SuaraBanyuurip.com -Â Teguh Budi Utomo
Surabaya – Sebanyak 83 pelukis dari berbagai kabupaten dan kota di Jawa Timur menggelar pameran lukisan secara virtual. Perhelatan ini menjadi bagian dari upaya Pemprov Jatim, dalam mencarikan ruang untuk perupa agar tetap memiliki eksistensi.
“Pameran secara virtual ini untuk menginformasikan kepada masyarakat luas, dan pasar yang lebih luas,” kata Sekdaprov Jatim, Heru Tjahyono, saat membuka pameran lukisan virtual bertajuk “Harmoni Seni Rupa Jawa Timur” di Taman Budaya Jatim, Selasa (27/10/2020) malam.
Dalam pameran bekerjasama dengan situs pasarlukisan.com tersebut, karya yang terekspose selama dua minggu akan diganti dengan karya perupa lain yang tidak ikut pameran. Setiap pelukis mengirim satu karya yang sebelumnya diseleksi tim terdiri dari Agus Koecink (Surabaya), Wahyu Nugroho (Pasuruan), dan Syarifudin dari Malang.
Heru Tjahyono mengatakan, meskipun pandemi menyempitkan beraktifitas, namun Pemprov Jatim tetap mencarikan ruang bagi para seniman, khususnya para pelukis untuk tetap berekspresi melalui pameran secara virtual.
“Memang kesan orang tentu berbeda melihat lukisan melalui handphone, dengan melihat lukisan secara aslinya,” kata Heru.
Ditambahkan, jika melihat lukisan secara fisik akan mendapatkan rasa dan misteri dari lukisan tersebut. Oleh karena itu diperlukan inovasi-inovasi lagi, misalnya pameran lukisan secara outdoor, di tempat terbuka, agar tetap dapat menerapkan protokol kesehatan.
Heru berharap agar Disbudpar Jawa Timur dapat mengkolaborasi antara pameran lukisan dengan destinasi pariwisata yang ada di Jawa Timur, misalnya pameran lukisan dengan latar belakang air terjun Coban Rondo di wilayah Kecamatan Pujon, Kota Batu. Atau di tempat lain.
Sebelumnya Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jatim, Sinarto menyatakan, pameran secara virtual ini diselenggarakan sebagai kepedulian Pemprov kepada masyarakat di wilayah seni rupa.
“Pameran ini bisa diakses oleh masyarakat bukan saja yang tinggal di Jawa Timur tetapi juga secara global. Mereka setidaknya dapat memantau pergerakan seniman Jatim,” katanya.
Sedangkan Kepala Galeri Nasional, Pustsnto, melalui aplikasi virtual mengatakan, pihaknya l mengapresiasi pameran virtual pelukis Jawa Timur tersebut.
“Pameran secara online memang berbeda dengan pameran offline, tetapi sisi baiknya pameran secara online tidak memiliki batas ruang, sehingga karya-karya yang dipamerkan bisa diakses oleh masyarakat kapan saja, dan di mana saja mereka berada,” kata Pustanto.
Agus Koecink, salah satu tim seleksi menilai karya-karya yang akan dipamerkan secara virtual ini amat variatif, meliputi genre dekoratif, naturalis, abstrak, surealis dan sebagainya. Mereka itu mengikuti pameran dengan sistem undangan dan open call. Mereka, kata Agus Koecink, sangat antusias untuk mengikuti kegiatan ini.
“Di tengah masa pandemi ini, saya lihat semangat mereka untuk terus berkarya patutlah dihargai. Ini menandakan masyarakat seni di Jawa Timur terus bergerak mencipta, dan memang perlu diwadahi,” kata Agus Koecink. (tbu)