SuaraBanyuurip.com – Samian Sasongko
Bojonegoro – Warga Desa Kalisumber, Kecamatan Tambakrejo, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur meminta pihak terkait terhadap program Corporate Social Responsibility (CSR) peternakan Kambing dari operator Migas Tiung Biru (TBR), Pertamina Eksplorasi dan Produksi (EP)Â Aset 4 Field Cepu di desanya segera digulirkan kembali.
Selain itu, warga juga kecewa terhadap kinerja mitra Pertamina EP, LSMÂ Lembaga Pengkajian Kemasyarakatan, dan Pembangunan (LPKP) yang tidak segera melakukan program tersebut. Oleh karena itu warga meminta agar Pertamina EP bekerja sama dengan Dinas Peternakan Pemkab Bojonegoro untuk melakukan pembinaan, dan pendampingan terhadap program tersebut.
“Kesepakatan awal perguliran dilakukan setahun sekali, yaitu setiap bulan Februari, tapi sampai saat ini perguliran tersebut belum dilakukan sama sekali,” kata Prapto warga Kalisumber kepada Suarabanyuurip.com ditemui di sekitar lokasi proyek TBR, Rabu (13/08/2014).
Dia mengaku, sangat kecewa dengan LSM LPKP sebagai pendamping program, karena tidak mampu menggulirkan program kepada warga yang belum mendapatkannya.
“Ingat saya ternak kambing bantuan dari Pertamina EP Aset 4 itu mulai berjalan pada bulan Februari 2013 silam,” jelas tokoh masyarakat desa ring satu TBR itu.
Dia tambahkan, jika permasalahan ini tak segera dilakukan penyelesaian tidak menutup kemungkinan akan menimbulkan gejolak sosial di sekitar TBR. Tentunya juga akan mempengaruhi proses aktifitas di TBR. Lain itu justru banyak warga Kalisumber lebih menghendaki program Kambing ini didampingi secara langsung oleh Dinas Peternakan Pemkab Bojonegoro.
“Intinya, warga sudah merasa tidak percaya lagi dengan LPKP. Sebab, tidak mampu memberikan pemahaman kepada warga penerima program untuk digulirkan. Justru, seakan dibiarkan bantuan Kambing itu terkesan sebagai milik pribadi warga penerima pemula,” imbuhnya menerangkan.
“Yang jelas LPKP saya rasa tidak berasil mendampingi program kambing. Jadi, untuk apa ribet-ribet kalau LPKP menyepelekan warga ya kita demo saja biar segera diganti. Saya yakin Dinas Peternakan Bojonegoro juga mampu menjadi pendamping,” sambung Juari warga Kalisumber lainnya.
Terpisah, tim LPKP yang bertugas di lapangan, Arif Hidayat, saat dikonfirmasi terkait kejelasan perguliran program budidaya ternak Kambing di Kalisumber hingga berita ini diturunkan belum memberikan jawaban.
Sekedar diketahui, program budidaya Kambing tersebut didapat warga setelah melakukan aksi demo di lokasi TBR-A pada kisaran tahun 2013 silam. Kala itu warga menutup jalan masuk lokasi TBR-A. Penutupun itu dilakukan lantaran warga merasa terkena dampak dari aktifitas proyek.
Salah satunya adalah suara bising sehingga warga menuntut agar diberikan kopensasi secara tunai. Namun, akhirnya sesuai kesepakatan diberikannya program ternak Kambing tersebut. (sam)