SuaraBanyuurip.com — Arifin Jauhari
Bojonegoro — Tim Pengembangan Inovasi Desa (TPID) sekitar Wilayah Kerja Pertambangan (WKP) Minyak dan Gas Bumi (Migas) Blok Cepu, memiliki upaya serius dalam menggali dan mengembangkan potensi desa dalam tujuan kemandirian ekonomi. Terbukti, tim dari 12 desa se Kecamatan Gayam, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, ini nekat “kulakan” (belanja) inovasi hingga ke Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah.
TIPD adalah tim yang dibentuk melalui musyawarah desa (musdes). Dalam pembentukannya didampingi oleh organisasi non profit Lestari Muda Indonesia. Mitra program yang digandeng oleh ExxonMobil Cepu Limited (EMCL). TPID diharapkan menjadi ujung tombak dalam menggali dan memetakan kekayaan inovatif di masing-masing desa.
Rombongan TPID se Kecamatan Gayam terdiri dari sekretaris desa, kaur perencanaan, serta tokoh masyarakat. Jumlah sebanyak 60 orang. Mereka diberikan fasilitas untuk melihat secara langsung berbagai kegiatan ketahanan pangan yang dikelola di Desa Purwasaba, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah.
Sekretraris Desa (Sekdes) Begadon, Priyono mengaku, mendapat pengetahuan berharga dalam kegiatan replikasi tersebut. Adapun usaha ketahanan pangan yang ditiru di Desa Purwasaba meliputi peternakan ayam petelur, kandang kambing, dan kolam ikan yang telah berjalan dengan baik dan memberikan dampak ekonomi bagi masyarakat.
Kunjungan itu, kata Priyono, menjadi ajang penting bagi desa-desa di Kecamatan Gayam untuk belajar dan meniru praktik baik dalam pengelolaan potensi desa. Karena secara potensi, Desa Purwasaba memiliki karakteristik yang mirip dengan desa-desa di Kecamatan Gayam, bahkan desa-desa di wilayah Gayam memiliki potensi yang lebih beragam dan besar untuk dikembangkan.
”Kegiatan ini sangat bagus bagi kami, karena potensi di Kecamatan Gayam tak jauh beda dengan di Purwasaba, boleh dikata identik,” katanya kepada Suarabanyuurip.com, Senin (10/11/2025).

Pascakunjungan, TPID Kecamatan Gayam berkomitmen untuk melakukan replikasi inovasi yang diperoleh dari Desa Purwasaba ke desa masing-masing. Pemetaan potensi desa dan sinergitas perencanaan menjadi kunci utama dalam mendorong pengembangan potensi desa yang berkelanjutan.
”Kunjungan kami itu bisa menjadi sarana belajar kami dalam mengelola program Gayatri dari Pemerintah Kabupaten Bojonegoro” sambung Ketua TPID Cengungklung, Yuli Pratini.
Dikonfirmasi terpisah, Manajer Program Lestari Muda Indonesia, Edi Prayitno membenarkan, kunjungan ke Desa Purwasaba demi belanja inovasi. Kunjungan pada pertengahan Bulan Oktober 2025 itu, kata dia, juga menegaskan pentingnya dukungan dari berbagai pihak, baik melalui kebijakan, penganggaran, maupun kerja sama antar desa.
”Dengan adanya dukungan multipihak, harapannya dapat mempercepat implementasi potensi desa menjadi Produk Unggulan Desa (Prudes) dan Produk Unggulan Kawasan Perdesaan (Prukades),” bebernya
”Kami akan melakukan pengawalan serta pendampingan kepada TPID se-Kecamatan Gayam untuk turut serta mengelola potensi desa itu menjadi icon desa” tegasnya.
Sebelumnya, PIC Program EMCL, Ali Mahmud, kala kegiatan sosialisasi TPID, Kamis 10 September 2025 lalu menegaskan komitmen perusahaan dalam mendukung pembangunan desa melalui program ikon desa. Ia memperjelas bahwa ikon desa yang nantinya dihasilkan akan disusun melalui Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Desa sebagai acuan pengembangan program.
“Kami juga sampaikan apresiasi atas dukungan pemerintah desa dan masyarakat terhadap kelancaran operasi Lapangan Banyu Urip yang dikelola EMCL,” ujarnya.(fin)






