PEPC Gandeng Paratazkia Beri Edukasi Kebencanaan pada Pelajar di Sekitar JTB

Penanganan kebencanaan
Para siswa SMPN 2 Purwosari mendapat edukasi prinsip penanganan kebencanaan dari BPBD yang diselenggarakan PEPC dan Paratazkia.

SuaraBanyuurip.com — Arifin Jauhari

Bojonegoro — Operator lapangan gas Jambaran Tiung Biru (JTB), PT Pertamina Eksplorasi dan Produksi Cepu (PEPC) Zona 12 yang berada di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, menyelenggarakan edukasi prinsip penanganan kebencanaan pada anak usia sekolah sekitar wilayah operasi.

Kegiatan ini diselenggarakan oleh PEPC bersama mitra program di bidang pendidikan yaitu Yayasan Paratazkia. Edukasi prinsip penanganan kebencanaan pada anak usia sekolah itu dilakukan di SMPN 2 Purwosari. Meski durasinya lima jam, para siswa-siswi SMPN 2 Purwosari antusias mengikuti edukasi.

Agenda itu dimaksudkan untuk menumbuhkan sikap peduli dan tanggap Ketika terjadi suatu bencana. SMPN 2 Purwosari sendiri berada di Desa Pelem Kecamatan Purwosari, di mana terletak berdampingan dengan salah satu fasilitas Objek Vital Nasional yaitu jalur pipa gas Lapangan Gas JTB.

Edukasi prinsip penanganan kebencanaan pada anak usia sekolah ini diselenggarakan dengan melibatkan beberapa pihak, antara lain BPBD Bojonegoro, Maharesigana Stikes Maboro Bojonegoro, Taruna Siaga Bencana (Tagana) dari Desa Pelem, Dolokgede, Kaliombo, dan Bandungrejo.

Sekretaris Penanggulangan Bencana BPBD Bojonegoro, Ginuk Kartika menyampaikan apresiasi kepada PEPC dan mitra pelaksana programnya yaitu Paratazkia yang telah menginisiasi dan memfasilitasi kegiatan edukasi kebencanaan ini.

Menurut Ginuk, kerjasama yang baik antara para pihak dalam upaya mengedukasi masyarakat tentang kebencanaan sejak usia sekolah sangat tepat, agar potensi kebencanaan dari lingkungan sekitar dapat dipahami dengan baik sejak dini sehingga semua pihak memiliki goal dan tujuan yang sama dalam upaya mitigasi kebencanaan yang mungkin timbul.

“Ini menunjukkan bahwa PEPC sebagai perusahaan di bidang industry hulu migas memiliki memiliki goals yang sama dengan BPBD dalam hal penanggulangan kebencanaan,” kata Ginuk.

Ia menekankan bahwa penanggulangan kebencanaan bukan semata tanggungjawab BPBD, tetapi sudah semestinya semua pihak untuk dapat turut serta bahu-membahu dalam hal penanggulangan kebencanaan. Oleh karena itu, program Edukasi Prinsip Penanganan Kebencanaan Pada Anak Usia Sekolah yang dilaksanakan PEPC dinilai sangat positif, sebab dengan adanya program tersebut para generasi muda akan mengerti dan memiliki bekal ilmu yang baik mengenai penanganan kebencanaan.

“Jika terjadi bencana pada suatu wilayah para generasi muda ini telah memiliki rasa peduli dan dapat memahami hal apa yang harus dilakukan Ketika bencana terjadi maupun setelah bencana terjadi,” ujar Ginuk dalam keterangan tertulis diterima Suarabanyuurip.com, Kamis (19/09/2024).

Dalam kegiatan edukasi kebencanaan yang berlangsung pada Rabu, 18 September 2024, para siswa mendapatkan materi tentang konsep dasar kebencanaan, potensi kebencanaan dari lingkungan sekitar baik bencana alam maupun bencana karena kegagalan operasi industry, kemudian paparan penjelasan tentang konsep mitigasi kebencanaan hingga penanganan kebencanaan serta pasca kejadian bencana.

Sesi materi konsep teori ini kemudian dilanjutkan dengan pelaksanaan praktek pemberian pertolongan pertama pada kegawatdaruratan, dalam kesempatan ini dilakukan simulasi pertolongan pertama kegawatdaruratan pada kejadian kebocoran gas.

Edukasi prinsip penanganan kebencanaan yang menyasar pada anak usia sekolah ini adalah bagian dari program Desa Siaga Emergency Kebencanaan (Desaem), salah satu program pengembangan masyarakat PEPC Zona 12 yang telah disetujui oleh SKK Migas, sebagai salah satu wujud kontribusi keberadaan industry hulu migas dalam turut serta menumbuhkembangkan masyarakat di sekitar area operasinya.(fin)

»Follow Suarabanyuurip.com di
» Google News SUARA BANYUURIP
» dan Saluran WhatsApp Channel SuaraBanyuurip.com


Pos terkait