SuaraBanyuurip.com — Arifin Jauhari
Bojonegoro — Perum Bulog Kantor Cabang (Kancab) Bojonegoro, Jawa Timur, bakal tetap melanjutkan serapan beras sampai dengan akhir tahun 2025. Sebab program masih berjalan sampai target dapat terpenuhi hingga ujung tahun berkenaan.
“Programnya (serapan beras dan setara beras) tetap berlanjut sampai target terpenuhi dan atau sampai akhir 2025,” kata Pemimpin Cabang (Pincab) Perum Bulog Bojonegoro, Ferdian Darma Atmaja kepada Suarabanyuurip.com, Sabtu (3/5/2025).
Terkait serapan, pria berdarah Madura ini menyampaikan capaian realisasi di wilayah kerjanya, di mana meliputi Bojonegoro, Lamongan, dan Tuban. Realisasi dimaksud, mengacu data per 30 April 2025. Terdiri serapan gabah kering panen (GKP) sebanyak 39.214 ton, beras 11.305 ton, dan setara beras 32.238 ton.
“Secara persentase, serapan GKP tercapai 142 persen, beras 25,3 persen, dan setara beras (gabungan antara beras dan gabah yang dikonversi menjadi beras) mencapai 54 persen,” beber Ferdian, sapaan akrabnya.
Alumnus Institut Pertanian Bogor (IPB) ini menambahkan, sebab serapan beras masih berlanjut, pihaknya telah berupaya menambah gudang-gudang penyimpanan tambahan dengan sistem sewa.
“Kami sewa gudang beras ada dua lokasi di Lamongan yang sudah mulai terisi, kalau di Bojonegoro ada satu calon gudang sewa, sekarang dalam tahap melengkapi dokumen-dokumen,” ujarnya.

Terpisah, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Bojonegoro mengusulkan pembentukan tim pengendali harga gabah saat puncak panen raya. Hal itu bertujuan menjaga stabilitas harga gabah di waktu musim panen raya.
Latar belakang usulan itu ialah, karena dalam musim panen pertama yang berlangsung mulai Januari hingga April 2025 pemerintah belum bisa mengendalikan harga gabah. Sehingga, para petani masih menjual gabah panen di bawah harga pembelian pemerintah (HPP) senilai Rp6.500.
Pejabat Fungsional Bidang Sarana Prasarana dan Perlindungan Tanaman (Sarpras dan Perlintan) pada DKPP Bojonegoro, Yuni Arba’atun menuturkan, panen pada April tahun ini diperkirakan berasal dari luasan tanam Januari seluas 15.195 hektare dengan hasil produksi sekitar 88.136 ton gabah.
Untuk puncak panen raya pertama tahun ini, tercatat total produksi mencapai 350.580,81 ton dengan luas tanam sekitar 79.581,91 hektare per Januari, dan laporan bertambah menjadi 103.862,91 hektare hingga Maret 2025.
“Untuk menjaga harga gabah saat panen raya, diperlukan tim pengawasan harga yang terintegrasi, tidak hanya pengawasan pupuk seperti Tim KP3 (Komisi Pengawas Pupuk dan Pestisida) yang sudah ada,” tuturnya.
Selain usulan pembentukan tim pengendali harga, DKPP juga mendorong percepatan operasionalisasi Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Pangan Mandiri. BUMD ini diharapkan dapat menyerap hasil panen petani secara optimal sehingga harga gabah di tingkat petani tetap stabil dan tidak anjlok saat musim panen raya.
“BUMD Pangan Mandiri nantinya berperan penting dalam menyerap hasil pertanian petani, dengan begitu, stabilisasi harga bisa lebih terjaga,” imbuhnya.
Untuk diketahui, produksi tahunan gabah di Kabupaten Bojonegoro pada tahun 2024 lalu mencapai 883.114 ton. Sementara untuk pelaporan terkait musim tanam kedua saat ini mengalami beberapa kendala akibat kondisi cuaca yang tidak menentu. Namun Yuni menyebutkan, para petani saat ini sudah ada yang mulai melakukan penanaman, tetapi juga masih ada yang baru panen.(fin)