trucuk, serta perwakilan BBWS Bengawan Solo.

Bupati Setyo Wahono
GAYENG : Bupati Setyo Wahono bersama PLN UP3 dan para petani usai meninjau saluran irigasi dan pompa listrik di tepi Bengawan Solo.(ist/prokopim)

Bupati Setyo Wahono mengatakan, bahwa gagasan konversi ini lahir dari mendengarkan langsung keluhan petani mengenai keterbatasan solar dan tingginya biaya operasional pertanian. Untuk itu pihaknya lalu mencoba mengkomunikasikan dengan pihak terkait dan ternyata ide tersebut bisa diterapkan.

“Kami coba komunikasikan dan Alhamdulillah bisa. Saya mengucapkan terimakasih kepada Manager PLN UP3 Bojonegoro yang sudah memberikan fasilitas kepada petani untuk mengambil listrik di tengah sawah. Ini angin segar bagi kami,” katanya dalam keterangan tertulis diterima Suarabanyuurip.com, Kamis (24/04/2025).

Mas Wahono, begitu Bupati Bojonegoro karib disapa, optimistis konversi ini akan membawa efisiensi besar bagi petani dan menumbuhkan kembali minat generasi muda untuk turun ke sektor pertanian.

“Dengan beralihnya BBM (sebagai sumber energi) diesel ke listrik ini, tentu ada penurunan biaya. Sehingga petani Bojonegoro akan makin memperoleh keuntungan besar,” ucapnya.

“Saya berharap dengan teknologi energi yang murah ini mampu membangkitkan kembali generasi muda untuk menjadi petani,” imbuh bupati kelahiran Desa Dolokgede, Kecamatan Tambakrejo ini.

Sementara Pelaksana Tugas (Plt) Kepala DKPP Bojonegoro, Zainal Fanani, menambahkan, bahwa program ini menjadi bagian dari Quick Win Pilar Tiga, yaitu ketersediaan air bersih dan air persawahan. Dari total 143 unit pompa air di 110 desa yang tersebar di 13 kecamatan, 100 unit telah dikonversi ke tenaga listrik.

Konversi pompa air dari BBM ke listrik menggunakan spesifikasi yaitu instalasi listrik sebesar 13.200 watt, dinamo 7.500 watt dan pipa air sebesar 6 dim. Dengan konversi tersebut mampu mengairi lahan persawahan seluas 20 hektar.

“Lahan sawah 20 hektar itu rata-rata produktivitasnya 10 ton per hektar dan menghasilkan sekira Rp1,3 miliar per musimnya,” ujarnya.

Dengan konversi ini, efisiensi biaya dapat mencapai Rp200.000 per hari. Zainal Fanani menyebut, DKPP berkomitmen melanjutkan konversi hingga seluruh pompa air pertanian menggunakan listrik.

Langkah progresif ini dikatakan menjadi simbol dedikasi Pemkab Bojonegoro dalam menghadirkan terobosan nyata yang berdampak langsung pada kesejahteraan petani. Inisiatif ini tak hanya menjadi solusi teknis, tetapi juga membangun harapan baru untuk masa depan pertanian Bojonegoro yang lebih cerah dan modern.

“Demi keberlanjutan pertanian yang lebih hemat dan ramah lingkungan,” tegasnya.

Sekadar untuk diketahui, dalam seremoni itu dilakukan penandatanganan nota kesepakatan antara PLN dan Bupati Wahono, dilanjutkan dengan peninjauan langsung saluran irigasi dan pompa listrik di tepi Bengawan Solo bersama para petani.(fin)

»Follow Suarabanyuurip.com di
» Saluran WhatsApp Channel SuaraBanyuurip.com


Pos terkait