SuaraBanyuurip.com – Ririn Wedia
Bojonegoro – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro, Jawa Timur menyebutkan, selama 2016 telah terjadi empat kali bencana di industri migas. Kebanyakan adalah kebocoran gas Hydrogen Sulfida (H2S).
“Kejadian pada tahun lalu ada di Lapangan Banyuurip, Blok Cepu, oleh ExxonMobil Cepu Limited dan Lapangan Sukowati, Blok Tuban oleh Joint Operating Body Pertamina Petrochina East Java,” ujar Kepala BPBD Bojonegoro, Andik Sujarwo, kepada suarabanyuurip.com, Rabu (25/1/2017).
Akibat bencana yang terjadi tersebut sejumlah warga yang tinggal di sekitar wilayah operasi mengalami gejala keracunan. Seperti mual, muntah, dan pusing.
“Namun tidak menimbulkan korban jiwa,†tukasnya.
Data dari BPBD Bojonegoro, kebocoran gas yang terjadi di Lapangan Banyuurip akibat kegiatan commissioning (uji coba) menimpa warga di Desa Mojodelik, Kecamatan Gayam, terjadi dua kali pada Oktober 2016 dan satu kali pada 18 Desember 2016.
Kemudian di Pad A Lapangan Sukowati di Desa Campurejo, Kecamatan Bojonegoro, terjadi pada 1 Februari 2016 dan 25 April 2016.
Penanganan kebocoran gas di Lapangan Sukowati dilakukan oleh Penanganan Keadaan Darurat Bencana (PKDB) yang diketuai Komandan Kodim 0813 dengan anggota jajaran instansi terkait.
“Sementara di Blok Cepu langasung ditangani pemdes dan operator migas,” pungkasnya.(rien)