SuaraBanyuurip.com — Arifin Jauhari
Bojonegoro – Guna memastikan peningkatan kesiapsiagaan secara maksimal dalam menghadapi potensi risiko industri, Bupati Bojonegoro, Setyo Wahono, memantau langsung kegiatan Drill Pekerjaan Dalam Keadaan Bertegangan (PDKB) Table Top Exercise (TTX) Tahun 2025.
Acara yang diselenggarakan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) ini dipusatkan di Hotel Eastern Bojonegoro, Kamis (19/6/2025). Agenda ini merupakan simulasi kebencanaan yang secara khusus berfokus pada potensi kegagalan teknologi industri, terutama industri minyak dan gas bumi (migas).
Kegiatan ini melibatkan Forkopimda, Forkopimca, Pemerintah Desa (Pemdes) Ngampel, dan Sambiroto, Kecamatan Kapas, serta Pemdes Campurejo, Kecamatan Bojonegoro.
Tujuan utama perhelatan itu adalah untuk menguji sistem komunikasi dan koordinasi, menyamakan persepsi dan peran masing-masing pihak dalam penanganan bencana kegagalan industri, serta meningkatkan kesiapsiagaan dan kapasitas respons.
Selain itu, TTX ini juga bertujuan untuk menyusun dan menyempurnakan pedoman operasional, serta membangun sinergi lintas sektor berbasis pendekatan pentahelix (pemerintah, dunia usaha, akademisi, masyarakat, dan media) dalam membentuk sistem tanggap darurat yang tangguh dan berkelanjutan.
Kepala BPBD Bojonegoro, Heru Wicaksi mengatakan, fokus kegagalan teknologi industri dalam kegiatan ini terutama adalah berkaitan dengan fasilitas migas Pertamina EP Sukowati Field, dirancang untuk memperkuat koordinasi dan respons lintas sektor.
Latar belakang pelaksanaan TTX ini adalah potensi risiko kegagalan industri seperti kebocoran gas, tumpahan minyak, atau kebakaran di fasilitas Pertamina EP Sukowati Field. Jika hal hal itu tidak ditangani dengan cepat dan terkoordinasi dapat berdampak luas pada masyarakat dan lingkungan sekitar.
“Oleh karena itu, kegiatan ini sangat penting untuk meningkatkan kesiapsiagaan seluruh pemangku kepentingan,” kata Heru Wicaksi kepada Suarabanyuurip.com.
Sedangkan Bupati Setyo Wahono mengapresiasi kegiatan ini dan menekankan pentingnya kolaborasi seluruh elemen masyarakat dan pemerintah dalam upaya mitigasi dan penanganan bencana.
Hal ini disebutnya menunjukkan komitmen Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro dalam mempersiapkan dan melindungi masyarakat dari berbagai risiko bencana, termasuk yang spesifik terkait kegagalan teknologi di sektor industri.
Simulasi yang digelar sejalan dengan amanat Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana dan Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana.
Manfaat utama dari pelaksanaan TTX ini akan secara nyata terefleksikan dalam peningkatan perlindungan dan rasa aman bagi masyarakat Bojonegoro. Dengan adanya koordinasi yang lebih baik, respons yang lebih cepat, dan pemahaman yang lebih mendalam tentang penanganan bencana industri, keselamatan jiwa dan properti warga akan lebih terjamin.
“Kesiapsiagaan yang teruji ini juga akan meminimalisir dampak negatif yang mungkin timbul dari insiden industri, menciptakan rasa aman yang lebih besar bagi seluruh warga di sekitar fasilitas vital,” tandas Mas Wahono, sapaan akrab Bupati Bojonegoro.(fin/adv)